Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Epik Perang Suriah akan Berakhir di Kota Deir Ezzor

1 September 2017   23:59 Diperbarui: 6 September 2017   10:51 2916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : sputniknews.com/middleeast/2017. Edit abanggeutanyo

Meski belum dapat dipastikan secara mutlak kapan perang Suriah itu akan berakhir akan tetapi dari beberapa indikator langsung atau pun tidak langsung memperlihatkan perang proksi enam tahun paling pelik di abad modern ini mengarah pada tanda-tanda akan berakhir. Selain fakta terjadi di medan pertempuran kita juga dapat mempelajari dari berbagai aneka ragam berita dalam dan luar negeri tentang perkembangan perang Suriah. 

Dua bulan terakhir, pasukan pro pemerintah atau pasukan Arab Suriah terlihat mencapai perkembangan signifikan di berbagai fron kecuali fron Daraa, Quneitra dan Jobar. Oleh karena itu media barat mulai memperhitungkan tangguhnya pasukan SAA dan aliansi di dalamnya. Kini media barat tidak segan-segan lagi mengakui daya tahan pemerintahan Bashar al-Assad. Tak jarang media barat dalam analisisnya menyebut Assad menang atau Al-Assad akan menang selain itu mulai terbuka menyindir kegagalan lawan-lawan proksi Rusia .

The washingtontimes edisi 31 Agustus 2017 mengutip pernayataan Robert Ford mantan Dubes Amerika Serikat (AS) untuk Suriah (2011-2014) mengatakan pemerintah AS harus mengakui kenyataan tersebut. Pemerintah Assad telah mengejek AS akibat gagal menggulingkannya, tulis portal berita AS tersebut.

Mungkin saja The WT terburu-buru menilai AS gagal atau pemerintahan Assad menang, untuk itu mari kita mengacu pada informasi berita lain, seperti Middleeastmonitor (The Memo).

Mengutip pernyataan pejabat keamanan Israel The Memo menilai lebih pragmatis tentang sebab kemenangan pemerintahan Assad, selain akibat memperoleh sokongan berkelanjutan Iran juga akibat AS telah menghilangkan dukungannya terhadap pemberontak dan senada juga akibat sikap sejumlah negara Arab Sunni moderat menghentikan dukungan terhadap pemberontak Suriah.

Katakanlah portal The Memo tendensius karena Israel berkepentingan memojokkan Iran, mari lihat analisa The Guardian  edisi 31 Agustus 2017 mengutip pernyataan jurubicara pemerintah Jordania, Mohammad al-Momani, mengatakan hubungan kerjasama dengan pemerintah Suriah akan berjalan baik dan mengingatkan bahwa tujuh tahun perang Suriah memperlihatkan al-Assad masih sangat kuat.

Masih banyak portal berita barat lainnya senada dengan kondisi di atas terutama sejak  dua bulan terakhir mulai memperhitungkan kekuatan pemerintahan Bashar al-Assad dalam aneka berita pada segmen rubrik Suriah atau Timur tengahnya. Penyebutan "Assad Force" atau"Regime Troops" untuk angakatan bersenjata Suriah kini mulai ditulis SAA atau Syrian Troops seperti ditulis oleh AP.

Benarkah pemerintahan Suriah Bashar al-Assad akan menjadi pemenang dalam perang proksi paling sengit di abad modern ini sebagaimana analisis sejumlah media barat? Jika intens mengamati perkembangan perang Suriah secara interaktif --setidaknya dalam 2 bulan terakhir dari enam tahun kancah perang Suriah-- kita akan temukan fakta-fakta perubahan dan jawabannya.

Beberapa fakta berikut mungkin semoga dapat membantu kita melihat ke dalam lebih jauh akan seperti apakah nasib perang Suriah.

  • Kawasan direbut kembali pasukan SAA dan aliansinya semakin meluas. Jika pada 1 September 2016 lalu jumlah kawasan dapat dikuasi pemerintah tak sampai 30 % kini telah mencapai 60%. Gambar dikutip dari leveuamap.com berikut memperlihat perkembangan SAA (pink), ISIS (hitam), FSA hijau muda dan FSA dukungan Turki (hijau tua) serta YPG dan SDF dukungan AS.
  • leveuamap.com. Edit abanggeutanyo
    leveuamap.com. Edit abanggeutanyo

  • Kawasan-kawasan strategis dan ekonomis seperti kota Aleppo, Palmyra, As-Shuknah dan Homs dan Hama bahkan kawasan maut Al-Qabun di luar kota Damaskus bagian utara (Jobar) telah dapat direbut kembali dan dipertahankan. Dan jika kota Deir Ezzour (DeZ) yang kini tinggal berjarak 45-50 km dari posisi pasukan SAA saat ini di luar desa Wadi al-Kabir bisa jadi itu adalah sebuah simbol kemenangan SAA/Rusia/Iran dalam perang proksi Suriah.
  • Sejak dikepung total pada 14 Juli 2014 sebagian kota DeZ telah dikuasai ISIS. Praktis kota kini berpenghuni hampir 275.000 jiwa itu telah terisolasi sangat jauh dari kawasan induk Damaskus selama lebih  3 tahun dalam ancaman teror ISIS. Berbagai upaya SAA menembus blokade ISIS ke DeZ berkali-kali dipatahkan ISIS dengan tingkat kerugian dan risiko sangat tinggi diderita SAA.
  • Oleh karena itu jika SAA kini dapat menembus blokase dan mencapai kota itu lalu membebaskan tentara dan penduduk pro pemerintah di kota itu mungkin secara defakto perang Suriah telah Final jika tak pantas disebut berakhir. Meski masih banyak kawasan penting lain seperti Idlib, Daraa dan Al-Bab, Jarabulus dan lain-lain bakal menjadi "duri dalam daging" sangat tidak mudah direbut.  
  • Belum lagi kawasan Qamishli, At-Thawrah, Manbij, Ifrin dan Ar-Raqqa dalam kawasan SDF/YPG akan mendapat perlawanan lebih tangguh untuk karena AS telah mempersiapkan SDF untuk menghadapi SAA pada sesi ke dua perang Suriah jika pada sesi pertama ini tidak mampu mengakomodir persoalan Kurdi Suriah. Namun hal itu mungkin hanya soal waktu saja sebab akan diselesaikan melalui cara diplomatis dengan konsep win-win solution pada tahap pembicaraan tingkat tinggi para "pengelola" proksi.

Selain fakta di atas perang Suriah juga akan berakhir berdasarkan pengamatan perkembangan pada faktor tidak langsung mempengaruhi perang.

Perpecahan dalam tubuh pasukan pemberontak dalam payung pasukan pembebasan Suriah (FSA) kerap dan makin sering terjadi. Hal ini diperparah lagi dengan munculny rivalitas adu gengsi dan pengaruh sesama kelompok FSA terutama milisi beridiologi agama dengan kelompok konservatif. Pertikaian sesama kelompok milisi berkonsep jihadis pun kini semakin meningkat.

Posisi HTS (Hay'at Tahrir al-Sham)  awalnya kelompok paling kuat kini dianggap sebagai kelompok "pembajak"  revolusi Suriah akibat sikap misterius atau tak jelas arah kelompok  jaringan Al-Qaeda tersebut dalam perang Suriah menjadi salah satu sebab gagal fokus revolusi Suriah.

Sikap misterius  kelompok Jabhat al Nusra atau Jabhat Fath al-Sham (JFS)  atau kini  berganti lagi dalam kesatuan Hizbut Tahrir al-Sham atau HTS.  Kelompok  ini paling kuat dan diduga telah "membajak" revolusi  pemberontakan  dibawah payung Tentara Pembebasan Suriah atau FSA. Tak dapat disangkal FSA seakan hanya dijadikan kendaraan atau tunggangan masing-masing kelompok yang  memiliki aneka kepentingan dan tujuan berbeda di dalam pemberontakan  Suriah.

Kampanye perang koalisi AS terhadap ISIS ikut menjadi salah satu peristiwa tidak langsung mempengaruhi akan berakhirnya perang Suriah. Sayangnya meski telah berkontribusi melemahkan ISIS peranan AS kurang mendapat penilaian positif di negerinya sendiri dan khususnya di kawasan Arab akibat dicurigai "bermain" atau mengambil keuntungan dibalik perang melawan ISIS atau konflik Suriah.

Berkurangnya "intimidasi" AS terhadap pasukan SAA dan aliansinya juga menjadi sebab tidak langsung akan berakhirnya perang Suriah. Serangan udara koalisi pimpinan AS terhadap posisi SAA dan aliansinya cenderung hilang dalam sebulan terakhir. Melunaknya sikap AS (politik pemerintahan Trump) pada Iran dan Rusia sedikit tidaknya menjadi indikator akan berakhirnya perang Suriah.

Berkurangnya provokasi Turki dan melunaknya sikap bermusuhan Jordania terhadap pemerintah Suriah ditambah lagi dengan situasi genting di kawasan teluk akibat perpecahan Qatar dengan sejumlah negara Arab mengakibatkan perhatian kepada kubu pemberontak menjadi kacau atau melemah sehingga menjadi salah satu sebab akan berakhirnya perang Suriah.

Di kalangan petempur juga kini mulai terjadi saling tukar tawanan antara SAA dengan FSA dan SAA dengan ISIS. Bahkan SAA dan Hezbollah menjalin kontak  kontroversial dengan ISIS guna mengevakuasi petempur ISIS dan keluarganya dari dataran tinggi Arsal dekat perbatasan Suriah-Lebanon pada akhir Agustus lalu. Kondisi ini dapat dikatagorikan akan mereda ketegangan antara petempur.

Dukungan konsisten dan berkesinambungan dari Rusia dan Iran dalam hal Dana, Persenjataan dan amunisi, Latihan, Intelijen, Propagda melalui media massa, Lobi dan Sumber daya fighter bahkan sampai pada sistim distribusi sangat mumpuni dan berlimpah terlaksana dengan baik meski dalam kondisi sulit apapun termasuk mendapat lebih 50 gempuran angkatan udara Israel dan koalisi AS terhadap SAA dan Hezbollah. Daya tahan dan ketangguhan seperti ini membuat proksi anti Rusia menjadi kurang interes pada perang Suriah karena diduga akan berlarut lebih lama. 

Permainan politik Rusia dalam menjalankan 2 misi berbeda sekaligus  berjalan dengan sangat serius. Di medan perang Rusia menjalankan misi tempur secara agresif namun disisi lain Rusia menjalankan misi-misi  perundingan damai maraton dengan intensif dengan berbagai pihak. Kawasan  De-escalation zone, puluhan gencatan senjata, ratusan kampane damai  serta puluhan perundingan dengan utusan pemberontak digelar di berbagai  negara.

Melihat pada semua tanda-tanda di atas, apakah perang Suriah akan berakhir? Mengacu pada sejumlah indikator  di atas secara langsung atau pun tidak langsung tampaknya ekspektasi itu akan terjadi, kecuali jika tiba-tiba proksi lain melihat momentum bagus dan memanfaatkan seketika untuk meneruskan perang guna mencapai tujuannya.

Kini perhatian tertuju ke kota Deir Ezzour, hal sama diberitakan SDF dukungan AS juga tertarik beradu kecepatan (racing) agar bisa tiba di kota DeZ lebih cepat. Mungkin itulah sebabnya timbul analisa dan anggapan apabila kota DeZ dapat dibebaskan oleh SAA maka secara defacto perang Suriah itu dianggap akan berakhir. Jika itu terjadi kota DeZ akan menjadi saksi peristiwa perang paling sengit di abad modern ini berakhir di kota itu.

Mari kita lihat faktanya hingga akhir tahun ini akan seperti apa. Jika perang Suriah itu terbukti berakhir maka "epik" perang Suriah oleh abanggeutanyo dari satu sisi mungkin juga akan berakhir.

Mungkin kurang penting melihat siapa pemenangnya sebab paling penting adalah perang itu selayaknya harus segera berakhir dan lambat laun mengubur hampir 7 tahun kebencian dilumuri bumbu hasat dan hasut beraroma fitnah berkarat tujuh turunan. Tak jelas lagi mana kawan dan lawan sejati akibat begitu mudahnya rakyat Suriah diperalat oleh pihak asing untuk saling benci dan hasilnya : Nihil. Kota Deir Ezzour menjadi salah satu saksi terakhir..

Jadilah lebih cerdas dalam berbangsa dan bernegara dengan memetik hikmah dari pengalaman konflik dan perang Suriah..

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun