Mohon tunggu...
Abdulwahid Saraha
Abdulwahid Saraha Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Anak gunung Kie Matubu Tidore yang selalu berusaha menjadi lebih baik dalam segala aktivitas keseharian...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengungkap Jaringan Perampokan Bagasi di Bandara

20 Februari 2012   09:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:25 2435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_172337" align="aligncenter" width="640" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption]

Ini sekedar warning bagi saudara-saudara yang sering bepergian menggunakan pesawat terbang,Jangan mengira bahwa barang-barang yang dimasukan ke dalam bagasi pesawat aman.Justru sebaliknya, barang yang masuk di bagasi sangat rawan dan rentan untuk dipreteli oleh tangan-tangan jahil yang tidak berperikemanusiaan. Mereka tega berpesta ria dengan hasil curiannya, sementara pemilik barangyang kehilangan mengalami stress dan menderita berkepanjangan. Sungguh perbuatan yang tidak beradab dan pantasnya dihukum dengan cara ditangkap dan dibuang dari atas pesawat yang terbang di ketinggian 100.000 kaki diatas permukaan laut.

Saya beberapa waktu lalu mengalamikehilangan barang yang menurut saya sangat berharga. Barang tersebut saya masukkan dalam tas yang dimasukkan ke dalam bagasi.  Kejadiannya di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Tas dan gemboknya masih utuh tetapi isinya raib tak berbekas.Awalnya saya mengira ada tuyul di dalam bandara.Tetapi setelah saya mencari informasi dengan menghubungi berbagai pihak terkait, menceritakan kronologinya di media online, serta melakukaninvestigasi dengan cara saya sendiri, maka saya berkesimpulan bahwa ada “Mafia” di dalam Bandara Soekarno-Hatta.Memang statemen yang saya sampaikan perlu dibuktikan secara hukum, tetapi indikasi kearah simpulan saya sangat jelas dan terang.

1329729111419380128
1329729111419380128

Penumpang yang lebih awal datang melakukan chek in di Bandara, lebih berpeluang menjadi sasaran bidik petugas bagasi.Hal ini karena, rentang waktu proses penyiapan bagasi di dalam ruang lebih lama. Sehingga petugas lebih leluasa mengacak-acak isi bagasi sebelum dimasukkan ke dalam pesawat.Modus ini tidak berjalan sendiri, karena dipastikan didukung dengan informasi dari petugas yang ada di bagian Exrey yang telah meneropong apa saja isi tas penumpang.Perkongsian antara petugas Exrey dengan pengurus bagasi juga dipastikan dilakukan dengan sepengetahuan petugas sekurity.Kenapa saya katakan sekurity juga mengetahui, karena proses pengurusan bagasi pada saat cek in dan masuk ke dalam ruangan petugas bagasi sampai diantar ke dalam pesawat selalu dalam kawalan security.Logikanya sederhana, karena securitylah yang punya kewenangan untuk mengawasi dengan ketat aktivitas petugas bagasi dan melaporkan apabila ditemui kejanggalan dalam proses pengurusan bagasi.Namun faktanya untuk kasus yang pernah saya alami, setelah dilakukan konfirmasi, pihak maskapai penerbangan mengakui tidak pernah menerima laporan dari security terkait adanya tindakan tidak terpuji dari petugas bagasi.Apakah jawaban maskapai penerbangantersebut, hanyasebagai dalih untuk lepas dari tanggungjawab ? Kalau jawabannya iya, maka bisa memunculkan dugaan bahwa pihak maskapai juga dicurigai terlibat dan harus bertanggungjawab dalam jaringan bejat perampokan bagasi penumpang.

Saya baru sadar sekarang setelah dikasih tahu oleh seseorang rekan kompasianer,bahwa resleting tas penumpang dapat dengan mudah dijebol tanpa merusak tas ataupun gembok pengunci.Hal inilah yang membuat pihak maskapai penerbangan, ketika mendapati laporan kehilangan isi tas penumpang, hanya berdalih, bahwa seandainya barang yang hilang ketahuannya di bandara, maka masih menjadi tanggungjawabnya.Tetapi bila ketahuan hilangnya ketika tas bagasi dibuka di luar bandara, maka bukan menjadi tanggungjawabnya.Sungguh jawaban yang hanya membuat makin pedihnya penderitaan pihak yang kehilangan barang.

Banyakkasus dan laporanpenumpang terkait, kehilangan barang bagasi, namun sampai sekarang tidak ada langkah nyata dari institusi terkait terutama Pemerintah dalam menyeriusi persoalan tersebut.Hal ini membuktikan bahwa Negara dianggap tidak mampu jika tidak boleh dikatakan gagal untuk memberikan jaminan terhadap rasa aman dan nyaman bagi penumpang yang melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang.

Kita berharap semoga kedepan, pihak pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan bisa menjadikan kasus maraknya kehilangan barang bagasi milik penumpang di Bandara sebagai salah satu program prioritasnya untuk diatasi.Kalau ini bisa terwujuddan tidak ada lagi kasus tangan jahil yang mencuri bagasi, maka 4 jempol harus kita angkat buat Kementerian Perhubungan.Tetapi kalau tidak berhasil maka saya sarankan sebagaimana diawal tulisan diatas, agar siapapun yang terbukti mengambil barang di bagasi, harus diberi hukuman dengan cara dibuang dari dalam pesawat yang sedang terbang di ketinggian 100.000 kaki diatas permukaan air.Semoga hal tersebut bisa menjadi alternatif solusi untuk mengatasi maraknya aksi perampokan bagasi penumpang yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun