Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Pancasila versi Politisi Sontoloyo

3 Desember 2018   17:28 Diperbarui: 3 Desember 2018   17:37 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita jangan kaget kalau ruh "bhineka tunggal ika" tetap kokoh dan pancasila bisa goyang-goyang di akal manusia Indonesia.

Mari kita ulas hal ini dari dua sisi yakni sisi luar yang bersifat simbolik dan sisi dalam yang bersifat maknawi.

Dari sisi luar mari kita tengok lambang garuda pancasila dengan mengalungkan simbol pancasila dan kakinya mencengkeram "bhineka tunggal ika". Kalung apapun itu pasti ada yang bisa dipakai ada pula yang bisa dicopot tetapi tulisan bhineka tunggal ika dicengkeram oleh garuda yang bertapa. 

Artinya dalam sanubari rakyat Indonesia sudah ada ruang untuk toleransi, mengayomi dan gotongroyong. Kita pun jangan kaget kalau ada debat tentang dasar-dasar negara namun lagi-lagi karena kesadaran bhineka toh tidak sampai pada peperangan. Mudah-mudahan hal ini kita sadari sehingga dalam hati kita ada bhineka tunggal ika.

Kalau ada yang berperang atas nama Indonesia atau Pancasila namun lupa dengan bhineka tunggal ika tentu hanya akan mengundang kelatahan akut sebab sebagaimana fungsinya ada tempat ( Indonesia) dan isinya ( Pancasila, Bhineka Tunggal Ika ).

Dari paparan itu kita melihat Indonesia harus keseluruhan. Bukan terdiri dari tetapi kita. Bukan saya Indonesia, tetapi Kita Indonesia. Bukan melarang agama tetapi agama bagian dari Indonesia.

Sisi kedua kita mencoba mengulas maknawinya. Diharapkan nanti kita faham maknawi dan juga mengerti simbol. Dan bagaimana keduanya sama-sama penting.

Kita buka dari sila Ketuhanan yang Maha Esa hendaknya kita melihat hal ini bukan hanya sebatas pengakuan agama oleh negara namun diharapkan setiap umat beragama mau melaksanakan agamanya. Artinya setelah ngaku agama harus ada usaha melaksanakan agama. Jadi, tidak sekedar simbolik belaka.

Demikian juga perilaku saling menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga diharapkan tercipta kerukunan bersama dan saling toleransi harus terus digelorakan.

Lalu sila Kemanusiaan yang adil & beradab yang dipaparkan dengan sifat :

1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun