Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Siapa Anak-anak Allah? (Mencari Iblis 12)

12 Mei 2011   17:21 Diperbarui: 4 April 2017   18:25 3010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://files.myopera.com/m2m99/albums/565105/Effect_082.jpg

SAYA rasa tidak ada ruginya dalam melihat berbagai pendapat tentang Iblis maupun Malaikat, walau banyak orang tidak suka membahas masalah yang dianggap banyak kotroversinya. Banyak penafsir yang menganggap para "anak-anak Allah" dalam Perjanjian Lama adalah penghuni sorgawi alias para malaikat, utamanya dalam Kitab Kejadian 6:1-7 sebagai malaikat berdosa karena kawin dengan anak-anak perempuan di bumi, suatu perilaku seksual yang hina dan sangat dibenci Allah, karena disamakan seperti Sodom dan Gomora (Yudas 1:7). Lalu bagaimana pendapat yang menolak "anak-anak Allah" pada Kejadian 6:1-7 sebagai malaikat, melainkan menunjuk kepada manusia? Matius 22:30 dan Markus 12:25 yang diajarkan Yesus sebagai bukti bahwa malaikat tidak kawin atau dikawinkan, toh mereka membantahnya, bahwa malaikat kalau di sorga memang demikian, tetapi kalau berada di bumi, malaikat bisa melakukan apa saja seperti manusia. Apakah interpretasi ini tepat? Ada pandangan yang mengatakan bahwa anak-anak Allah yang disebutkan dalam ayat 2 dijelaskan dalam ayat 3 sebagai MANUSIA yang melawan Roh Allah. Anak-anak Allah yang dimaksud adalah keturunan Set yang saleh dan anak perempuan manusia dari keturunan Kain yang fasik. Perkawinan kedua keturunan tersebut dianggap sebagai manusia yang gagal untuk berjalan bersama Allah. Dan Allah tidak berkenan jika manusia dari garis keturunan saleh menikah dengan para wanita kafir hanya karena mereka menarik secara jasmani. Perbuatan itu menyulitkan Roh Kudus bila bekerja dengan manusia yang terbukti tidak setia, akhirnya Tuhan menetapkan batas waktu sebagai kesempatan hidup manusia di bumi itu.

http://www.sarapanpagi.org/u/images/divinemercyrc2.jpg
http://www.sarapanpagi.org/u/images/divinemercyrc2.jpg
Topik utama dalam Kejadian 6:1-7 adalah masalah manusia dengan Allah, bukan dengan malaikat, karena dalam pasal tersebut tidak disebutkan tentang malaikat, apalagi Iblis. Walau Kitab Henokh mendukung pengajaran tentang jalinan hubungan antara malaikat dengan para perempuan di bumi, namun Kitab Henokh oleh kalangan pemikir kritis dianggap berisi legenda yang bertolak belakang dengan kejatuhan dan penghakiman para malaikat. Kalau toh malaikat-malaikat yang mengawini manusia itu benar-benar terjadi, saya kira kata yang pantas bukan PERKAWINAN melainkan PEMERKOSAAN para malaikat terhadap para perempuan di bumi. Kenapa demikian, apakah Iblis itu mempercayai suatu perkawinan? Bukankah Iblis lebih suka menghancurkan perkawinan/pernikahan dan mempromosikan imoralitas? Bukankah Iblis sama sekali tidak menghargai kekudusan perkawinan? Lalu bila anak-anak Allah itu manusia, bagaimana dengan orang-orang raksasa (Nephilim) yang ada di bumi itu? Saya kira pada waktu Adam diciptakan tentu berukuran besar, pepohonan juga berukuran besar, barangkali di luar taman Eden binatang-binatang raksasa sejenis Dinosaurus bebas berkeliaran, serangga-serangga pun pasti ukurannya lebih besar dibandingkan pada masa sekarang. Dan Adam Hawa pastilah memiliki ukuran sesuai dengan proporsi masa itu supaya mereka tidak berada dalam keadaan yang menyulitkan. Di luar taman Eden pastilah banyak predator yang siap menerkam siapa saja, Adam tentu memiliki kemampuan untuk menghadapi bahaya itu semua. Orang-orang raksasa atau Nephilim tentulah bukan hal yang aneh pada masa itu, seperti Goliath atau Simson tidak menjadi "manusia aneh" jika tidak ditampilkan dalam karya Allah melalui orang-orang pilihan-Nya.
http://3.bp.blogspot.com/-H94z3fGw_Ww/Ta7p-9EvhpI/AAAAAAAAAGc/hHZbDKJbOVI/s1600/jonathan2001%2B%2528WinCE%2529.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-H94z3fGw_Ww/Ta7p-9EvhpI/AAAAAAAAAGc/hHZbDKJbOVI/s1600/jonathan2001%2B%2528WinCE%2529.jpg
Hidup seperti malaikat di sorga, malaikat di surga mungkin saja berjenis kelamin pria dan wanita seperti manusia, meski Alkitab hanya menyebutkan 2 nama malaikat Mikhael dan Gabriel tidak berarti semua malaikat pria, kalau tidak demikian tentu ayat Matius 22:30 akan menyebutkan jenis kelamin orang-orang yang dibangkitkan. Walaupun ada jenis kelaminnya, namun malaikat tidak dapat melakukan reproduksi seksual, demikian juga manusia nanti bila berada di surga. Bisa jadi para malaikat jumlahnya bermilyar-milyar atau sebanyak manusia yang diciptakan. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat  mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.(Mat. 18:10). Apakah hanya seorang anak kecil yang memiliki malaikat di sorga? Saya kira tidak, karena semua orang pernah menjadi anak-anak jadi tidak mungkin kehilangan seorang malaikat ketika bertumbuh dewasa, bahkan mungkin ada malaikat lain yang ditugaskan Tuhan untuk menjaga langkah manusia yang mampu menangkap sinyal Roh Kudus hingga mampu bekerjasama dengan malaikat. Karena pada dasarnya malaikat tidak diciptakan Allah untuk mengalami penebusan, untuk itu mereka sangat ingin mengetahui berita keselamatan dan pengalaman kelahiran baru. Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus  , yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat. (1 Ptr. 1:12)
http://multiply.com/mu/yolandahenny/image/2/photos/upload/300x300/Q2VyGwoKClMAACqqdUE1.jpg/Jesus-with-Chil.jpg?et=fneIIPoLLbaz0YVJoAx%2C%2Cg&nmid=5722350
http://multiply.com/mu/yolandahenny/image/2/photos/upload/300x300/Q2VyGwoKClMAACqqdUE1.jpg/Jesus-with-Chil.jpg?et=fneIIPoLLbaz0YVJoAx%2C%2Cg&nmid=5722350
Itulah kunci perbedaan manusia dengan malaikat, bahwa Allah memberi manusia kehendak bebas, walau banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih (Mat. 22:14). Manusia adalah anak-anak Allah yang menyimpan sifat ilahi-Nya. Ada elemen keallahan yang berdiam dalam diri seorang anak Allah. "Kamulah anak-anak TUHAN, Allahmu; janganlah kamu menoreh-noreh dirimu ataupun menggundul rambut di atas dahimu karena kematian seseorang; sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu,dan engkau dipilih TUHAN untuk menjadi umat kesayangan-Nya  dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi." (Ul. 14:1-2) Aku sendiri telah berfirman: "Kamu adalah allah,dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian.(Mzm.82:6). Berbahagialah orang yang membawa damai  , karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Mat.5:9) Namun para malaikat bukan puncak ciptaan Allah dan tidak menerima otoritas atas bumi, serta tidak mengalami rasanya dilahirkan kembali. Malaikat tidak memenuhi persyaratan ini karena mereka adalah makhluk roh, tidak memiliki tubuh jasmani. Oleh karena itu hanya 2/3 malaikat yang masih tinggal di surga untuk menaati Allah, karena mereka tahu tidak memiliki hak untuk pergi. Sementara para malaikat ada yang menyerahkan diri kepada pengaruh  Iblis dan menjadi pembantunya untuk memberontak kepada Allah dan dilemparkan ke lautan api dan belerang selama-lamanya. pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai? (Ayb.38:7)
http://4.bp.blogspot.com/_3T0JWQcgV3o/TPRykE6yKEI/AAAAAAAAAIw/7SO5egaiwOQ/s1600/KingdomOfGod3.jpg
http://4.bp.blogspot.com/_3T0JWQcgV3o/TPRykE6yKEI/AAAAAAAAAIw/7SO5egaiwOQ/s1600/KingdomOfGod3.jpg
Pada ayat tersebut Tuhan sedang bertanya kepada Ayub, frasa "semua anak Allah" tentunya mengacu kepada para malaikat, mereka bersukacita karena Allah telah meletakkan batu penjuru bumi, tentu ini berbeda jika dibandingkan dengan frasa anak-anak Allah pada Kejadian 6. Dengan demikian, apakah malaikat bisa juga disebut anak-anak Allah? Semua mahluk yang diciptakan Allah dan melayani Allah bisa saja dikatakan sebagai anak-anak Allah, seperti seorang anak yang melayani bapanya, namun malaikat bukanlah "anak" seperti Anak Allah, mereka disebut anak karena anugerah Allah dalam menyatakan kasih-Nya. Dan manusia tetap menjadi ciptaan tertinggi  Allah dari semua ciptaan semua makhluk di surga maupun di bumi. Bahkan Yesus berkata firman Allah ditujukan kepada manusia, tidak pernah ditujukan kepada para malaikat. Lalu, apakah Iblis juga pernah menjadi anak Allah? (Bersambung) Blog sebelum ini : 1.Iblis Selalu Ada Bersama Kehidupan Manusia (Mencari Iblis 1) 2 Alkitab Adalah Rekaman Iman Manusia Kepada Allah (Mencari Iblis 2) 3.Hanya Adam yang Menerima Langsung Nafas Hidup Dari TUHAN Allah (Mencari Iblis 3) 4. Betapa Kacau Balaunya Alkitab itu (Mencari Iblis 4) 5. Iblis Bukanlah Kerub atau Malaikat Kerub (Mencari Iblis 5) 6. Penafsiran yang Membingungkan (Mencari Iblis 6) 7.Manusia akan Menghakimi Malaikat-malaikat (Mencari Iblis 7) 8. Lucifer Bukan Nama Iblis Apalagi Luciel (Mencari Iblis 8) 9. Perbandingan Malaikat Dan Iblis (Mencari Iblis 9) 10. Allah Adalah Penguasa Neraka (Mencari Iblis 10) 11. Cerita Tentang Malaikat Ketika Turun ke Dunia (Mencari Iblis 11)
http://files.myopera.com/m2m99/albums/565101/Digital%20Art%20%20mrm.jpg
http://files.myopera.com/m2m99/albums/565101/Digital%20Art%20%20mrm.jpg
Illustrasi :Digital Art By M.R.M is sharing photos on My Opera, sarapanpagi.org,msdignatiusjsmhkt.blogspot.com,yolandahenny.multiply.com,albertkakiay-reaping.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun