Ketika mendengar kata "imunisasi," banyak dari kita mungkin langsung teringat masa kecil, saat diajak orang tua ke puskesmas atau posyandu. Tapi, tahukah Anda, hingga saat ini masih ada jutaan anak di dunia yang belum pernah menerima satu pun vaksin? Padahal imunisasi menjadi salah satu langkah paling sederhana namun berdampak besar dalam melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya. Imunisasi bukan sekadar suntikan biasa. Ia adalah benteng pertahanan pertama bagi tubuh untuk mencegah penyakit dan mengurangi keparahan infeksi jika sewaktu-waktu penyakit menyerang.
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2021), imunisasi berhasil mencegah hingga 5 juta kematian setiap tahun dari penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Bayangkan, betapa banyak nyawa kecil yang terselamatkan hanya dengan tindakan preventif ini. Namun, meskipun manfaat imunisasi begitu besar, kenyataannya masih banyak anak di dunia termasuk di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap.
Fakta tentang Cakupan Imunisasi di Dunia dan Indonesia    Â
Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 mencatat beberapa alasan utama masih banyaknya anak di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap. Sebanyak 47% anak tidak diimunisasi karena tidak mendapatkan izin dari keluarga. Artinya, banyak keputusan terkait kesehatan anak yang masih dibayangi kekhawatiran dan minimnya edukasi. Selain itu, ketakutan terhadap efek samping imunisasi menjadi alasan bagi 46% keluarga. Meskipun sebagian besar efek samping vaksinasi tergolong ringan dan bisa sembuh sendiri, kekhawatiran ini tetap menjadi penghalang besar.
Lebih miris lagi, 23% keluarga tidak mengetahui jadwal imunisasi, sementara 22% lainnya menganggap imunisasi tidak penting. Ini menunjukkan bahwa persoalan imunisasi bukan hanya soal akses, tetapi juga soal edukasi dan pola pikir. Padahal saat ini, layanan imunisasi di Indonesia sudah jauh lebih mudah diakses. Posyandu, puskesmas, rumah sakit, bahkan banyak klinik swasta, menyediakan imunisasi rutin yang lengkap, dengan prosedur yang sederhana.
Artinya, hambatan utama bukan lagi soal jarak atau biaya, melainkan tentang kepercayaan dan kesadaran. Ini tugas bersama: tenaga kesehatan, keluarga, dan masyarakat, untuk memperkuat pemahaman tentang pentingnya imunisasi
Jadwal Imunisasi Rutin Lengkap
 Agar manfaat perlindungan imunisasi maksimal, pemberian vaksin harus mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan. Berikut adalah jadwal imunisasi rutin yang perlu diketahui:
Dalam praktiknya, pemberian imunisasi diberikan sesuai usia anak, di antaranya:
- Imunisasi Hepatitis B (HB-O) untuk bayi yang usianya kurang dari 24 jam.
- Imunisasi BCG, Polio 1 untuk anak usia satu bulan.
- Imunisasi DPT-HB-Hib, Polio 2 untuk anak usia dua bulan.
- Imunisasi DPT-HB-Hib 2, Polio 3 untuk anak usia tiga bulan.
- Imunisasi DPT-HB-Hib 3, Polio 4, dan IPV untuk anak usia empat bulan.
- Imunisasi Campak/MR untuk anak usia sembilan bulan.
- Imunisasi DPT-HB-Hib lanjutan dan MR lanjutan untuk anak usia 18 bulan.
- Imunisasi DT dan campak/MR untuk anak kelas 1 SD/Madrasah dan sederajat.
- Imunisasi TD untuk anak kelas 2 SD/Madrasah dan sederajat.
- Imunisasi TD untuk anak kelas 5 SD/Madrasah dan sederajat.
Dengan mengikuti jadwal ini, risiko terkena penyakit berbahaya dapat ditekan seminimal mungkin.