Akhirnya dengan berat hati saya dan suami harus terpisah. Saya pulang lebih dulu di awal puasa sementara suami sibuk mencari tebengan teman yang membawa mobil. Ketika balik pun kami harus mencari tebengan kawan yang searah menuju Jakarta. Tentu saja saya harus bertahan dengan segala obat agar tidak mabuk selama perjalanan. Ya begitulah, kehabisan tiket kereta adalah peristiwa yang cukup ribet dan melelahkan. Apalagi bagi saya, cukup membawa trauma tersendiri.
Tahun-tahun selanjutnya berjalan lancar. Bahkan 2 tahun setelahnya kami justru menggunakan fasilitas Motis (Mudik Motor Gratis) dari KAI. Selain bisa mudik, kami juga bisa membawa serta motor untuk operasional di Kampung. Mudik ke 2 kota yang jaraknya tidak dekat tapi juga tidak jauh memang sedikit merepotkan. Dalam posisi itu, membawa motor menjadi pilihan paling tepat yang bisa kami lakukan.
Tahun 2025 ini beda lagi ceritanya. Karena suatu hal kami harus mudik secara terpisah. Saya harus pulang lebih dulu di awal puasa sementara suami pulang belakangan karena tanggal liburnya juga belum ketahuan. Masalahnya keputusan split itu datang di tengah-tengah ramadan. Artinya, ini sangat riskan.
Yang persiapan jauh-jauh hari saja belum tentu kebagian tiket apalagi yang punya plan dadakan macam kami. Bisa-bisa mudik 2025 hanya tinggal wacana.
Duh, mana saya sudah janjian bersama kawan-kawan lama untuk reuni dengan dresscode abu-abu dan membuat video rebutan kado seperti yang sedang viral itu, hiks. Belum lagi janji saya sama ibu untuk bersama-sama membuat bakso untuk stok lebaran. Hmm...banyak sekali harapan yang harus digagalkan jikalau saya tak berhasil mudik tahun ini.
Beruntungnya kami masih sama-sama kebagian tiket. Saya dapat kereta KA Gunung Jati pagi sementara suami masih kebagian Motis di hari min 2 lebaran. Meski terpisah waktu tapi kami bersyukur masih bisa mudik di tahun ini.
Keberuntungan tidak berhenti di situ, ternyata kami juga masih kebagian tiket balik ke Jakarta di tanggal-tanggal sebelum habis masa cuti lebaran. Padahal bisa dibilang tanggal-tanggal itu adalah favorit para perantau alias puncaknya arus balik.
Tahun ini memang terasa berbeda, jika biasanya ada selentingan dan keluhan orang-orang yang apes tidak kebagian tiket kereta kini suasananya lebih adem ayem. Tak ada kawan maupun tetangga yang mengeluh karena tak kebagian tiket kereta.
Usut punya usut ternyata ini karena KAI menambah jumlah perjalanan selama masa angkutan lebaran. Dari yang awalnya 9656 perjalanan KAI kemudian menambah lagi 1080 perjalanan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang. Jumlah ini meningkat sebanyak 8% dibanding tahun sebelumnya. (kompas.com)
KAI juga mengkonfirmasi telah berhasil mengangkut sebanyak 29 juta penumpang selama masa angkutan lebaran dari 21 Maret hingga 11 April 2025 lalu.