[caption id="attachment_384859" align="aligncenter" width="587" caption="Benarkah SBY tidak jujur soal Petral? (foto; kompas)"][/caption]
|Trending Article| Pembubaran Petral memakan “korban”. Mantan Presiden SBY yang “berkuasa” selama 10 tahun di era reformasi langsung mendapatkan serangan bertubi-tubi sebagai pihak yang dianggap paling bertanggung jawab “mengapa Petral tak dibubarkan?”. Yang paling menohok adalah serangan Menteri ESDM Sudirman Said yang mengatakan bahwa upaya pemberantasan mafia migas, selalu berhenti di meja SBY. SBY “berang” dan langsung memberikan penjelasan bahwa apa yang dituduhkan oleh Sudirman Said adalah fitnah belaka dan yang bersankutan harus klarifikasi. Keberatan SBY selengkapnya bisa dibaca di artikel sebelumnya berjudul; Tolong, Jangan Salahkan SBY Terus! dan meskipun penulis bukan kompasianer kesayangan Jokowi, artikel tersebut ternyata tetap mejeng juga di kolom TA kompasiana. Hehe..
Penjelasan SBY tersebut ternyata tidak membuat para penyerang berhenti sampai si sini saja. Bahkan lebih jauh beberapa pihak “menekan” agar SBY bersikap jujur supaya polemik soal pembubaran Petral dan mafia migas menjadi jelas. Karena pembubaran Petral sendiri (kabarnya) terkait erat dengan pemberantasan mafia migas. Pihak-pihak yang terang-terangan meminta SBY untuk jujur saah satunya datang dari pengamat energi dan politik nasional, yakni Direktur Eksekutif Indonesia Mining and Energy Studies (IMES) Erwin Usman serta pengamat politik Para Sindycate Jusuf Suroso.
Pemberantasan mafia migas terkait erat dengan pembubaran Petral. Menurut Jusuf Sudirman ketika menyatakan masalah tersebut tentu punya data dan hasil laporan, termasuk dari tim yang dipimpin Faisal Basri. Pernyataan Menteri ESDM bukan tanpa dasar atau asal bunyi. Pengakuan Dahlan Iskan jelas. Sudah tiga kali mendiskusikan rencana likuidasi Petral dengan SBY (2012). Namun keinginan membubarkan Petral itu selalu kandas. ”Ada apa SBY dan Petral, ketika masalah tersebut terbuka, dia kebakaran jenggot,” ujar Jusuf. Jika SBY menginginkan kebenaran, menurutnya, harus ada kejujuran supaya tidak timbul fitnah. (sm.cetak)
Sementara itu, Erwin Usman menilai Sudirman lah yang telah mengawali membuka permasalahan mafia migas dan pembubaran Petral kepada publik. Maka, Sudirman pun harus menjelaskan masalah itu kepada publik dengan sejelas-jelasnya dan tidak berusaha mengakhiri dengan ketidakjelasan. ”Dia yang mulai, dia yang harus klarifikasi,” tandas Erwin. Kalau Sudirman berani mengatakan, bahwa pembubaran Petral sering berhenti di meja presiden ketika SBY memerintah, sementara SBY mengaku selalu berupaya agar mafia-mafia di segala bidang, termasuk mafia migas, diberantas, maka Sudirman harus membuka sejelas-jelasnya, jangan malah diam saja.
SBY menegaskan, pada masa pemerintahannya tidak pernah ada usulan pembubaran Petral. ”Tidak ada yg mengusulkan ke saya agar Petral dibubarkan. Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada pasti sudah saya tanggapi secara serius,” tulisnya. SBY juga mengaku sudah menanyakan hal tersebut kepada mantan Wakil Presiden Boediono dan lima menteri terkait. ”Apakah memang pernah ada usulan pembubaran Petral? Semua menjawab tidak pernah ada,” ucapnya. Atas apa yang disampaikan Sudirman itu, SBY mengaku masih menunggu klarifikasi dari pihak-pihak terkait.
Anehnya, setelah pernyataannya membuat tersinggung SBY, Sudirman tak ingin lagi berbicara soal pembubaran Petral. Alasannya, masalah Petral hanya sebagian dari upaya pembenahan di bidang minyak dan gas bumi (migas). Dia juga menegaskan, urusan migas mencakup dari hulu hingga hilir. Pemerintah merasa penataan investasi, terutama di hulu sangat mendesak. Pasalnya, cadangan migas Indonesia terus menurun. Bahkan diundang oleh DPR untuk klarifikasi pun, Sudirman Said mangkir, ada apa ini? Pertanyaan yang kemudian muncul dan masih menjadi teka-teki, siapa sebenarnya yang tidak jujur? SBY atau Sudirman Said?
Met Pagi Kompasiana!
Semua tentang Petral;
Meski Petral Bubar Tapi Kenapa BBM Tetap Mahal?
Petral Bubar, ISC Jadi Rumah Baru Mafia Migas?
PSSI Dibekukan Dapur Pesepak Bola Terancam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI