Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Turki Haramkan Udaranya untuk Rusia, Halal buat Nato

28 November 2015   03:00 Diperbarui: 6 Mei 2019   20:09 2552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : The NY Pos

Akhir-akhir ini media massa dunia semakin fokus mempelajari alasan Turki menembak jatuh pesawat tempur Rusia Su-24 yang terjadi pada Selasa (24/11) pagi di dekat perbatasan Suriah dan Turki. Timbul pro dan kontra tentang posisi pesawat Rusia tersebut dibandingkan dengan sejumlah pernyataan Turki beberapa saat setelah peristiwa penembakan oleh Turki itu terjadi.

Beberapa alasan atau pernyataan Turki menembak jatuh pesawat militer Rusia tersebut adalah :

  • Melanggar batas wilayah udaranya
  • Sesuai aturan negara dan peraturan penerbangan militer internasional
  • Mempertahankan kehormatan bangsa dan negara
  • Jet tempur Rusia tersebut telah diperingatkan 10 kali dalam interval 5 menit
  • Dan lain-lain alasan yang menurut Turki dan anggota NATO membenarkan langkah Turki tersebut.

Mengacu pada alasan terakhir disebut di atas sebagaimana yang disampaikan dalam surat berkode "Sangat Penting" oleh Dubes Turki untuk PBB, Halit Cevik yang  ditujukan kepada Ketua Dewan keamanan PBB dan tembusannya untuk Umum PBB, Ban Ki-moon pada 24 Nopember 2015 atau sehari setelah peristiwa yang menegangkan dunia itu terjadi banyak pengamat menjadi bertanya-tanya kembali tentang pernyataan sesungguhnya Turki seperti apa sesungguhnya.

Dalam surat itu disebutkan alasan penembakan Su-24 Rusia antara lain dalam rangka menjaga keamanan dan kedaulaan negara. Selain itu juga menyampaikan kronologinya secara singkat terjadi peristiwa tersebut.

Menarik bagi kita adalah pembahasan media massa yang meragukan pernyataan tersebut meski ada juga yang masuk akal. Akan tetapi secara keseluruhan adalah mempertanyakan durasi pelanggaran selama 17 detik itu yang berpotensi mengubah dunia akibat kekhawatrian yang sangat dalam tentang terjadinya PD-3.

Kini media massa internasional banyak meragukan pernyataan surat Dubes Turki untuk PBB di atas dengan alasan sebagai berikut :

  • Jika Su24 Rusia melanggar wilayah Turki sedalam 1,35 mil atau sepanjang 1,15 mil dengan kecepatan maksimal Su-24 mencapai 1.550 km/jam mungkinkah peringatan tersebut dapat terjadi 10 kali dalam durasi 5 menit? Padahal dengan kecepatan maksimal seperti itu Su-24 hanya memerlukan waktu sekitar 25 km permenitnya (15.500 bagi 60 menit) atau dalam hitungan detiknya 0,4 detik untuk menempuh 1 km.
  • Dengan demikian jika penyusupan yang dituduhkan Turki itu sejauh 2,55 km (pada kedalaman masuk wilayahnya 2,8 km) berarti waktu yang dipakai Su-24 untuk menempuh 2,55 km itu hanya 1 detik. Bahkan apabila kecepatan pesawat itu dibawah kecepatan maksimal (misal 1000 km/jam) maka waktu yang dibutuhkan untuk melintasi "rute haram" tersebut tidak sampai 7 detik.
  • Jika ditambah dengan saat lepasnya Su-24 dari posisi batas wiayah Turki selang 10 detik kemudian maka hanya memerlukan waktu 17 detik saja merontokkan nasib pesawat dan awak pesawat tersebut.
  • Jika penembakan terjadi dalam wilayah Turki dalam durasi pelanggaran wilayah udara selama 1 detik sangat terasa naif rasanya karena Turki cukup memaksa grounded untuk menurunkan pesawat itu ke bandara terdekat dalam wilayah Turki. Dan jika penembakan itu terjadi berselang 10 detik kemudia (di luar wilayah Turki) maka akan lebih naif lagi rasanya karena posisi pesawat sudah keluar dari zona pelanggaran wilayah yang dituduhkan.
  • Meski Turki merilis (publikasi) peringatan dari awak pesawat F-16 yang ditugaskan melakuka patroli wilayanya yang disebutkan memperingatkan hingga 10 kali dalam durasi 5 menit hal itu justru memperlihatkan kekonyolan yang teramat sangat mengingat durasi 5 menit untuk peringatan sampai 1o kali itu menandakan Su-24 masih jauh dari perbatasan Turki atau bisa saja telah jauh meninggalkan wilayah pelanggaran yang dituduhkan Turki.

Dengan demikian surat Dubes Turki untuk PBB yang dibocorkan oleh Wikileaks dan Al-Jazera kepada publik di atas sekali lagi semakin menampar wajah Turki sendiri karena bertendensi diluar logika menurut analisa banyak pengamat.

Ironisnya meski demikian tanda tanya dunia, Erdogan menyatakan tidak akan meminta maaf pada Rusia atas pelanggaran yang telah sering terjadi oleh pesawat tempurnya yang sejak  dua bulan terakhir hadir di Suriah dalam kampanye anti ISIS. Akibatnya sejumlah pengamat menyebut sejumlah pelanggaran Turki di atas wilayah Yunani sepanjang 2014 saja terjadi 2244 kali dan pada 2013 terjadi 636 kali. Sumber : dailycaller.

[caption caption="Sumber http://dailycaller.com/2015/11/24/"]

[/caption]

Beberapa pengamat bahkan menilai dan membandingkan berapa kali pesawat negara NATO lainnya yang memburu ISIS melintasi wilayah udara Turki tapi tidak mendapat respon apapun. Jika hal itu karena memang seharusnya dan sepantasnya karena terikat dalam traktat aliansi NATO lalu mengapa Turki sangat tidak nyaman dengan Rusia yang juga jelas-jelas memerangi ISIS.

Mungkin saja hal itu karena berseberangan konsep dalam meruntuhkan tembok rezim Bahsar al-Assad atau akibat permusuhan klasik dan sejati antata NATO (terutama AS) dan Rusia dalam perlombaan merebut pengaruh di kawasan Timur Tengah atau apalah alasan lainnya yang membuat Turki pantas menauhi atau memusihi diam-diam Rusia. Akan tetapi patut diingat adalah dlam pertemuan Erdogan dan Putin di Kremlin pada Agustus lalu, Erdogan telah memberi lampu hijau dan siap bekerjasama dengan Rusia dalam upaya memerangi ISIS di kawasan Suriah dan Irak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun