Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Antiklimaks Iran Lawan AS Berwujud Bencana Penerbangan Komersial

11 Januari 2020   21:24 Diperbarui: 12 Januari 2020   10:04 1879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
A woman places flowers at a memorial for the victims of the Ukraine International Airlines Boeing 737-800 crash in the Iranian capital Tehran, at the Boryspil airport outside Kiev on January 8, 2020 (Sergei SUPINSKY / AFP)

Iran ternyata tidak sigap hadapi konflik tensi tinggi melawan AS saat melepaskan sejumlah rudal ke arah dua pangkalan AS di Irak pada 8 Januari 2020 lalu pada pukul 03.00 waktu Irak. 

Hal ini terbukti dari keputusan para penjaga pertahanan udara khususnya satuan peluru kendali dari Pengawal Revolusi tidak sigap mendeteksi lawan atau bukan.

Pagi hari 8 Januari 2020 itu, sekitar pukul 06.12 atau 3 jam setelah Iran menyerang kepentingan AS, sebuah pesawat Ukraina nomor penerbangan PS752 baru saja melesat dari bandara Teheran Imam Khomeini International Airport (KIA) membawa penumpang ke arah Kiev Ukraina yang terdiri dari 78 Iran, 63 Kanada, 11 Ukraina (Termasuk 9 kru) 10 Swedia, 7 Afghanistan, 4 Inggris dan 3 orang Jerman.

Pesawat yang baru satu setengah menit lepas landas itu terdeteksi sebagai ancaman (serangan) AS dilayar radar pangkalan militer Parandak dekat bandara KIA. 

Seakan tak mau terkecoh atau terlambat mengantisipasi objek tersebut unit penembak rudal mengaktifkan TOR M-1 rudal permukaan ke udara lalu mengejar ke arah sisi kanan pesawat tersebut. Tidak sampai 1 menit kemudian pesawat naas tersebut kena sasaran.

Gambar ilustrasi : Presiden Iran Hasan Rouhani dan Lokasi jatuhnya pesawat Ukraina. Sumber gambar : Kiri: (Kena Betancur / AFP) dan Kanan : dailystarpost.com. Digabung oleh penulis
Gambar ilustrasi : Presiden Iran Hasan Rouhani dan Lokasi jatuhnya pesawat Ukraina. Sumber gambar : Kiri: (Kena Betancur / AFP) dan Kanan : dailystarpost.com. Digabung oleh penulis
Persenjataan TOR-M1 melumat pesawat komersil tersebut hingga berkeping-keping di udara. Misil seharusnya dirancang untuk menyerang target musuh pada ketinggian maksimal 20.000 kaki (6 km) dengan jangkauan maksimal 12 km itu ternyata salah sasaran tapi daya korban berjatuhan bergelimpangan di darat.

NATO memberi lebel SA-15 Gauntlet untuk perangkat militer yang terdiri dari alat peluncur dan sistem radar terintegrasi pada kendaraan pengangkut 9M330 atau 9M331 jenis tank yang mampu mengangkut 8 misil. 

Senjata ini ditujukan untuk menyerang pesawat, helikopter, drone dan misil penjelajah dan diawaki oleh 1 sopir dan 3 personil (4 orang). Disebutkan juga senjata ini dapat mendeteksi objek bergerak sebanyak 42 objek dan mampu meluncurkan 2 misil untuk 2 target secara beruntun.

Apapun kecanggihannya sayang sekali senjata itu telah diarahkan terhadap objek komersil dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan pembalasan Iran terhadap AS.

Berdasarkan track FlightRadar24 pesawat tersebut langsung kehilangan kontak pukul 06.15 waktu setempat di ketinggian 7.925 feet pada kecepatan 275 knot setelah terbang selama 2,44 menit. Bola apinya menyala dan serpihannya berserak di sekitar 10 km dari bandara KIA.

Pada awalnya pejabat Iran belum mengumumkan penyebab pastinya meskipun banyak bukti rekaman video memperlihatkan adanya sekelebat rudal yang mengejar pesawat komersil tersebut dari arah belakang pesawat lalu menghantam pesawat tersebut hingga mengeluarkan bola api yang terlihat jelas pada malam hari.

Barulah pada hari ini beberapa jam lalu pejabat Iran mengeluarkan pernyataan resmi bahwa sebab peristiwa tersebut adalah karena kesalahan Iran akibat human error.

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan angkatan bersenjata negaranya melakukan kesalahan menembak jatuh pesawat komersial Ukraina jenis Boeing 737-800 nomor penerbangan PS752 yang menewaskan seluruh penumpang dan kru pesawat berjumlah 176 orang.

Rescue workers carry the body of a victim of a Ukrainian plane crash in Shahedshahr, southwest of the capital Tehran, Iran, Jan. 8, 2020 (AP Photo/Ebrahim Noroozi)
Rescue workers carry the body of a victim of a Ukrainian plane crash in Shahedshahr, southwest of the capital Tehran, Iran, Jan. 8, 2020 (AP Photo/Ebrahim Noroozi)
Peristiwa ini membuat sejumlah negara yang warganya menjadi korban menjadi berang atas sikap ketidak hati-hatian Iran dan menyeret rakyat sipil dalam kabin pesawat komersial menjadi masalah Iran dengan AS.

Meskipun pemerintah Iran telah menyampaikan pengakuan dan permohonan maaf bahkan penyesalan mendalam peristiwa ini memperlihatkan keteledoran Iran karena tidak mengantisipasi penerbangan domestik pada hari yang sama saat mereka sedang menyerang pangkalan AS.

Seharusnya pada hari itu Iran menutup ruang udaranya dari dan ke dalam Iran untuk seluruh penerbangan domestik. Tiga jam setelah menyerang pangkalan AS dan tidak adanya respon AS setelah serangan itu tidak berarti segalanya berjalan dengan aman.

Apakah pesawat komersial Ukraina itu telah dilarang terbang tapi meminta izin terbang perlu ditelusuri lebih lanjut mengingat pada saat itu bukanlah kondisi yang baik untuk melakukan penerbangan.

Pernyataan Presiden Iran Hasan Rouhani bahwa peristiwa itu adalah kesalahan tak termaafkan menandakan betapa konyolnya Iran (jika tak pantas disebut memalukan) ditengah ketegangan dengan  AS. 

Jelas memalukan karena (meskipun tidak dikehendaki) faktanya tidak ada satupun tentara AS yang jadi korban di pangkalan AS akibat serangan ketegangan tersebut. Sebaliknya Iran malah mempertontonkan atraksi salah tembak yang menimbulkan drama bencana terhadap dunia penerbangan komersil.

Tampaknya ke depan Iran tidak bisa lagi menyalurkan hegemoninya melalui ancaman, cacian, makian, marah, dan emosi dan aneka sikap kebencian menghadapi AS dan sekutunya karena hal itu terbukti tidak membantu Iran.

Posisi Iran dalam kancah perang Suriah juga menjadi bulan-bulanan Israel tanpa bisa membalas sama sekali adalah bukti sesungguhnya tak sesuai gertakan Iran dengan perbuatannya.

Oleh karenanya yang diutamakan ke depan adalah sikap Iran menatap masa negara tersebut dengan cara lebih santun dan modern meskipun tidak meninggalkan ciri khas sebagai negeri Islam Iran.

Tidak terjebak pada hegemoni kawasan regional timur tengah akan membantu Iran menurunkan eskalasi dengan musuh abadi dan musuh situasionalnya. AS dan Israel mungkin musuh abadi tapi dengan mengubah cara tidak akan merugikan Iran selama negaranya tidak diserang oleh musuh abadinya.

Kisah penembakan pesawat Ukraina ini mengingatkan sebuah kisah tak kalah pilu pada Malaysia MH17, Boeing 777-200ER yang ditembak oleh rudal hampir sama di kawasan Ukraina pada 27 Juli 2014 lalu.

Bedanya hingga kini tidak jelas siapa pelakunya karena antara milisi Rusia dan pasukan Ukraina yang saling bentrok di Ukraina menolak bertanggung jawab hingga saat ini.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun