Mohon tunggu...
Voniassari
Voniassari Mohon Tunggu... -

ATVI'17

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kuliah di Jakarta, UAS di Cirebon

24 Mei 2018   23:30 Diperbarui: 25 Mei 2018   13:19 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu kampus di Jakarta yaitu ATVI (Akademi Televisi Indonesia) merupakan kampus Broadcast yang terletak di Daan Mogot Jakarta Barat. Kampus ATVI ini mengadakan UAS semester II di Cirebon, Jawa Barat.

Kegiatan UAS ini berlangsung pada tanggal 3-6 Mei 2018. Ujian Akhir Semester yang di adakan oleh kampus ini yaitu kegiatan Hunting Fotografi Jakarta-Cirebon-Kuningan. Perjalanan ini bukan piknik atau rekreasi melainkan, maksud dan tujuannya yaitu memberi bekal pada mahasiswa ATVI untuk mengenal lebih dekat "Indonesia" yang saat ini sedang dalam proses menuju Indonesia yang modern (Indonesia di prediksi menjadi 7 besar negara industri di dunia), memperkenalkan kepada mahasiswa Broadcast yang sebenarnya dan menjadi Broadcaster serta Jurnalis yang handal. 

Serta bertujuan untuk mendapatkan nilai terbaik dalam mata kuliah fotografi dalam bentuk penyusunan Story Photo / Travel Photography belajar mengenai cara mengambil gambar dari berbagai pemandangan, momen, maupun peristiwa yang akan di temui. Kegiatan ini wajib bagi mahasiswa ATVI semester II/2018 yang mengikuti mata kuliah fotografi dan tentu saja didampingi oleh dosen-dosen ATVI yang terlibat dalam dunia fotografi.

Sebanyak kurang lebihnya 200 mahasiswa ATVI yang mengikuti kegiatan ini, Kedai Travel yang dipilih oleh kampus ATVI untuk menjadi Travel Guide mulai dari berkumpulnya di Stasiun Gambir Jakarta, pembagian tiket kereta api dan briefing pada hari Kamis, 3 Mei 2018 pagi hari sebelum keberangkatan. Dengan membawa kameranya perseorangan, mahasiswa ATVI mulai menggunakan kemampuannya untuk mengambil gambar selama dalam perjalan ke Cirebon dan merekam obyek di luar jendela dengan memperhatikan saat kereta berjalan dengan cepat.

Dalam kegiatan akan ada 13 tempat yang dikunjungi di Cirebon maupun yang berada di Kuningan. Sampai di Cirebon mahasiswa ATVI langsung menuju ke Taman Budaya Hati Tersuci untuk mengambil gambar suasana sekitar Taman Budaya. Taman hati, taman doa yaitu Gereja Santa Maria yang terletak di Cirebon.

Gereja yang masih dikelilingi lahan kosong dan parkirnya yang cukup luas, tembok yang mengelilingi taman budaya ini menggunakan bata merah halus, konsep gapuranya seperti bangunan tembok keraton. Sebelumnya mengambil gambar suasana di taman budaya, mahasiswa ATVI makan siang dengan Nasi Jamblang yang merupakan kuliner yang berasal dari kota Cirebon atau daerah yang dijuluki kota Udang ini. Nasi itu dibungkus dengan daun jati, dan dilengkapi berbagai lauk pauk di antaranya tempe, telur dadar, sambal cabai, daging, ikan asin dll.

Dokpri
Dokpri
Keraton Kesepuhan adalah tujuan selanjutnya setelah dari Taman budaya Hati Tersuci. Keraton kesepuhan merupakan salah satu dari peninggalan kesultanan Cirebon yang masih terawat dengan baik. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo di dalamnya. 

Memasuki gerbang kompleks Keraton Kesepuhan di sambut gapura bergaya Majapahit, terdapat dua buah patung macan putih yang memiliki makna, yaitu sebagai lambang keluarga besar Pajajaran dan masih banyak lagi berbagai macam bangunan lainnya. Banyak spot foto yang unik, apabila lebih menyukai foto selfie tidak ada salahnya untuk berfoto selfie dengan latar belakang bangunan yang bersejarah di kota Cirebon. Dan informasi yang di dapat di Keraton Kesepuhan tersebut terdapat sumur dan air yang bersih apabila cuci muka di air tersebut, wajah akan tampak awet muda, dan air nya bisa diberikan dan diminum oleh orang yang sakit.

Waktu sudah semakin sore, perjalanan dilanjutkan menuju Desa Gerabah Sitiwinangun. Asal usul Sitiwinangun berasal dari bahasa Jawa yang berarti tanah yang di bentuk (siti = tanah, wangun = bentuk). Tiba di desa tersebut, mahasiswa ATVI di sambut oleh perangkat desa dan diberikan beberapa informasi mengenai desa tersebut sebelum berkeliling. Salah satu informasinya, ternyata Desa Sitiwinangun sebagian warganya merupakan pengrajin gerabah.

Memasuki desa Sitiwinangun, suasana sentra kerajinan dari warganya sangat terasa. Karena hampir setiap halaman warganya selalu menumpuk karya gerabah. Cara pembuatan dan motif hiasnya sangat unik dan tradisional. Salah satunya terdapat proses pembakaran yang menjadi keunikannya. Memang membutuhkan waktu lama untuk membuatnya. Selain memerlukan kehati-hatian, teknik hias ini sangat rumit dan membutuhkan kecermatan luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun