Mohon tunggu...
Kang Miftah
Kang Miftah Mohon Tunggu... Administrasi - Kontributor Kompasiana

Kompasianer 2012 Hp : 081586662186

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Siapa Suruh Jadi Karyawan Tambang??

25 Desember 2012   03:24 Diperbarui: 4 April 2017   18:06 6339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13563805381709545138

Koleksi Photo Pribadi

Minggu 23 Desember 2012, kepulauan raja ampat papua barat diguyur hujan lebat. Hingar bingar area perbukitan yang biasanya digelayuti suara kebisingan knalpot mobil mobil besar, seketika berubah sunyi senyap. Begitulah gambaran pemandangan sore itu di area penambangan bijih nikel PT. Anugarah Surya Pratama Group.

Selaku kuli yang sudah mencicipi empat tahun lamanya bekerja di bidang tambang, dirasa banyak sekali reward yang sudah saya peroleh. Beberapa diantaranya adalah fasilitas jaminan kesehatan bagi karyawan, istri dan anak, biaya transportasi pesawat gratis, pengahasilan bulanan, ditambah bonus tahunan serta beberapa tunjangan lainnya. Lalu, benarkah pendapat yang menyatakan bahwa ‘bekerja sebagai karyawan tambang adalah profesi yang sangat enak??

Jawabannya bisa IYA bisa juga TIDAK. Dibilang Iya, karena sepengalaman saya menjalani aktivitas sebagai karyawan tambang, fasilitas fasilitas yang disebutkan tadi hampir semuanya saya dapat. Apalagi bagi pria yang berstatus masih lajang, bilamana yang bersangkutan mampu memanage keuangan dengan baik, tidak konsumtif, punya planning hidup yang matang, insyaAllah setiap kembali pulang kerumah akan menggondol banyak pundi pundi rupiah.

Hal ini dirasakan betul waktu sebelum meminang wanita yang saat ini sudah menjadi ibu dari kedua anak saya, kondisi keuangan saya super tajir, isi dompet tidak pernah kosong, apa yang dimau tinggal di ambil. Jalan jalan ke mall PD nya minta ampun, termasuk saat menjalani masa masa pacaran, kalau berkunjung kerumah calon mertua bawaannya selalu ingin membawa buah tangan.

Namun, dibalik etalase kemapanan yang saya sebutkan tadi, menjalani profesi sebagai kuli di perusahaan tambang ternyata banyak juga sisi buruknya. Mau tau? Ini dia :

Pertama, Perusahaan yang melakukan aktifitas penambangan di area laut lepas sejenis pengeboran minyak lepas pantai, atau di daerah pulau terpencil seperti penambangan emas, batubara dan nikel sudah menjadi konsekwensi logis bagi si karyawan untuk rela menikmati hari demi hari jauh dengan orang orang yang kita sayang (anak istri dan kedua orang tua bagi yang belum menikah)

Kedua, Karena jauhnya jarak antara lokasi penambangan dengan tempat dimana kita tinggal, tidak jarang untuk bisa sampai kelokasi tambang harus ditempuh menggunakan jalur udara atau laut dan secara otomatis kita membutuhkan trasnportasi udara/laut. Dengan kondisi tersebut mau tidak mau kita dihadapkan dengan perasaan was was yang menggelayut dan wajib rela bersinggungan dengan maut (resiko safety)

Ketiga, usia manusia hanya Tuhanlah yang tahu, manakala orang orang terdekat kita terkena musibah atau meninggal dunia (amit amit), apabila kita beragama islam sudah barang tentu tidak akan menghadiri prosesi pemakanannya. Karena akses transportasi laut dan udara tidak setiap saat selalu ada layaknya angkutan kota.

Keempat, area kerja yang jauh dari pusat keramaian memudahkan perasaan kita di rundung jenuh. Disaat jenuh menjemput, jangan harap kita bisa dengan segera mendapat pelarian atas rasa jenuh tersebut. Seperti yang saya rasakan sekarang, disini tidak ada signal HP, tidak ada mall, tidak ada pusat keramaian dan jauh dari perkotaan. Jalan satu satunya untuk mengobati kesepian adalah dengan menonton TV dan tidur

Kelima, Akses komunikasi yang sulit menciptakan hubungan komunikasi yang tidak harmonis dengan anak istri. Selain perhatian terhadap anak tidak optimal, kesempatan renggangnya mahligai rumah tangga terbuka lebar. Oleh karenanya, untuk yang masih bujang pandai pandailah dalam memilih calon pendamping hidup jika berniat menjadi karyawan tambang. Syaratnya dalam memilih pendamping tidak hanya setia, pengertian dan perhatian namun calon istri kita harus memiliki jiwa yang sabar.

Ke enam, rentang waktu antara liburan cuti dengan masa lamanya bekerja di pertambangan terkadang tidak seimbang. Ada yang 10 – 2 (sepuluh minggu bekerja – dua minggu libur cuti), 8-2, bahkan ada yang 12 – 1 (satu tahun bekerja 1 bulan liburan cuti). Bisa dibayangkan, tidak hanya beban psikologis, beban psikis tapi kebutuhan biologis pun harus siap tergadaikan

Ketujuh, Penanggalan romawi, hijriah dan penanggalan china tidak berlaku bagi karyawan tambang. Tanggal tanggal dalam kalender perusahaan tambang tidak ada yang berwana merah, semuanya berwana hitam. Maksudnya adalah tidak ada hari libur nasional dan perayaan keagamaan sejenis libur lebaran idul fitri/adha, natal, hari proklamasi kemerdekaan, imlek dan lain lain. Disaat kita mendapatkan jadwal untuk bekerja di hari raya, mau tidak mau harus tetap bekerja layaknya hari hari biasa

Kedelapan, hingga tulisan ini di muat, suasana pulau raja ampat masih di guyur hujan. Saya tersandra tidak bisa mengakses TV karena disini untuk mendapatkan signal TV sulit banget. Tapi alhamdulilaah berkat jasa litas artha saya masih bisa mengakses internet dan berselancar di blog keroyokan kompasiana. Sesaat kesepian ini hilang

Sebagai penutup, ada pepatah mengatakan ‘seberapapun besarnya kenikmatan yang kita dapat, jika kita tidak bersyukur padaNYA maka semuanya akan sia sia, semakin tidak bersyukur malah membuka pintu kemiskinan’. Alhamdulilah sedari kecil walau saya terlahir di tanah sunda, saya sudah terbiasa ditempa hidup keras, termasuk didalamnya kedua orangtua selalu menanamkan ilmu ikhlas dan syukur.

Biarlah hari hari yang sekarang saya jalani banyak dirundung kemiskinan dalam hal berkomunikasi, miskin keramaian dan miskin hiburan. Tapi dibalik semua itu, saya masih memiliki segudang kesempatan untuk merasakan kebahagiaan, diantaranya bisa berselancar di dunia maya dan meneguk ilmu serta informasi berguna di laman kompasiana…

Salam santun untuk sahabat kompasianers

Raja ampat, 25 Desember 2012

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun