Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tanda-tanda Drama Baru Ahok di Pertamina Mulai Terdeteksi

26 November 2019   18:59 Diperbarui: 26 November 2019   19:57 3089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi dari : jawapos.com. Edit oleh Penulis

Hari ini, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinobatkan secara resmi sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina sekaligus mengakhiri keperkasaan Tanri Abeng yang telah bercokol di sana selama 4 tahun 6 bulan sejak 6 Mei 2015.

Meskipun Ahok bukanlah satu-satunya penentu sukses Pertamina di masa akan datang tapi banyak harapan dititipkan ke pundaknya untuk membuat Pertamina bekerja efektif, efisien serta dapat menjadi perusahaan yang benar-benar jadi andalan perekonomian Indonesia. Beberapa diantara harapan tersebut adalah :

  1. Menjadi perusahaan Energi kelas Dunia serta mampu menjalankan usaha berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
  2. Mendorong kinerja Pertamina lebih baik dari sebelumnya
  3. Mengurangi ketergantungan pada impor minyak melalui pengelolaan energi baru dan terbarukan. Dan lain-lain misalnya mampu mendistribusikan bahan bakar 100% hingga ke 90 ribuan desa se Indonesia.

Mampukah Ahok yang punya reputasi bagus sejak jadi pengusaha tambang di kabupaten Bangka Belitung hingga jadi Gubernur DKI menyulap Pertamina setidaknya mencapai 3 harapan minimal di atas?

Tentu saja tidak mampu jika dibebankan pada Ahok seorang. Sebagian lain menilai skeptis Pertamina bisa mencapai sasaran minimal di atas jika roda operasional Pertamina di bawah kendali Komisaris Utama (Komut) Ahok dan Wakil Komut Budi Gunadi Sadikin yang tak lain adalah wakil Menteri BUMN.

Hal paling berpotensi menimbulkan drama baru di Pertamina adalah karakter Ahok sendiri biasa tampil lugas apa adanya sampai lupa sedang berada dimana, siapa audiennya termasuk siapa musuhnya.

Langkah Presiden Joko Widodo sudah sangat strategis "menjauhkan" Ahok dari panggung  yang ramai beraktifitas dengan masyarakat. Presiden Jokowi memilihnya menjabat ditempat yang "sunyi" tapi sangat bergengsi, yaitu BUMN Pertamina.

Seringkah kita mendengar "kepakan sayap" Komut Pertamina selama ini? Lihat saja Mariono Komut Pertamina "seumur jagung" periode 31 Januari 2006 - 7 Desember 2006  tiba-tiba diganti oleh mantan KASAD, Endriarto Sutarto periode 7 Desember 2006 . Pernahkah terdengar kiprah Endirarto, tahu-tahu sudah digantikan Sutanto mantan Wakapolri.

Sutanto pun seperti tiba-tiba diganti oleh mantan Menteri BUMN Sugiharto pada. Hal yang sama terjadi juga pada Sugiharto, jauh dari keramaian  digantikan lagi oleh Tanri Abeng pada 14 November 2016.

Tanri Abeng jadi Komut Pertamina selama 4 tahun 6 bulan. Nyaris sunyi ditengah gemerlap sorotan hingar bingar mafia minyak yang gentayangan dari hulu sampai hulur di berbagai sektor kiprah Abeng digantikan Ahok pada 25 Nopember 2019.

Tampaknya jelas, strategi Presiden Jokowi meletakkan teman akrabnya jauh dari hingar bingar aksi panggung untuk meminimalisir sikap agresif sang teman yang dikenalnya punya soliditas tinggi dalam bekerja.

Tapi apakah Ahok tepat berada di sana? Meski Pertamina berstandard Internasional dengan perstasi, visi dan misi "menggentarkan dunia" tetapi Pertamina juga diisi oleh manusia yang telah punya budaya kerja Indonesia banget dari masa ke masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun