Mohon tunggu...
Muhamad Habib Koesnady
Muhamad Habib Koesnady Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Teater

Mempelajari Seni

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Panggil Kamu Wanggi, Bukan Gombloh!

4 Desember 2022   00:30 Diperbarui: 4 Desember 2022   00:48 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menjadi semakin yakin bahwa "diam" dalam konsep pantomim yang Wanggi pilih bukan hanya sekadar pilihan bentuk teater, tetapi juga memiliki muatan gagasan.

Namun kemudian, ketika Wanggi membawakan monolog Panggil Aku Gombloh, keyakinan saya memudar. Wanggi sekarang sudah bisa "bicara". Saya tidak bisa lagi "memakna-maknai" bahwa pilihan Wanggi untuk "diam" sebagai konsekuensi bentuk pantomim adalah "pilihan ideologis". Lalu, pasca-Gombloh apakah Wanggi akan "berhenti diam" dan melanjutkan kata-kata?

Jakarta, 3 Desember 2022
Muhamad Habib Koesnady

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun