Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cegah Mafia Pembakar Hutan agar Tidak Bencana Seperti Brasil

14 Juni 2020   17:53 Diperbarui: 14 Juni 2020   20:00 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration Picture. The Brazilian Amazon burns in the state of Rondnia in 2019. Image Victor Moriyama/Greenpeace.

Deforestasi di Brazil (Brasil) telah biasa dan telah lama terjadi baik legal amupun ilegal. Lahan hutan digunduli untuk tujuan kontra produktif dengan pelestarian alam, misalnya pembangunan perkotaan, pabrik, komplek perumahan, peternakan, perkebunan sayuran dan sebagainya. Dan itu telah terjadi sejak ratusan tahun lalu.

Tetapi deforestasi yang terjadi pada masa inkubasi corona virus sejak Januari 2020 lalu hingga kini sangatlah luar biasa. Kecepatan penggundulan hutan melebihi kecepatan serangan Covid-19 tulis CNN. 

Sumber lain, NYT Times mencatat penjualan Buldozer salah satu alat penting dalam deforestasi meningkat pesat (200%) selama periode Januari - April 2020 di Brazil.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Institut Nasional untuk Penelitian Luar AngkasaBrasil (INPE) deforestasi hutan Amzon atau disebut juga "Amazonia" saat ini (2020) adalah yang terburuk sejak 2007 atau 13 tahun lalu.

Sebuah alat sistem pemantau (DETER) yang memetakan kawasan defeorstasi seantero Brasil mencatat rekor mengerikan. Hutan Amazon telah berkurang sebanyak 464 Km (464.000 meter) hampir 10 kali luas Manhattan, AS pada April 2020 saja. Jika dihitung dalam setahun terakhir sampai 30 April 2020telah berkurang 9.320 km persegi. 

Dampaknya tidak jauh dari bencana kemanusiaan karena untuk tujuan deforestasi biasanya lahan itu dibakar lebih dahulu. Proses pembakaran di hutan Amazon pada 3 bulan pertama 2020 saja mencapai 800 km persegi, lebih tinggi 51% dari periode sama tahun 2019 lalu. Sumber : Mongabay.com edisi 18 Mai 2020 lalu. 

Mungkin terlalu dini mengatakan meningkatnya penderita Covid-19 terkait dengan sejarah pembakaran hutan paling merusak di Brasil saat ini, akan tetapi fakta telah memperlihatkan semakin banyak orang mengalami gangguan pernafasan pada bulan April 2020 terkait pembakaran hutan tersebut.

Pada bulan April 2020 saja orang meninggal dunia meningkat 51% akibat gangguan pernafasan seiring dengan meningkatnya pembakaran hutan secara massif di kawasan hutan hujan Amazon di jantungnya Brasil.

Hingga hari ini 14 Juni 2020, Brasil telah menjadi negara kedua dunia tertinggi Covid-19 setelah AS. Sebaran corona virus dalam 7 besar negara bagian adalah : Sao Paolo 162.600 orang;  Rio de Jenairo 75.970; Ceara (73.883);  Para (64.500); Maranhao (55.700) dan Amazonas (54.005) serta Pernambuco (43.004).

Rio de Janairo berpenduduk lebih 6 juta orang tidak dalam kawasan pembakaran lahan deferostasi. Tetapi kawasan lainnya termasuk bagian pedalaman Sao Paolo adalah kawasan cekungan hutan Amazon menjadi target pembakaran lahan setiap tahunnya.

Penulis belum dapat menyajikan informasi sejauh apa masing-masing negara bagian di atas kebakaran hutannya berkorelasi secara langsung dengan jumlah korban covid-19. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun