Mohon tunggu...
Michael Francesco
Michael Francesco Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar

AMDG

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tukar Tambah Organ Sebabkan Kanker?

28 September 2019   14:18 Diperbarui: 7 Oktober 2019   20:52 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski resiko transplantasi organ yang sangat banyak, namun menurut Engles temuan transplantasi organ ini jauh memiliki meanfaat yang lebih banyak demi keselamatan umat manusia. Transplantasi dapat menyelamatkan nyawa manusia yang sangat berharga.

"Transplantasi adalah terapi yang menyelamatkan nyawa dan merupakan salah satu keajaiban kedokteran modern. Kanker adalah salah satu komplikasi penting dari transplantasi, tapi itu bukan satu-satunya," ujarnya.

Dr Lewis Teperman, kepala bedah transplantasi di NYU Langone Medical Center di New York City mengatakan untuk tidak terlalu melebih lebihkan resiko yang ditimbulkan oleh kanker karena resiko yang sebenarnya tidak separah yang dikatakan oleh media-media.

Kemampuan menghalau virus pastinya berbeda untuk anak-anak. Studi yang dilakukan badan kanker Amerika Serikat menyebutkan resiko kanker pada anak anak setela transplantasi meningkat 19 kali lebih tinggi dibandingkan manusia normal.

Virus limfoma non-Hodgkin, justru memiliki resiko yang jauh lebih tinggi untuk kalangan anak anka dengan meningkatnya resiko menjadi 200 kali lebih tinggi dibandingkan manusia normal dan tujuh puluh persen dari anak anak penderita virus tersebut terbukti mengidap kanker setelah transplantasi organ.

"Itu telah terlihat dalam penelitian yang jauh lebih kecil, dan telah terlihat ketika para periset melihat keseluruhan populasi transplantasi. Tetapi kami terkejut dengan seberapa besar beban kanker pada populasi penerima transplantasi ini didominasi oleh limfoma non-Hodgkin -- 71 Persen benar-benar proporsi yang sangat tinggi, "kata Engels.


Sebuah peneitian yang melibatkan 18.000 orang penerima transplantasi membuahkan hasil yang mengejutkan sekaligus menjadi secercah harapan seta kabar gembira pada para dokter. 

Pasalnya, meskipun resiko kanker yang sangat tinggi pada anak- anak, kebanyakan anak tidak terkena kanker. Hanya 400 dari 1800 anak yang terdeteksi mengembangkan kanker di tubuhnya dengan masa 4 tahun setelah transplantasi.

Kesimpulan dari pernyataan para ahli di atas menyatakan bahwa kanker yang disebabkan oleh transplantasi organ sebenarnya bukan murni berasal dari organ yang ditransplantasikan namun berasal dari virus dan penyakit di lingkungan yang tidak dapat di bunuh oleh imun tubuh dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang sedang dilemahkan oleh obat imunodepresan untuk mencegah penolakan tubuh terhadap organ yang baru.

Resiko kanker yang menghantui penerima transplantasi ini tentunya dapat diminimalisir. Menurut Dr Darla Granger, direktur program transplantasi pankreas di St John Hospital dan Medical Center di Detroit, resiko kanker dapat diminimalisir dengan:

  • Tidak merokok.
  • Menggunakan tabir surya.
  • Patuhi praktik kesehatan yang baik.
  • Jalani skrinin pemutaran yang disarankan dokter.

Daftar Pustaka

  • Ariefyanto, Irwan. 2012. republica.co.id/transplantasi-dari-masa-ke-masa/. Tanggal 28 Bulan 09 Tahun 2019. Jam 13.56.
  • Quamila, Ajeng. 2017. hellosehat.com. Tanggal 28  Bulan 09 Tahun 2019. Jam 13.59.
  • Rampengan, Zevanya. 2011. voaindonesia.com/penerima-transplantasi-organ-berisiko-besar-kena-kanker/. Tanggal 28 Bulan 09 Tahun 2019. Jam 1349.
  • Syafiyah, Avriel. 2017. news.gunadarma.ac.id/risiko-kanker-meningkat-setelah-transplantasi-organ-anak/. Tanggal 28 Bulan 09 Tahun 2019. Jam 13.54.
  • NN.  2011. Health.detik.com/ risiko-kanker-berlipat-ganda-setelah-transplantasi-organ/. Tanggal 28 Bulan 09 Tahun 2019. Jam 14.06.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun