Apakah kualitas hasil tulisan Dahlan Iskan tersebut dikarenakan bukan atas kemauan sendiri? Ataukah tulisan tersebut ditulis seadanya karena merasa hanya sekadar diposting di sebuah blog?
Jika benar keduanya, maka sangatlah disayangkan, terlebih dalam tulisan tersebut beliau membawa namanya sendiri. Di zaman ini, orang dengan mudah mengakses tulisan di internet dan mudah pula membagikannya. Apakah itu baik ataukan buruk akan mudah tersebar.
Pembaca tentu menunggu bagaimana seorang Dahlan Iskan menuangkan pikiran dan ide-ide kreatifnya melalui blog pribadi. Namun, tulisan dengan judul "Saibun Galau" memang mengecewakan.
Tapi, bila dilihat dari sisi positif, kritik adalah kepedulian orang lain terhadap karya kita dengan tujuan perbaikan untuk mejadi lebih baik. Harapan saya, semangat menulis Dahlan Iskan tidak menciut akibat menuai banyak kritikan dan kembali menghadirkan tulisan yang positif untuk pembacanya.