Setelah sekian lama akhirnya saya bisa kembalibertatap muka dengan teman-teman Kompasianer yang merupakan penulis di Kompasiana, dari Komunitas Kompasianer Jakarta atau yang dikenal dengan sebutan Kopaja 71 yang mengadakan sesi sharing session dengan tema yang cukup menarik, inspiratif dan sangat aktual dalam pembahasan.
Meski demikian, sebelumnya saya adalah orang yang sangat sibuk dan pindah pindah kerja hingga sempat bekerja di Provinsi Lampung selama kurang lebih 3 bulan lamanya, sebelum akhirnya bisa kembali ke Jabodetabek dan bekerja di Tangerang. Dan begitu sang Ketua Bang Edward Horas Simanjuntak mengajak saya untuk ikut acara ini, tak pikir panjang saya pun langsung daftarkan diri untuk turut serta hadir dalam acara kali ini.
Singkat cerita saya pun berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 pagi WIB dan kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan KRL Commuter Line yang dimana saya naik dari Stasiun Tangerang dan kepadatan pun sempat terjadi di Stasiun Duri dan Stasiun Tanah Abang, hal ini dikarenakan masih dalam suasana libur Hari Kemerdekaan, serta adanya cuti bersama yang membuat sebagian masyarakat memanfaatkan waktunya untuk liburan, jalan jalan menikmati Jakarta yang semakin hari semakin padat dengan rangkaian aktivitas warganya. Ditambah lagi harga tiketnya yang masih seharga Rp.80,- Rupiah per tanggal 17-18 Agustus 2025 ini yang dimana akhirnya dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menikmati hari liburnya.
Acara yang dimulai pada pukul 09.15 pagi WIB ini diawali pembukaan yang disampaikan oleh MC yaitu Mbak Zarna Fitri, yang kemudian dilanjut dengan sambutan dari sang Ketua Bang Horas, setelah itu lanjut acara inti yakni bedah buku terbaru karya Bapak Merza Gamal, yang berjudul "Mempersiapkan Gen Alpha Memasuki Dunia Kerja Sejak Dini". Selain itu kita juga diajak untuk membedah juga mengupas sebuah buku karya Bapak Syaiful W Harahap, yang berjudul "Pariwisata Indonesia Harus Memupus Anggapan Turis Sebagai Calon Mangsa" dengan dipandu juga sang moderator yaitu Ibu Erry Yulia Siahaan.
Kemudian kesimpulan yang bisa diambil adalah, yang pertama dari bukunya Pak Merza tentang bagaimana cara kita agar tidak melakukan kesalahan yang sama dan juga tidak menyalahkan dalam mempersiapkan generasi yang akan datang. Terutama bagi para orang tua, yang dimana sedikit-sedikit gadget, hingga akhirnya anakpun menjadi tidak terkontrol baik pola pikir maupun sikap serta karakter yang dimana sebagai ujung tombak agar pada saat masuk dunia kerja bisa lebih siap, bukan sebaliknya yang harus terus menerus dituntun oleh kedua orang tua kita.
Sementara itu kesimpulan yang bisa diambil dari bukunya Pak Syaiful adalah bagaimana cara kita mengelola keuangan tentang pariwisata yang dimana hampir semuanya sudah masuk era digitalisasi, dan itu benar adanya. Jangankan untuk makan dan minum, kita mau buang air di toilet pun sekarang sudah ada yang menggunakan sistem digitalisasi, dan salah satunya dengan menggunakan sistem pembayaran QRIS. Bisa lebih praktis, namun keadaan kita memakai uang tunai pun tetap perlu dan sudah menjadi kebutuhan, meski demikian harganya yang akan membuat kita berpikir dua kali untuk membelinya.
Selain itu acara juga dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan yang paling ditunggu pun tiba, yaitu games dan lomba yang sekaligus memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80 pada Minggu 17 Agustus 2025 kemarin. Lomba pun dipandu oleh Kak Mutiara Yaletha, dengan perlombaan diantaranya adalah lomba estafet sarung, lomba balap kelereng, serta lomba memasukkan benang ke dalam jarum.
Tentu saja momen tersebut mulai dari lucu, unik, seru, begitu juga kekompakan, harmonisasi dan kebersamaan sangatlah terasa yang membuat kita semakin dekat dengan teman-teman semua yang hadir hari ini. Namun sayangnya, kita juga mendapat kabar dari salah satu teman kita yaitu mas Bayu yang Ibunya sedang sakit dan kita semua juga ikut mendoakan segera lekas sembuh dan bisa sehat kembali untuk ibundanya dari mas Bayu.
Saya sendiri ikut di semua lomba, meski belum jadi pemenangnya, buat saya ini adalah momen yang sangat bagus ditambah lagi masih dalam suasana Hari Kemerdekaan yang dimana bisa menyatukan kita semua dengan keberagaman, harmonisasi, kebersamaan juga kekeluargaan yang diharapkan akan terus terjaga selamanya.
Acara pun ditutup dengan sesi foto bersama dan makan siang bersama, dan tentu ini adalah momen yang sangat berharga dan waktu libur pun menjadi berfaedah. Meski jujur saja, setelah acara selesai saya langsung berangkat ke tempat kerja yang kebetulan masuk siang sekitar jam 3 sore WIB.
