Mohon tunggu...
AANG JUMPUTRA
AANG JUMPUTRA Mohon Tunggu... Freelancer - Admin Social Media
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menyajikan konten yang cerdas, terupdate, dan terlengkap

Selanjutnya

Tutup

Financial

80% Eksekutif Muda Terancam Miskin di Hari Tua

6 Agustus 2019   08:58 Diperbarui: 6 Agustus 2019   09:12 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kalau anda baca beritanya mungkin akan bertanya kenapa begitu? Bukankah eksekutif itu termasuk golongan top manager, golongan orang yang secara akademis cerdas dan sangat berprestasi tentunya di bidangnya. Masak bisa bangkrut sih?

Ketahuilah kepandaian dalam mengelola uang (kecerdasan finansial) itu tidak ada hubungannya dengan kepandaian akademis. Silakan saja anda amati, teman-teman anda yang IPK nya tinggi di kampus, belum tentu mereka kaya dan sukses jadi pengusaha lho, jadi eksekutif muda bisa jadi. Tapi justru teman-teman yang IPK nya nasakom (nasib satu koma) alias baskom (barisan satu koma), ternyata beberapa malah menjadi pebisnis handal. Mereka tidak pandai logikanya, tapi konsistensi actionnya luar biasa. Banyak action tidak banyak mikir. Makanya sukses jadi pengusaha.

Nah kembali ke si eksekutif ini.. Apa yang terjadi dengan mereka?

Ya kita tahu sendiri semakin tinggi karir seseorang tentunya fasilitas yang diberikan perusahaan juga semakin bagus, karena perusahaan tidak mau kehilangan sumber daya manusianya yang terbaik tentunya. Hotel berbintang, business trip, fasilitas macam-macam.

Celakanya ini membuat mereka memasuki zona nyamannya sendiri. Semakin tinggi income semakin beragam kebutuhannya, sebetulnya ini salah. Yang meningkat itu keinginannya (wants) bukan kebutuhannya (needs).

Yang dulunya makan warteg 15 rb an, sekarang naik kelas ke resto all you can eat yang 150rb an.

Dulunya kopi joss 5.000, sekarang cetarbak 50 ribu.

Dulu kalau buka puasa ya di rumah masing-masing bersama keluarga, sekarang bukber yuk bersama sesama eksekutif muda.

Boros.. udah itu aja intinya...

Mengapa boros?

Ya karena tawaran hiburan dan kenikmatan duniawi yang luar biasa menggoda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun