Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mobil Ambulans Tidak Perlu Dikawal "Voorijder Dadakan" dan Pengantar Jenazah Agresif

21 Juni 2021   03:45 Diperbarui: 16 Agustus 2021   16:13 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : autoindustriya.com

Pada 20/6/2021 di Marunda, Jakarta Utara, sebuah truk kontainer dipecahin kaca depannya oleh rombongan pengantar jenazah. Posisi truk itu memang ditengah meskipun demikian rombongan dan ambulans itu masih dapat melalui dari sisi kiri jalur mereka.

Pada 23 April 2021 di Makassar, serombongan Vorrajder dadakan menerobos tol Reformasi Makassar. Petugas tol yang melarang rombongan motor voorijder melintasi tol malah dikeroyok.

Jika keresahan seperti ini masih terjadi suatu saat akan terjadi pergesekan antara masyrakat dan pengguna jalan dengan rombongan pengantar jenazah atau vorijder dadakan akibat luncurnya rasa simpati pada rombongan pengantar jenazah.

Dua dekade lalu, ketika melihat ada yang mengantar jenazah orang seketika berhenti tanpa disuruh Voorijder dadakan dan pengantar jenazah agresif. 

Orang membaca doa pengampunan dan merasa bakal menyusul. Selain itu menunjukkan simpati pada keluarga yang ditinggalkan.

Tapi kini jenazah pun merasa dipermainkan oleh para pengantar dan pengawal anarkis.

Ada baiknya pihak berkompeten segera mengambil langkah baru dengan terbitnya aturan baru mengganti PP no 43/1993 di atas dan petugas kepolisian melaksanakan sosialisasi tanpa kenal lelah sehingga nyaman seperti dahulu. Voorijder dadakan dan pengantar jenazah agresif tidak terlihat lagi.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun