Mojolegi, Boyolali - Kreativitas anak tidak selalu harus diasah dengan permainan modern atau media pembelajaran mahal. Justru, dari benda sederhana yang kerap dianggap sebagai limbah, dari situ daya imajinasi bisa tumbuh dengan subur. Hal inilah yang dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Giat 12 Universitas Negeri Semarang (UNNES)Â di Desa Mojolegi, Kabupaten Boyolali. Melalui program edukasi, pemanfaatan kain perca sebagai media pembelajaran untuk anak-anak PAUD dan TK. Program ini bertujuan untuk menanamkan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini dan untuk mengasah keterampilan motorik halus anak-anak.
Program edukasi ini dilaksanakan pada 11 Agustus 2025 di Kelompok Bermain (KB) Mawar dan TK Pertiwi Desa Mojolegi. Mahasiswa KKN memfasilitasi anak-anak dengan pola gambar sederhana seperti bulan, awan, dan bintang. Pola-pola itu kemudian ditempeli dengan menggunakan potongan kain perca warna-warni. Aktivitas ini memberi banyak manfaat. Anak-anak belajar menempel potongan kain sesuai pola, melatih koordinasi mata dan tangan, mengasah ketelitian, serta mengembangkan kreativitas dalam memadukan warna. Lebih dari itu, mereka juga diperkenalkan bahwa kain perca yang sering kali dianggap limbah dapat disulap menjadi karya yang indah.
Menariknya, kain perca yang digunakan dalam kegiatan ini tidak dibeli dari luar, melainkan diperoleh langsung dari masyarakat Desa Mojolegi. Warga memberikan potongan kain yang berasal dari rumah tangga maupun usaha konveksi kecil di sekitar desa kepada Mahasiswa KKN UNNES. Dengan begitu, kegiatan ini tidak hanya melibatkan anak-anak dan guru, tetapi juga masyarakat yang ikut berkontribusi. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa dimulai dari langkah kecil, yakni dengan saling berbagi bahan sederhana yang masih dapat dimanfaatkan kembali.
Sejak kegiatan dimulai, suasana kelas dipenuhi keceriaan. Anak-anak tampak antusias memilih kain, menempelkan dengan teliti, lalu memamerkan hasil karyanya dengan bangga. Tawa, semangat, dan warna-warni kain perca menghiasi ruangan, menciptakan atmosfer belajar yang berbeda dari biasanya. Para guru pun menyambut positif kegiatan ini. Salah satu guru TK menyampaikan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa KKN. "Terima kasih kepada adik-adik KKN yang sudah mengajak kami bergabung. Saya dan para guru merasa senang karena kegiatan ini sangat edukatif bagi anak-anak. Melalui kegiatan ini, mereka mendapatkan pengetahuan baru bahwa kain perca bisa dimanfaatkan kembali menjadi media belajar yang sederhana namun menyenangkan". ujar Bu Sunarti
Sebagai penutup kegiatan, mahasiswa KKN memberikan hadiah kecil berupa gantungan kunci yang juga dibuat dari kain perca. Meski sederhana, hadiah ini mengandung pesan penting: limbah kain tidak hanya bisa dijadikan media belajar, tetapi juga dapat diolah menjadi barang yang lucu, bermanfaat, dan bisa digunakan sehari-hari. Hadiah ini membuat anak-anak semakin bersemangat. Mereka tidak hanya pulang dengan karya kolase yang dibuat sendiri, tetapi juga membawa contoh nyata bagaimana kain perca bisa disulap menjadi barang yang bernilai guna.Â
Bagi mahasiswa KKN UNNES, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga yang meninggalkan kesan mendalam. Mereka belajar bahwa membangun generasi yang kreatif dan peduli lingkungan tidak harus melalui proyek besar dengan biaya tinggi. Justru, langkah kecil dengan memanfaatkan bahan sederhana dapat memberikan dampak nyata. Dari potongan kain perca yang semula dianggap limbah, lahirlah karya seni kecil yang penuh warna, tawa, dan semangat belajar. Dari kegiatan sederhana, tercipta pengalaman bermakna bagi anak, guru, orang tua, dan juga mahasiswa.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN berharap anak-anak Desa Mojolegi dapat tumbuh menjadi generasi yang lebih kreatif, inovatif, sekaligus berwawasan lingkungan. Mereka belajar bahwa menjaga bumi dapat dimulai dari hal sederhana, seperti memanfaatkan kembali kain perca yang ada di sekitar kita. Pada akhirnya, kegiatan ini membuktikan bahwa kreativitas dan kepedulian tidak harus berawal dari sesuatu yang besar atau mahal. Terkadang, secarik kain perca yang sering terabaikan justru bisa menjadi jembatan untuk melahirkan karya, kebahagiaan, dan kesadaran lingkungan bagi generasi penerus bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI