Mohon tunggu...
Hendra Josuf
Hendra Josuf Mohon Tunggu... lainnya -

Tamat ABA thn. 1978, kemudian mengajar bhs.Inggris di Surabaya, Jakarta dan Tangerang. Sekarang berdiam di New York City dan Fredericksburg, Virginia USA

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pak Oen Pergi Tersenyum

20 November 2015   11:42 Diperbarui: 20 November 2015   14:13 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam itu terasa sejuk. Gumpalan kabut tipis menyelimuti ranting-ranting pohon di teras dimana kami berbincang-bincang. Tak ada berita hangat waktu itu. Percakapan ngalor kidul, lalu menjurus kearah hal-hal yang sedikit serius. Seorang lelaki, sedikit kurus, berkaca mata, terlihat asyik terlibat di dalamnya.Hembusan angin dingin mengelus lembut di musim gugur, namun sama sekali tidak dia gubris. Dari balik kaca mata putihnya dia menatap ke depan di kegelapan malam seraya menghembuskan asap rokoknya sekali-sekali.

Disitulah pertama kali aku mengenal sosok pria paru baya ini. Kawan-kawan memanggilnya Pak Oen, asal Gresik. Dia telah cukup lama berdiam di New York City sampai-sampai menyandang status kakek dari beberapa orang cucu. Mendengar logat Jawa Timur, membuat aku teringat kembali ketika bekerja di Surabaya dan Gresik di usia muda. Terasa aku cocok dengan orang ini, kataku dalam hati. Dari dalam ruang tamu, terdengar cekikikan muda/mudi memperingati seratus hari meninggalnya bekas ketua KKI, almarhum Budi Lodewijk. Dan Pak Oen sebagai mantan ketua KKI pada tahun 2007-2011, saat itu dipercaya sebagai  penasehat KKI, memberi masukan pada Bapak Novri Siregar, sebagai ketua KKI sekarang ini.

Keempat musim saling berganti, berkejaran dari tahun ke tahun, dan KKI cabang New York di bawah asuhan bersama, Pastor Robert Mirsel SVD, Pastor Greg Kukuh Nugroho, Bapak Novri Siregar, Bapak Indra Dharma T, Bapak Anwar Sariwati, Bapak Samosir, dan para anggota pengurus lainnya, betul-betul telah membentuk perkumpulan rohani lebih sempurna. Mulai dari misa berbahasa Indonesia dua kali sebulan, latihan koor, arisan, menjalin kerja sama dengan Perwakrin (Perkumpulan Warga Kristen Indopnesia) yang di ketuai Bapak Soeko Prasetyo, retreat  ke Maryland, dan senantiasa menjalin hubungan erat dengan Bapak Konjen RI di New York City, Bapak Gafur Akbar Dharmaputra.

 

Dok;Bpk. Indra Dharma T, New York City(almarhum Pak Oen bersama istri)

Lamunan panjang bersama Pak Oen buyar seketika d isaat Pastor Feliks dan Pastor Jonas Tanday mengajak para pelayat di pemakaman berdoa bersama. Pandangan berkaca-kaca di balik kaca mata hitamku menjadi buram hingga kuusap buat kesekian kalinya, sembari  menatap liang lahat di depanku. Di dalam peti berwarna coklat  Pak Oen terbaring  selamanya. Perjuangan buat  keluarga, buat  umat Katolik di New York City dan buat orang banyak, telah dia selesaikan.

Menurut ceritera istri beliau di saat  gawat-gawatnya di rumah sakit.

"Aku sudah tidak tahan melihatnya, lalu aku bisiki. Pi, seandainya Papi sudah tidak kuat lagi, pergilah. Tak usah di tunggu ke datangan Chandra," (Chandra, anak lelaki pak Oen paling bungsu, bertempat tinggal di Atlanta).

"Terima kasih, Mi, kau telah merawat aku dengan baik selama ini."

"Dia pegang tanganku erat2, lalu perlahan genggamannya  renggang ketika  dia meninggal tanpa berkata apa-apa lagi. Perginya teramat tenang, seperti orang tidur. Ada sekelumit senyum di bibirnya."

Tentu saja sang istri menangis sepuasnya.

 

Dok: Bapak Indra Dharma

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun