Berdasarkan informasi terkini pihak berwenang Sri Lanka telah mengindentifikasi 3 nama pelaku dan berasal dari warga Sri Lanka sendiri yang disebutkan sebagai kelompok ekstremis setempat, Jemaah Tauhid Nasional (NTJ) atau National Thowfeek Jamaath. (Sumber : metro.co.uk.)
Entah benar atau tidak serangan itu dilakukan oleh kelompok muslim garis keras NTJ, nyatanya media sosial sedang gencar-gencar menyebar issu sensitif tersebut. Kondisi ini menyebabkan munculnya aroma Islam phobia di Sri Lanka berupa intimidasi dan hasutan-hasutan untuk melakukan balas dendam.
Meski otoritas terkait Sri Lanka telah melarang warga di media sosial menyebar informasi bernada menghasut dan sara apa daya dampaknya telah menyasar ummat Islam yang sesungguhnya telah merebak sejak awal tahun 2019 sangat luar biasa. Pada bulan Maret 2019 saja sebuah masjid utama di kota Welidika pinggiran Kolombo telah dibakar oleh keliompok garis keras budha Shinala, dihadapan aparat kemanan, tulis Republika.
Hasutan juga coba menyasar ke Indonesia akibat munculnya hoaks di medsos. Entah bagaimana cara dan muasalnya, Insan Seelavan awalnya dikira sebagai "Ihsan Setiawan." Mengacu pada nama itu orang-orang langsung mengira WNI. Untuk itu telah dibantah oleh Kedubes RI di Kolombo.
Sesungguhnya amat banyak yang ingin penulis ungkapkan bagaimana dilematisnya orang muslim di seluruh dunia pada situasi begini. Namun momennya tidak tepat karena fokusnya saat ini adalah pada saudara-saudara kita yang telah menjadi korban oleh aksi teroris yang mengatasnamakan (dituduh) muslim sehingga penulis merasa tidak tepat mengutarakan hal terebut.
Akibat peristiwa teror Sri Lanka 310 jiwa telah melayang, pantas semua orang mengutuknya termasuk orang muslim sendiri mengutuk aksi biadab itu. Semoga para korban telah damai dan tenang di sisi Tuhan yang Maha Kuasa.. Doa dan belasungkawa kami untuk Anda semua..
Salam perdamaian dunia.