Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Filosofi Kepo

29 Juli 2017   19:45 Diperbarui: 29 Juli 2017   19:48 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kepo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) adalah akronim dari knowing every particular object.Ada juga yang mengatakan itu dari Bahasa China yaitu kay-poh yaitu sebutan bagi orang yang serba tahu detail dari sesuatu dan serba ingin tahu.Dari paparan ini saja jelas bahwa kepo merupakan budaya yang baik.Mengerti suatu hal dan juga ingin tahu banyak hal merupakan batu loncatan awal untuk suatu bidang keilmuan.Namun realitasnya adalah kepo malah dituduh sok tahu,bahkan dimedia sosial ataupun orang yang mempunyai privasi akan bilang kepo pada orang yang sebenarnya juga ingin tahu.

Penulis mengkategorikan ada dua kepo yaitu kepo yang baik dan kepo yang buruk.Pada dasarnya kepo juga mirip dengan ungkapan "malu bertanya sesat dijalan" yang mana ini menunjukan sikap keingintahuan yang amat sangat perlu sebab jika tidak ingin tahu bisa saja tersesat namun pertanyaannya adalah amat sangat perlu,tidak perlu dan perlu.Goal dari kepo inilah yang akhirnya akan berdampak pada kepo itu sendiri.Kepo yang baik atau malah menjadi kepo yang buruk.Pekerjaan terkepo adalah wartawan.Darisinilah kita bisa melihat tingkah ke-kepo-annnya yang serba ingin tahu secara detail.

1.Kepo Yang Buruk

Kepo yang buruk adalah dimana rasa keingintahuan yang berlebih membuat siapa saja yang ditanya itu risih.Goalnya adalah pertanyaan yang tidak terlalu bermanfaat dan bisa juga membuat aib orang terbongkar.Kepo jenis ini jelas tidak baik bahkan bilaperlu dijauhkan sejauh-jauhnya dari hidup kita.Keingintahuan pada hal-hal yang kurang bermanfaat hanya akan membuang energi,fikiran dan tenaga yang sia-sia saja.Orangpun akan enggan menceritakan hal-hal yang sifatnya privasi,aib atau rahasia sehingga semestinya orang yang kepo itu nyadar diri bahwa keingintahuannya hanya hal yang sifatnya sia-sia.Ditakutkan malah jika orang yang kepo itu tahu, bisa jadi menyebarkan hal-hal yang berbau privasi,aib dan rahasia sehingga akan terjadi masalah yang kian rumit bagi yang sedang menjaga privasi,aib ataupun rahasia.

2.kepo Yang Baik

Penulis sangat tidak setuju jika semua pertanyaan atau keingintahuan itu dibilang kepo yang sifatnya terkesan jelek.Nadanya pun terdengar menyindir.Seolah-olah kepo itu hal yang amat buruk padahal sebenarnya kepo itu juga ada yang baik.Jika tujuan dari ke-kepo-an itu menambah manfaat,menjadi pelajaran hidup,menambah ilmu bahkan menambah pertemanan maka kepo itu menjadi sangat bagus.Misalnya saja,seorang murid hendaklah kepo pada pelajarannya.Yang sulit ditanyakan yang susah dipecahkan bareng-bareng jalan keluarnya.jangan kepoin gebetan ataupun gurunya yang sebenarnya kepo jenis ini justru tidak diperlukan.Misalnya lagi,ada orang yang tersesat maka dia harus kepo harus mencari tahu jalan keluarnya bagaimana dia bisa kembali lagi dan tidak tersesat. Jadi mulai dari saat ini jangan anggap bahwa kepo itu jelek karena nyatanya kepo juga ada yang baik.Sama seperti keponakan saya,dia juga orangnya baik.Apalagi kepoasangan itu mudah-mudahan juga baik ya.Heuheuehu Salam Kepo!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun