Komunis, buat sebagian orang kata ini mungkin mengerikan. Nggak jarang aku denger orang ngomong, komunis itu atheis, komunis itu otoriter, komunis itu diktator.
Tapi pernah nggak sih kalian mikir, apa yang membuat kalian ngecap komunis dengan label itu? Kalian tahu komunis dari baca buku? Apa kalian uda bener-bener baca buku? Atau baru baca Kata Pengantarnya doang? Atau lebih parahnya lagi, jangan-jangan kalian langsung baca bagian Kesimpulan dan Sarannya?
Sebagai lulusan IPS, aku uda akrab banget sama yang namanya komunisme dan  Karl Marx. Waktu aku masih sekolah, karena keterbatasan sumber dan otak. Aku juga sempat mengecap, komunisme itu jahat.
Dari sekian banyak pandangan dan ideologi yang dijelasin di sekolah, nggak tahu kenapa, komunisme ini kayak tokoh antagonis. Jarang dibahas tapi sekalinya dibahas keluar buruk-buruknya aja. Dan nggak salah sih kenapa kalian juga mikir komunisme itu jahat.
Tapi logikanya, nggak mungkin suatu pandangan diciptakan secara terang-terangan untuk menghancurkan pandangan itu sendiri. Makanya aku mencoba mencari tau lebih dalam. Apa sih komunisme ini? Emang bener seburuk itu?
Satu per satu benang merah aku tarik pelan-pelan. Komunis ini dari mana, apa tujuannya, bagaimana kenyataanya. Yang aku rasa kayaknya nggak mungkin dijelasin satu per satu di sekolahan.
Jadi, ideologi komunisme ini berasal dari pemikiran seorang filsuf asal Jerman, bernama Karl Marx. Dalam merumuskan ide ini, Marx nggak sendiriannya, dia menulis buku berjudul The Communist Manifesto dengan temannya, Friedrich Engels.
Friedrich Engels sebenarnya anak konglomerat di Jerman. Tapi justru dia nggak setuju sama sistem kapitalis yang diterapin sama keluarganya sendiri. Dan ya, memang ideologi komunis ini dilahirkan untuk menghantam kapitalis.
Marx bilang, kapitalisme bikin kita terbelenggu dalam kelas sosial. Padahal kita sama-sama manusia, sama-sama bernafas dengan oksigen, tapi kedudukan kita beda. Ada borjuis (kelas atas) dan proletar (kelas bawah). Kapitalis ini bikin kita muter disitu-situ aja, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
Sayangnya, menurut Marx, kita nggak sadar bahwa ada suatu sistem yang membuat hidup kita ngestuck disitu aja. Kenapa kita nggak sadar? Karena ada dogma yang selalu bilang, Tuhan berkehendak atas takdir kita.
Enggak salah, tapi nggak sepenuhnya benar. Karena itu bisa jadi tameng emas kapitalis. Pernah nggak, kalian bengong trus overthinking mikirin hidup. Kok susah banget ya, cicilan nggak lunas-lunas, orang uda jalan-jalan ke Paris sedangkan kita mentok ke pasar malam.