Mohon tunggu...
Aafajar
Aafajar Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Pembelajar Yang Tidak Pernah Pintar (email : aafajaroke@gmail. com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ingat Hardiknas Ingat Fenomena Pendidikan Kita

2 Mei 2018   15:05 Diperbarui: 2 Mei 2018   15:08 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi pribadi

Pelaksanaan pendidikan pada dasar nya bertujuan untuk membentuk tiga komponen penting pada diri seseorang agar menjadi baik, yaitu akal, jasmani dan rohaninya. Ketiga komponen tersebut merupakan modal dasar seseorang yang telah di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, agar ia dikehidupan dunia ini dapat menjalankan fungsi nya sebagai seorang hamba dengan baik. Pendidikan lah yang mengasah, membentuk ketiga komponen tersebut terintegrasi dengan baik.

Pelaksanaan pendidikan pada hakekat nya bukan hanya di bangku sekolah atau pendidikan formal. Tidak begitu banyak peran sekolah dalam membentuk akal, jasmani dan rohani seseorang. Terlebih, dengan keadaan kurikulum pendidikan nasional kita yang ada, rasanya jauh panggang dari pada api untuk menaruh harapan penuh kepada pihak sekolah untuk dapat menghasilkan manusia yang akal, jasmani dan rohaninya terintegrasi dengan baik dalam dirinya.

Kurikulum pendidikan kita proses dan output nya masih mengikuti mindset mayoritas masyarakat terhadap keilmuan dan kesuksesan seseorang Yaitu orang yang berilmu adalah orang yang memiliki gelar yang berbaris atau tinggi, dan orang yang berhasil adalah orang yang berkerja disebuah perusahaan ternama atau pabrik besar.

Maka karena mindset tersebut berlomba lah masyarakat untuk memperoleh gelar setinggi - tinggi nya dengan berbagai cara. Ada yang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi sekedar kuliah, ada yang mengikuti pendidikan dikampus pojok ruko, bahkan ada yang menggunakan cara instan dengan membeli ijazah yang penting dapat gelar meski nihil keilmuan nya.

Yang ingin memperoleh perkerjaan di perusahaan - perusahaan atau pabrik pun kondisi nya tidak jauh berbeda. Karena ijazah menjadi persyaratan utama yang harus dilampirkan pada berkas lamaran kerja mereka, meski perkerjaan yang mereka lamar tidak sesuai dengan ijazah yang mereka miliki. Misal, ijazah lulusan teknik melamar perkerjaan cleaning service atau security. "Yang penting punya ijazah untuk melamar kerja"  inilah pemikiran yang mendorong mereka berusaha memiliki ijazah meski gagal menyelesaikan sekolahnya.

Mindset gelar akademik adalah tanda berilmu dan sukses nya seseorang, terlihat jelas saat menjelang pemilihan umum (Pemilu). Sepanjang jalan terpampang foto - foto peserta pemilu dari berbagai partai dengan gelar yang berbaris, termasuk gelar ibadah haji pun,yang pantasnya hanya Alloh swt saja yang menggelari, turut berbaris bersama gelar akademik lainnya. Tujuannya menarik simpati mayoritas masyarakat yang bermindset gelar akademik tanda keilmuan dan kesuksesan seseorang.

Output pendidikan adalah ijazah untuk dapat berkerja diperusahaan - perusahaan atau pabrik, sangat mudah diketahui. Selain berbaris nya para pencari kerja membawa berkas lamaran yang selalu ramai pada bursa kerja atau perusahaan yang membuka lowongan perkerjaan, dapat juga diketahui dengan banyak nya jasa pembuatan ijazah yang mengiklankan jasa nya di dunia maya.

Ijazah dan Gelar  menjadi output atau tujuan seseorang dalam mengikuti pendidikan sah - sah saja, asalkan cara memperoleh nya melalui jalur yang sah. Namun, gelar dan ijazah bukan lah tujuan utama dari proses pendidikan yang diterima seseorang. Sebagaimana yang tertuang dalam undang - undang pendidikan.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Maka berdasarkan undang - undang pendidikan dapat diketahui bahwa gelar dan ijazah bukan output atau tujuan dari pendidikan yang diterima seseorang, dan bukan pula sebagai penentu keilmuan dan keberhasilan seseorang. Tukang bubur tidak tamat pendidikan sekolah dasar yang berjualan keliling bisa jadi dialah orang yang sukses meraih rezeki di dunia ini, dan bisa jadi dia juga lah orang yang menguasai ilmu dagang yang di ajarkan pada kelas - kelas kuliah bisnis.

Bahkan bisa jadi seseorang yang menerima pendidikan tinggi hingga pasca sarjana adalah orang yang kehidupan nya jauh dari kesuksesan dan bingung mengaplikasikan keilmuannya. Sebagaimana yang ramai diberitakan pada Tahun 2014, ada seseorang lulusan S2 Universitas Negeri ternama mengajukan suntik mati karena prustasi hidup menganggur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun