Periode inilah awal mula mengapa orang barat suka membaca buku. Karena buku adalah sumber ilmu dan wawasan. Alhasil mereka mulai banyak mengimpor ilmu pengetahuan melalui buku-buku warisan kekhalifahan Islam. Bacaan-bacaan tersebut melahirkan perkembangan dan penemuan-penemuan baru. Penemuan tersebut memudahkan mereka menciptakan ilmu navigasi dan pelayaran, ilmu membuat peta, dan banyak orang berlomba-lomba menjadi explorer demi menjelajah lautan dan mencari hal-hal baru. (https://www.ayobandung.com/read/2019/06/29/56396/pentingnya-literasi-buku)
Dan yang terakhir tetapi tidak kalah penting, yakni masalah-masalah yang muncul ketika kita kurang memiliki literasi. "Apalagi yang pasca, kita dituntut untuk menghasilkan publikasi dan ada juga beberapa mahasiswa pasca khususnya yang mendapat beasiswa UNS mereka dituntut untuk mempublikasikan jurnal-jurnal di jurnal terindeks Scopus.
Padahal tahu sendiri, belum tahu secara nyata dan dengar-dengar Scopus itu susah, lama, mahal seperti itu. Nah, ada lagi isu-isu di luar bahwa jurnal Scopus itu pun dimanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggungjawab semisal oknum-oknum, dengan mengikuti acara ini kita lebih berhati-hati lagi ketika mengirim artikel," ujar Mila Indah Rahmawati, Mahasiswa Pascasarjana yang mengikuti kegiatan workshop. (https://uns.ac.id/id/uns-update/upt-perpustakaan-uns-gelar-kelas-literasi-informasi.html)
D. Kesimpulan
Dengan pembahasan yang telah dijelaskan diatas diharapkan masyarakat luas khususnya generasi muda bangsa yang identik dengan "malas", mulailah belajar dan peduli terhadap lingkungan sekitar karna akan ilmu literasi kita dapat mencerna dan menyaring informasi dengan benar dan tepat sehingga tidak ada pihak yang dirugikan ataupun pihak yang termakan berita palsu atau hoax.Â