Mohon tunggu...
Abang Rahino S.
Abang Rahino S. Mohon Tunggu... Freelancer - Pembuat film dokumenter dan penulis artikel features

A documentary film maker & feature writer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dari Saya untuk Adik Tasniem Fauzia Rais

2 Juli 2014   17:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:50 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Adik Tasniem Fauzia di Nijmegen, Belanda,

Surat terbuka adik untuk Pak Jokowi sungguh bagus "ing ngatase" (walau pun) adik relatif masih muda tapi sudah memikirkan nasib bangsa dan negara. Lanjutkan kekritisan semacam itu dan teruskan perjuangan memikirkan dan berbuat untuk kemaslahatan bangsa Indonesia, dengan.catatan-catatan bekal dari saya orangtua yang sudah dua tahun lagi masuk usia pensiun:

Pertama, sebagai pegiat network marketing tentu adik paham apa itu momentum. Pak Jokowi mengambil kesempatan adanya momentum itu. Dengan nyapres tidak berarti pengabdiannya untuk Jakarta berhenti, justru sangat mungkin lebih besar. Pada saat bersamaan dia melakukan multiplikasi. Paham 'kan istilah itu, kita 'kan sama2 pegiat network marketing, jadi kita bisa sebahasa.

Kedua, teman saya SMA yg sekarang jadi wartawan senior di koran nasional utama juga bilang kurang lebih seperti pendapat adik Tasniem: "Jokowi tidak mampu mimpin Jakarta yg berpenduduk 9 juta sementara pengalaman dia hanya walikota Surakarta kota kecil di Jateng..."

Tapi sejarah membuktikan lain, bukan? Belum genap dua tahun karya-karya dia cukup fenomenal di Jakarta. Tapi itu jika adik mau dengan jernih mengakuinya dan mengerti konteks permasalahan yang dihadapinya di DKI seperti Tanah Abang, Waduk Pluit, Waduk Riario dan berbagai revitalisasi pasar tradisional dan terminal bis. Tapi kalau adik sudah membentengi diri dengan sikap "like or dislike, memang saya tidak bisa bicara banyak dengan Anda. Saya memiliki 36 foto berbagai lokasi di DKI yang membandingkan sebelum dan sesudah ditangani rejim Jokowi-Ahok.

Boneka Megawati? Hmmm...adik ini seperti bukan orang Timur saja. Jangan lupa dik, bahwa kepada orang yang lebih tua dan lebih berpengalaman kita harus hormat dan menimba ilmu dari mereka. Apalagi, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Megawati adalah mantan Presiden kita. Lagipula Megawati adalah Ketua Umum parpol di mana Jokowi adalah kadernya. Sangat wajar jika Jokowi tunduk pada Ketua Umumnya.

Adik Tasniem, dari mana adik tahu bahwa uang kita ribuan trilyun bocor, dan sejumlah itu yang akan diselamatkan Pak Prabowo untuk menopang program-program beliau? Mungkin dik Tasniem (dan juga Pak Prabowo dan Timses beliau) perlu belajar lagi untuk memahami apa yang diartikan dengan istilah kebocoran anggaran, sehingga tidak slip of tongue dalam beretorika. Ya, belajar lagi ya, Nak.

Adik tanya keberanian Jokowi renegosiasi dengan TNCs (Trans-National Corporations)? Sekarang saya balik tanya, apakah adik Tasniem pernah dengar tidak Jokowi memerintahkan Ahok untuk mengusir World Bank keluar dari keikutsertaan membiayai proyek-proyek di DKI karena mereka arogan? Apakah adik Tasniem pernah tahu ada pejabat Indonesia lain yang berbuat seperti itu demi menjaga martabat dan harga diri bangsa kecuali Jokowi dan Bung Karno?


Adik Tasniem mencurigai Jokowi antek AS semata karena pemberitaan di Fortune? Pertama, bagaimana dengan berbagai pemberitaan positif di berbagai media Timteng, pujian dari Palestina dan juga dari pemberitaan di Eropa? Please be balanced in developing your judgements, dik Tasniem.

Media darling? Memang adik Tasniem punya masalah ya jika ada orang atau pejabat publik yang extraordinarally berprestasi lalu jadi bahan pemberitaan media? Itu sangat alamiah dik, dan Jokowi deserves of it karena dia memang pejabat publik yang masuk kategori itu. Keuntungan Jokowi adalah dia DKI-1, sebuah jabatan nomor satu di provinsi paling prestisius di Indonesia. Sehingga memang Ibu Risma dari Surabaya atau seorang Bupati di Sulselbar (maaf saya lupa nama beliau, yang jelas seorang Guru Besar Unhas), tidak segencar Jokowi pemberitaannya. Padahal mereka juga keren seperti Jokowi.

Hmmm...agaknya adik Tasniem ini adalah korban dari sebuah peradaban militeristik. Pengabdian dan pengorbanan untuk nusa bangsa tidak harus gugur di pertempuran. Apakah adik Tasniem berasumsi bahwa sebagai panglima tertinggi AB,  Ratu Elizabeth II misalnya, akan angkat bedil dalam peperangan membela bangsanya? Please be matured and realistic in addressing your ideas, adik! Adik Tasniem kelak juga sangat berhak dan sangat saya anjurkan untuk nyapres mungkin di tahun 2024, dan tidak perlu berpikir harus jadi anggota TNI terlebih dahulu.

Demikian dik Tasniem dari saya di Sleman, tepatnya di Kecamatan tetangga adik, Ngemplak. Salam hormat untuk ayah dan ibu adik: Bpk/Ibu Amien Rais. Oh iya BTW, bagaimana perkembangan bisnis adik di Oriflame? Semoga maju ya jaringan adik. Saya juga punya banyak teman, terutama para perempuan, yang bergiat di produk ini. Saya tidak berpretensi pasang iklan Oriflame lho dik,...lha wong saya bukan membernya koq.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun