Buyuang Banta
Perantau Sukses Palak Juha yang Banyak Melakukan Bedah Rumah Miskin tak Layak Huni
Byuang Banta merasa beruntung punya orang-orang yang mau dan cepat tenggap dalam berbagai hal di tengah masyarakat. Ditambah pula keikhlasan yang tulus dari orang-orang itu, membuat perantau sukses yang telah banyak berbuat sosial kemasyarakatan ini ingin berbuat lebih banyak lagi, terutama untuk kalangan masyarakat miskin.
Sejak tiga tahun terakhir, nama Buyuang Banta, pengusaha Rumah Makan Ampera Buyung di Duri, Provinsi Riau ini kian terkenal saja. Tersebab, sejak itu pula dia merasa terpanggil untuk berbuat, membantu banyak orang yang hidupnya susah dalam perekonomian.
"Saya langsung turun ke lapangan, melihat rumah tak layak huni, diturunkan para tukang dan kuli yang saya punyai. Termasuk makan tukang dan pekerja selama mengerjakan rumah, pemilik rumah hanya diminta untuk menanakan nasi," kata dia bersama anggota DPRD Padang Pariaman, Alfa Edison saat bincang-bincang dengan penulis.
Hingga sekarang sudah tak terhitung lagi rumah masyarakat miskin yang dibuatkannya. "Seminggu yang lalu datang seorang ibu muda yang kepengin merantau. Lalu, saya mau saja membiayainya untuk sampai ke tujuannya. Tetapi, untuk kelanjutan usahanya, tentu perlu pikiran panjang," ulas Buyuang Banta.
Akhirnya, karena alasan tak punya rumah yang segeh, ibu itu disuruh pindah rumah oleh Buyuang Banta. "Ada sebuah rumah tak berhuni. Saya suruh anggota saya membenahi kamar mandi, listrik, lalu membelikan alat-alat dapur secukupnya. Ibu itu tinggal di tempat itu dengan nyamannya," ungkapnya.
Untuk membangunkan rumah kembali itu, Buyuang Banta tak memandang kampung. Meskipun ia asli Palak Juha, Nagari Lurah Ampalu, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, di Nagari Koto Dalam, Kecamatan Padang Sago Buyuang Banta ada juga melakukan bedah rumah.
Begitu juga rumah ibadah. "Sepanjang perjalanan yang saya lakukan dari Duri ke Padang Pariaman, dan saat jalan-jalan di kampung ketika melihat hal-hal yang dianggap kurang dan perlu dibantu, itu saya lakukan, tanpa ada permintaan. Di daerah Riau ada sebuah mushalla yang dilihatnya tak terurus, dia langsung terjun mengurusnya, dengan meminta rekening listrik yang hingga kini dia yang membayarkan, agar perjalanan anak-anak mengaji tetap terjaga dengan baik.
Buyuang Banta mengaku perbuatannya belum seberapa bila dibandingkan kesusahan banyak orang yang dilihatnya di sekeliling dia. Namun, dia tetap berharap dan berdoa pada Yang Maha Kuasa agar bisa terus berbuat demikian. "Saya tak ingin, dan tak pernah menghitung jumlah rumah masyarakat yang sudah dibangun. Yang penting, ketika rumahnya telah selesai, kami dengan tim bersama pemilik rumah foto bersama, dan dipanjang diatas rumah tersebut. Gunanya, ya untuk tali silaturrahim saja. Mana tahu di antara anak-anak kita nantinya ada hubungan antara yang satu dengan yang lainnya dalam berbagai hal," ujar dia.
Timbulnya perbuatan membantu yang lemah dan yang kurang itu oleh Buyuang Banta, lantaran dia berangkat merantau dulunya dalam keadaan susah payah. Bahkan teramat susah, sampai-sampai sewa mobil saja dibantu orang lain. Begitu juga saat memulai usaha di Duri, juga atas kasihan orang lain yang terbilang teman dekatnya.