Di zaman serba teknologi informasi dan terbuka seperti ini tidak ada informasi dari luar yang tidak bisa tembus ke dalam lembaga pemasyarakatan (LP) atau lapas, rumah tahanan (rutan) atau penjara.
Meskipun para napi dilarang menggunakan telepon (HP) dan sejenisnya tapi bukan rahasia lagi napi menggunakan handphone dengan leluasa dalam tahanan dan mendapatkan berbagai informasi dari luar.
Napi mengendalikan bisnis dari ruang tahanan bukan hal yang aneh lagi. Napi melakukan tindak penipuan dari ruang tahanannya juga hal yang sudah biasa, apalagi napi membaca dan menyimak aneka informasi dari media juga bukan hal yang aneh lagi.
Terkait yang terakhir, informasi perkembangan wabah Covid-19 (corona) yang telah melanda hampir seluruh negara di dunia ini juga telah diketahui oleh para napi.
Bagi tipe napi berpendidikan tinggi pasti akan lebih mudah memahami perkembangan Covid-19. Lain halnya dengan tipe napi kurang pengetahuan, cuma mengandalkan informasi hoaks, jadi lain masalahnya.
Tetapi kedua tipe napi tersebut lama-lama bisa juga termakan informasi hoaks ketika membandingkan dengan situasi dan kondisi sesungguhnya di lingkungan tempat mereka dipenjara, bisa jadi muncul kegelisahan akut di dalam penjara dan berakhir dengan kerusuhan.
Berkaca pada aneka kerusuhan yang terjadi selama ini awalnya dipicu persoalan-persoalan biasa misalnya pertengkaran sesama napi dan kurangnya mendapat perhatian pengurus LP atau penjara pada kebutuhan utama alias kurang manusiawi.
Kebutuhan utama yang dimaksud misalnya soal air bersih, soal air minum, soal sanitasi, WC, dan sejenis dengan itu dan tampaknya itu adalah sesuatu yang wajar-wajar saja karena para napi tidak menuntut kamar tahanan yang luas dan lapang serta alas tidur nyaman apalagi ber AC.
Ketika persoalan-persoalan itu terakumulasi lalu masuk pemberitaan hoaks yang membuat mereka menjadi lebih khawatir tentu saja di situlah momentum ledakan kerusuhan itu terjadi.
Sebut saja salah satu informasi yang diterima sekarang adalah tentang wabah corona (Covid-19) yang telah menjadi pandemi bagi seluruh dunia. Para napi lalu mendapat informasi proses penularan serta dampaknya (digambarkan) sangat mengerikan oleh para pembuat hoaks, lalu ditelan bulat-bulat oleh para napi.
Jelas sekali arahnya untuk menciptakan phobia corona di dalam rutan dan berpotensi jadi kerusuhan.