Sedekah Bumi Latar Belakang
Sedekah bumi adalah salah satu tradisi budaya yang masih terjaga keberadaannya di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kota Rembang, Jawa Tengah. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas hasil bumi yang melimpah serta rezeki yang telah diterima. Selain sebagai wujud syukur, sedekah bumi juga berfungsi sebagai momen untuk mempererat hubungan sosial antarwarga dan menjaga kearifan lokal yang telah ada.
Pelaksanaan
Di Rembang, pelaksanaan sedekah bumi biasanya dilakukan setelah musim panen. Momen ini ditentukan melalui kesepakatan bersama, dan seringkali jatuh pada bulan-bulan tertentu dalam kalender Jawa, seperti bulan Sura atau Apit.
Acara dimulai dengan gotong royong membersihkan desa dan menyiapkan makanan, serta membuat gunungan dari hasil bumi seperti padi, sayur, buah-buahan, dan hasil panen lainnya. Gunungan ini nantinya menjadi pusat perhatian dalam prosesi adat.
Pada hari H, Dibuka dengan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa atau tokoh adat. Doa ini dipanjatkan untuk memohon berkah, keselamatan, dan kelimpahan hasil bumi di masa mendatang. Setelah doa, gunungan hasil bumi diarak keliling desa atau menuju lokasi tertentu, seperti balai desa atau makam leluhur, sebagai simbol penghormatan.
Puncak acara ditandai dengan rebutan gunungan oleh warga, yang percaya bahwa hasil bumi tersebut membawa keberkahan. Selanjutnya, acara diiringi pertunjukan seni seperti ketoprak, dan karnaval yang menambah meriahnya suasana.
Nilai Budaya dan Sosial
Lebih dari sekadar perayaan, tradisi sedekah bumi juga memperkukuh hubungan sosial di tengah masyarakat. Proses gotong royong dalam persiapan hingga pelaksanaan mencerminkan solidaritas dan rasa persaudaraan yang tinggi. Selain itu, tradisi ini juga berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan seni budaya lokal, termasuk tarian, dan musik yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI