Barulah pada hari ini beberapa jam lalu pejabat Iran mengeluarkan pernyataan resmi bahwa sebab peristiwa tersebut adalah karena kesalahan Iran akibat human error.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan angkatan bersenjata negaranya melakukan kesalahan menembak jatuh pesawat komersial Ukraina jenis Boeing 737-800 nomor penerbangan PS752 yang menewaskan seluruh penumpang dan kru pesawat berjumlah 176 orang.
Meskipun pemerintah Iran telah menyampaikan pengakuan dan permohonan maaf bahkan penyesalan mendalam peristiwa ini memperlihatkan keteledoran Iran karena tidak mengantisipasi penerbangan domestik pada hari yang sama saat mereka sedang menyerang pangkalan AS.
Seharusnya pada hari itu Iran menutup ruang udaranya dari dan ke dalam Iran untuk seluruh penerbangan domestik. Tiga jam setelah menyerang pangkalan AS dan tidak adanya respon AS setelah serangan itu tidak berarti segalanya berjalan dengan aman.
Apakah pesawat komersial Ukraina itu telah dilarang terbang tapi meminta izin terbang perlu ditelusuri lebih lanjut mengingat pada saat itu bukanlah kondisi yang baik untuk melakukan penerbangan.
Pernyataan Presiden Iran Hasan Rouhani bahwa peristiwa itu adalah kesalahan tak termaafkan menandakan betapa konyolnya Iran (jika tak pantas disebut memalukan) ditengah ketegangan dengan AS.
Jelas memalukan karena (meskipun tidak dikehendaki) faktanya tidak ada satupun tentara AS yang jadi korban di pangkalan AS akibat serangan ketegangan tersebut. Sebaliknya Iran malah mempertontonkan atraksi salah tembak yang menimbulkan drama bencana terhadap dunia penerbangan komersil.
Tampaknya ke depan Iran tidak bisa lagi menyalurkan hegemoninya melalui ancaman, cacian, makian, marah, dan emosi dan aneka sikap kebencian menghadapi AS dan sekutunya karena hal itu terbukti tidak membantu Iran.
Posisi Iran dalam kancah perang Suriah juga menjadi bulan-bulanan Israel tanpa bisa membalas sama sekali adalah bukti sesungguhnya tak sesuai gertakan Iran dengan perbuatannya.
Oleh karenanya yang diutamakan ke depan adalah sikap Iran menatap masa negara tersebut dengan cara lebih santun dan modern meskipun tidak meninggalkan ciri khas sebagai negeri Islam Iran.