Mohon tunggu...
Politik

UMSIDA dalam Jerat Feodalisme Organisasi: Mengapa IMM Takut Bersaing?

13 Oktober 2025   22:27 Diperbarui: 13 Oktober 2025   22:27 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

UMSIDA seharusnya menjadi kawah candradimuka bagi lahirnya intelektual progresif. Namun kini, kampus ini justru seperti kehilangan nyali untuk bergerak maju. Akar masalahnya sederhana yaitu keterkungkungan struktural dan kultural yang diciptakan oleh ortom Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), yang terus menganggap UMSIDA sebagai rumah eksklusifnya sendiri.

Padahal, UMSIDA bukanlah milik IMM. Kampus ini milik seluruh mahasiswa dari mana pun latar belakang dan pilihan organisasinya.

Namun, perilaku sebagian kader IMM yang merasa memiliki hak istimewa atas kampus telah melahirkan kultur feodal baru yaitu siapa yang di luar lingkaran, dianggap tamu, siapa yang berbeda gagasan, dianggap ancaman.

Kondisi ini menciptakan ruang akademik yang sempit dan steril dari dialektika. UMSIDA kehilangan dinamika berpikir yang seharusnya menjadi ciri universitas. Rasionalitasnya jelas yaitu ketika satu organisasi terlalu mendominasi, maka mahasiswa lain kehilangan ruang untuk tumbuh dan berjejaring, terutama dengan organisasi ekstra kampus seperti HMI, PMII, SEMMI atau GMNI organisasi yang secara nasional telah terbukti menjadi arena pembentukan pemimpin bangsa.

Mengapa IMM tampak enggan bersaing secara terbuka dengan organisasi lain?

Apakah karena takut kehilangan pengaruh, atau karena telah terlalu nyaman dengan posisi istimewa yang diberikan oleh struktur kampus? Jika benar IMM adalah gerakan intelektual dan kader ideologis Muhammadiyah, seharusnya ia menjadi yang paling siap berkompetisi di ruang terbuka, bukan justru bersembunyi di balik tembok eksklusifitas yang menyesakkan.

Sudah waktunya UMSIDA menata ulang arah geraknya, dari kampus milik satu kelompok, menjadi universitas milik semua pikiran.

"Pengalaman berorganisasi dalam kampus dapat diibaratkan sebagai sebuah laboratorium raksasa, dimana mahasiswa bereksperimen dengan berbagai cara, sekedar untuk belajar, mencari tau dan menggali berbagai potensi yang dimiliki untuk mempersiapkan diri agar kelak ketika terjun dalam realita masyarakat dan negara, ilmu itu pun dapat dimanfaatkan, entah dimanfaatkan secara pragmatis, ataupun dengan landasan ideologi dan idealisme." --- Putri Kusuma Amanda

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun