Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengatasi Stres dengan Iman dan Takwa

5 Agustus 2018   21:05 Diperbarui: 5 Agustus 2018   21:36 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Stres... Obatnya Iman dan Takwa. Demikian Petuah Rhoma Irama yang Dia ambil dari Kitab Suci Alqur'an. Pernyataan ini baru-baru ini sejalan dengan apa yang diteliti oleh Seorang Psikolog Bernama Kally McGonigal.

Dulu ia menyebut stres sebagai ancaman sehingga dalam terapinya ia menyarankan pasiennya untuk tidak stres. Tetapi lambat laun penelitian terbarunya justru kini lain.

Stres ternyata tidak selalu punya kolerasi dengan hal-hal yang menyakitkan. Ada dua alasan orang bisa mengalami stres. Pertama, Orang itu punya kehidupan yang berharga. Artinya ia punya kehidupan yang ia imajikan bahagia. Dan masuk akal jika kita misalnya ditinggal pacar atau saat bangkrut atau masalah keluarga atau masalah pekerjaan. Semuanya adalah sesuatu yang ingin kita capai.

Kedua, Cara pandang terhadap streslah yang menentukan stres itu mau dibawa kemana. Stres menjadikan negatif atau stres yang justru bisa membikin positif. Sugesti yang baik terhadap stres malah bisa menjadikan hal itu sebuah energi.

Ketika mengalami stres tubub kita akan bereaksi misalnya jantung berdetak lebih cepat atau badan jadi keringat dingin dan lainnsebagainya.

Ternyata stres adalah respon dari tubuh untuk mengumpulkan energinya sehingga ia bisa kuat. Permasalahan terbesar bagi penderita stres adalah pemikiran bahwa stres itu berbahaya padahal secara sains tidak demikian. Artinya yang membikin tubuh kita lemah atau mudah terserang penyakit saat stres adalah cara pandang kita terhadap stres. Saat mempercayai bahwa stres berbahaya maka saat itu pula badan kita juga merespon bahwa hal itu juga berbahaya. Ini terkait bagaimana sugesti kita berperan.

Orang yang stres cenderung mencari bahu atau mencari sandaran. Artinya ia akan menceritakan permasalahan dengan curhat kepada seseorang yang dirasa bisa membikin ia bahagia atau lega. Inilah bahayanya jika Orang yang stres tidak menemukan tempat sandaran dan juga keliru memaknai stres. Artinya kini pandangan kita terhadap stres harus lain yakni Kita tidak takut terhadap stres sebab stres hanyalah energi yang akan kita gunakan ke hal yang positif.

Bahkan dalam studinya Psikolog Kally McGonigal mengatakan bahwa kegiatan menolong orang lain atau kegiatan yang sifatnya sosial kepada orang lain bisa mengurangi stres ketitik nol. Artinya Orang yang suka menolong jauh dari stres.

Kita balik ke stres yang katanya obatnya Iman dan Takwa. Bukankah Sejalan juga. Ada jargon yang populer yakni "Siapa mengenal dirinya maka Ia mengenal Tuhannya". Artinya ini adalah Iman. Ia harus mempercayai bahwa Tuhan telah memberikan kekuatan kepadaNya sehingga ia pasti bisa menghadapi apapun rintangan di dunia. Dan Bagaimana Wujudnya Iman yakni Ketakwaan yang jika kita bisa tarik adalah Baik kepada Allah dan Baik kepada Makhluk dan juga Baik kepada lingkungan.

Saat kita bisa menjalankan peran kita sebagai Hamba Allah dan juga Khalifatulloh maka saat itu pula kita tidak akan pernah stres.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun