Pulau Santen, Banyuwangi – Dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir sekaligus pelestarian lingkungan, sekelompok pelaku pemberdayaan dan pemerhati mangrove menggelar pelatihan pembuatan kopi herbal berbahan dasar buah mangrove kering di kawasan Pantai Pulau Santen, Banyuwangi, pada Sabtu (11/10).
Pelatihan ini mengajarkan warga cara mengolah biji kopi lokal yang dicampur dengan buah mangrove jenis Rhizophora sp. yang telah dikeringkan terlebih dahulu. Buah mangrove ini dikenal memiliki berbagai khasiat kesehatan, seperti menurunkan kolesterol, mengandung antioksidan tinggi, hingga membantu menjaga fungsi pencernaan.
Rhizopora sp. Sebagai Spesies Mangrove di Sekitar Pantai Pulau Santen
Para peserta pelatihan, yang mayoritas adalah ibu-ibu nelayan dan pengelola warung wisata, tampak antusias mengikuti setiap tahapan proses, mulai dari pemilahan buah mangrove, pengeringan alami, pencampuran, hingga proses sangrai bersama biji kopi.
Menariknya, kegiatan ini juga menghadirkan pemateri dari Oosoji Banyuwangi Club, yakni dr. Bintari Wuryaningsih. Dalam paparannya, dr. Bintari menjelaskan manfaat kesehatan dari buah mangrove serta pentingnya mengolah potensi lokal menjadi produk bernilai tambah. Ia juga menekankan keterkaitan antara pelestarian lingkungan dengan kesehatan masyarakat pesisir secara menyeluruh.
Tim Banyuwangi Oosoji Club Bersama Nyubrick Memberikan Pelatihan Pembuatan Kopi Mangrove dan Lilin Minyak Jelantah
Menurut Ibu Diana, salah satu peserta pelatihan, ide kopi mangrove ini membuka peluang usaha baru bagi warga. “Selama ini buah mangrove hanya kami lihat sebagai bagian dari pohon yang mengelilingi Pulau Santen, tapi ternyata bisa dimanfaatkan dan berkhasiat. Harapannya bisa dijual sebagai oleh-oleh khas Pantai Pulau Santen, terutama oleh warga sekitar,” ujarnya.
Produk kopi herbal ini rencananya akan dikemas secara modern, dengan tetap menampilkan identitas lokal, seperti desain kemasan bergambar lanskap khas Pulau Santen, dan diberi nama “Kopi Mangrove Pulau Santen”.