Sekali lagi saya menulis tentang bapak Anies Baswedan cagub DKI nomor urut tiga, bukannya saya sebagai pemilih didalam pilkada DKI, sebab saya bukan warga DKI.
Bukan pula sebagai pendukung Ahok, sebab saya tidak punya kepentingan di pilkada DKI.
Saya menulis ini hanya sebagai ungkapan keprihatinan sebagai warga masyarakat Indonesia yang bukan warga DKI.
Tempo hari saya juga menulis yang bersinggungan dengan nama beliau dengan judul disini :
Saya kutipkan sepenggal kalimat keprihatinan saya di tulisan tersebut, seperti berikut ini :
Awalnya saya menaruh respek dengan pak Anies Baswedan yang berasal dari kaum intelek dan terdidik, namun setelah melihat pola-pola kampanye para pendukungnya yang mengotori masjid-masjid dengan tulisan-tulisan yang tidak beradab dan nyampah, sementara tidak saya dengar pernyataan pak Anies dan sikap cueknya terhadap tingkah polah biadab para pendukungnya, maka saya semakin tidak respek dengan beliau ini.
Lantas pada hari kemarin, saya membaca berita pernyataan beliau di situs online tribunnews.com, Sabtu (11/3/2017).
Anies Baswedan : Menyerukan kepada warga untuk tetap menunaikan seluruh ketentuan hukum dan setiap kewajiban terhadap jenazah serta menurunkan spanduk ancaman penolakan salat jenazah.
Entah ada kaitannya tulisan itu dengan pernyataannya yang berselang dua hari munculnya sikap itu atau tidak, saya ndak tahu. Dan saya ndak ngurus, opo maneh nggagas, dudu urusane !
Namun tiba-tiba saya dikejutkan lagi dari baca berita di tribunnews.com Minggu (12/3/2017).