Dalam ajaran Hindu, Brahma Vidya adalah konsep penting yang merujuk pada pengetahuan tertinggi tentang Brahman, yaitu Tuhan yang tidak terhingga, mutlak, dan menjadi inti dari segala sesuatu di alam semesta. Pemahaman Hindu tentang Brahman tidak hanya bersifat filosofis, tetapi juga mendalam dan mencakup pencarian spiritual yang berfokus pada hakikat eksistensi manusia dan tujuannya di dunia ini.  Brahma Vidya berasal dari dua kata penting, yaitu "Brahma", yang berarti Tuhan atau realitas tertinggi, dan "Vidya", yang berarti pengetahuan atau ilmu. Gabungan kedua kata ini mengandung makna "pengetahuan tentang Tuhan", yang dalam ajaran Hindu dipahami sebagai pengetahuan tentang hakikat Brahman sebagai sumber segala sesuatu. Â
    Pengetahuan ini bersifat spiritual dan transenden, dan mencakup bukan hanya pengetahuan teoretis tetapi juga pengalaman langsung atau pencerahan yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang Tuhan. Dalam perkembangan sejarahnya, Brahma Vidya menjadi pokok ajaran yang dibahas dalam banyak teks suci Hindu, seperti Upanishad. Ajaran ini mengajarkan bahwa untuk mengenal Brahman, seseorang harus melepaskan diri dari dunia material dan mengejar kesadaran murni yang melampaui dualitas dan perbedaan duniawi.
- Konsep Ketuhanan Agama Hindu
   Konsep dasar memahami Ketuhanan dalam agama Hindu adalah, bahwa Tuhan itu satu dan dipuja dengan berbagai cara dan jalan berdasarkan etika (Astraguna, 2020). Menurut Adnyani (2022) penegasan serta penjelasan bahwa umat Hindu menyembah Tuhan Yang Tunggal (satu) diungkapkan pada Kitab Suci Veda, di antaranya:Â
Chandogya Upanisad, IV. 2. 1
Ekam Eva Advityam Brahman
Terjemahan:
Brahman hanya satu, tiada duanya
gveda, I.164.46
Ekam Sat Viprah bahudha vadantiÂ
Terjemahan:
Hyang Widhi hanya satu, namun para Maharsi menyebut dengan berbagai nama
- Sumber Ajaran Brahma Vidya
Sumber ajaran Brahma Vidya dibagi menjadi dua yaitu, secara historis dan juga filosofis.
- Historis
Brahma Vidya pertama kali muncul dalam Veda, teks-teks suci tertua dalam tradisi Hindu, yang dibagi menjadi empat: Rigveda, Yajurveda, Samaveda, dan Atharvaveda. Veda sendiri terdiri dari dua bagian utama: Karma Kanda (ritual dan upacara) dan Jana Kanda (pengetahuan atau filsafat). Jana Kanda, yang berisi ajaran-ajaran filosofis, adalah tempat di mana Brahma Vidya mendapatkan penekanan.
- Filosofis
Dalam filosofi Vedanta, yang menganggap diri sebagai salah satu aliran utama dalam filsafat Hindu, Brahma Vidya adalah pengetahuan yang mengungkapkan sifat sejati dari realitas yang tak terpisahkan. Beberapa poin penting ajaran ini meliputi:
1. Â Pemahaman tentang Brahman
Brahma Vidya menegaskan bahwa Brahman adalah realitas transenden yang tak terbatas, menjadi dasar dari seluruh alam semesta. Memahami Brahman atau Tuhan sebagai sumber segala kebenaran dan kekuatan.
2. Kesadaran akan kesatuan
Prinsip ini menyoroti kemampuan individu untuk mencapai kesadaran akan persatuan dengan Brahman, melampaui ilusi pemisahan antara diri sendiri dan Tuhan. Bersatunya dengan Brahman menjadi tujuan utama Brahma Vidya.
3. Â Pencarian Spritual
Brahma Vidya menawarkan berbagai jalan spiritual, termasuk yoga, meditasi, studi kitab suci, dan pengabdian kepada Tuhan, sebagai sarana untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang Brahman dan mencapai pencerahan spiritual.
4. Â Bhakti (Pengabdian)
Aspek penting dari Brahma Vidya adalah prinsip bhakti, atau pengabdian kepada Tuhan. Melalui bhakti, para praktisi mengungkapkan rasa cinta, penghormatan, dan pengabdian yang mendalam kepada Brahman.
5. Â Pengetahuan Hakikat (Tattwa Jnana)
Brahma Vidya menekankan pentingnya pengetahuan tentang hakikat (Tattva Jana) tentang Brahman, termasuk pemahaman tentang Nirguna Brahman (Tuhan yang tak beratribut) dan Saguna Brahman (Tuhan dengan atribut), serta konsep karma, reinkarnasi, dan siklus kelahiran dan kematian.
6. Â Kesadaran Kosmis
Prinsip ini menekankan bahwa Brahman hadir dalam diri setiap individu dan dalam seluruh alam semesta. Dengan menyadari keterhubungan mereka dengan Brahman, individu dapat mencapai pencerahan dan pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian (samsara).
7. Â Prinsip Non-Dua (Advaita)
Advaita Vedanta, yang erat kaitannya dengan Brahma Vidya, menyoroti kesatuan absolut antara individu dan Brahman. Pemahaman akan prinsip non-dualitas membantu praktisi dalam menyatukan diri mereka dengan Brahman. Prinsip-prinsip ini membentuk dasar filosofis dan spiritual Brahma Vidya, memberikan landasan bagi praktik keagamaan Hindu yang mendalam dan berkelanjutan. Melalui pemahaman yang mendalam tentang Brahman dan praktik spiritual yang terkait, para praktisi Brahma Vidya berusaha untuk mencapai pencerahan dan pembebasan spiritual.
- Model Pemujaan
Dalam upanisad Tuhan disebut Brahman, dijelaskan bahwa Brahman memiliki dua aspek utama, yaitu Nirguna Brahman dan Saguna Brahman.
1. Â Nirguna Brahman
Nirguna Brahman adalah Brahman yang bebas dari guna atau segala bentuk aktivitas, juga disebut para Brahman, Brahman yang tertinggi. Dalam lontar-lontar tattwa biasanya disebut sebagai Parama Siwa, Nirguna Brahman juga dikatakan Tuhan dalam bentuk transenden. Tuhan dalam bentuk transenden maksudnya ialah Tuhan di luar jangkauan segala kemampuan daya pikir manusia, untuk membahas dan menelaah secara tuntas dikatakan juga Tuhan dalam keadaan tanpa sifat, dalam hukumnya yang semula atau "Nirguna Brahma" disebut juga Sunya.
2. Â Saguna Brahman
Saguna Brahman adalah Brahman yang sudah terpengaruh maya disebut juga apara Brahman. Dalam lontar-lontar tattwa di Indonesia biasanya disebut Sada Siva. Saguna Brahman disebut juga Tuhan dalam bentuk yang imanen. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata imanen berarti berada dalam kesadaran atau dalam akal budi (pikiran). Tuhan dalam bentuk yang imanen berarti Tuhan dalam sifatnya yang terjangkau akal pikiran manusia. Sesuatu yang ada dalam alam imanen berarti sesuatu yang ada dalam alam pikiran berarti sesuatu yang dapat diketahui, Tuhan yang imanen, artinya Tuhan yang dapat diketahui, yang ada dalam ciptaannya. Dalam bahasa lain Tuhan yang imanen dikatakan juga sebagai Tuhan yang berpribadi (personal god) diketahui dari berbagai sifat yang ada padanya.
- Jenis-Jenis Kepercayaan
1. Â Â Monotheisme
Hyang Widhi dalam kitab suci Veda disebutkan bersifat monotheistis yaitu memuja Hyang Widhi Yang Esa, bukan polytheistis menyembah Hyang Widhi yang banyak.
2. Â Pantheisme
Panteisme adalah sebuah keyakinan keagamaan dan filosofis yang menganggap bahwa realitas, semesta, dan alam adalah identik dengan tuhan atau entitas tertinggi. Beberapa sumber sastra yang menyebutkan tentang Pantheisme adalah
- gveda X.129 terdapat ajaran Ketuhanan yang bersifat pantheisme. Dalam hal ini Tuhan disebut Parama Purusa yang mempunyai kepala seribu, mata seribu dan berkaki seribu. Ia mengisi seluruh alam semesta namun pula mengatasinya. Apa saja yang sedang terjadi, apa saja yang telah terjadi dan apa saja yang akan terjadi adalah Parama Purusa. Ia adalah Tuhan yang abadi. Ia tidak dipengaruhi oleh Karmaphala. Seluruh alam semesta ini adalah seperempat dari diri-Nya. Sisanya tiga perempat lagi tinggal sebagai keabadian surgawi. Parama Purusa bersifat transendental dan immanen. Ia immanen yaitu menyusupi seluruh alam semesta.
- gveda X.72 dinyatakan bahwa elemen dasar dunia ini ialah Asat atau ketiadaan yang sama dengan Aditi yaitu ketakterbatasan. Semua yang ada ini adalah diti yaitu yang terikat.
- gveda X.127 dinyatakan bahwa semesta raya ini diciptakan oleh Hyang Widhi dan unsur yang sudah ada. Hiranyagarbha muncul pada awalnya dari air yang amat besar yang memenuhi seluruh angkasa ini. Ia membangun dunia yang indah ini dan kekacauan yang tanpa bentuk.
- Hubungan Brahma Vidya dengan Atharwa Veda
- Sumber Pengetahuan: Atharvaveda mengandung banyak ajaran tentang Brahma vidya, terutama dalam bagian yang berkaitan dengan ilmu spiritual, meditasi, dan kebijaksanaan tertinggi.
- Ajaran tentang Brahman: Beberapa mantra dalam Atharvaveda membahas konsep Brahman dan jalan menuju realisasi spiritual.
- Ilmu Mistik dan Spiritual: Atharvaveda dikenal memiliki aspek yang lebih magis dan mistik dibandingkan Veda lainnya, yang bisa menjadi bagian dari pendekatan Brahmavidya dalam memahami realitas spiritual.
- Implementasi Brahma Vidya
- Panca Sradha
1. Â Brahman
Ajaran pertama ini berfokus pada keyakinan pada Brahman atau Tuhan. Ada banyak sebutan nama Tuhan dalam agama Hindu, seperti Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Brahman. Ini artinya, setiap umat Hindu meyakini dengan benar bahwa Tuhan itu ada, Maha Esa, Maha Kuasa, Maha segalanya. Contohnya seseorang yang meyakini adanya Tuhan yang Maha Esa akan melaksanakan ibadah sehari-hari seperti berdoa, melakukan puja (ritual pemujaan), dan mempersembahkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Tuhan. Misalnya, mengucapkan doa setiap pagi sebelum memulai aktivitas, atau mengikuti upacara agama di pura dengan penuh pengabdian dan rasa hormat.
2. AtmanÂ
Kedua adalah Atman Tattwa atau lebih kerap disebut dengan Roh Suci. Umat Hindu meyakini pula bahwa keberadaan Jiwatman membuat manusia bisa hidup. Atman diyakini memiliki sifat kekal dan sempurna. Contohnya, seseorang yang memperhatikan kesejahteraan batin dengan melakukan meditasi atau refleksi diri untuk mencapai kedamaian dan pencerahan batin.
3. Karmaphala
Keyakinan dasar ketiga dalam ajaran agama Hindu adalah keberadaan dari Karmaphala. Kata Karma sendiri memiliki arti perilaku atau perbuatan, sementara phala artinya hasil yang didapat. Jadi, jika dijelaskan secara singkat, Karmaphala ini artinya hasil yang didapat dari perbuatan yang dilakukan. Karmaphala dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
a. Sancita Karmaphala
Sancita karma phala adalah hasil dari perbuatan di kehidupan masa lalu yang diterima di kehidupan sekarang.Â
b. Prarabda Karmaphala
Prarabda karmaphala adalah ajaran hukum sebab akibat dalam agama Hindu yang menyatakan bahwa perbuatan yang dilakukan di kehidupan saat ini akan mendapatkan hasilnya di kehidupan saat ini juga.
c. Kriyamana Karmaphala
Kriyamana karmaphala adalah karma atau perbuatan yang dilakukan pada kehidupan saat ini, tetapi hasilnya akan diterima pada kehidupan selanjutnya.
4. Punarbhawa
Ajaran keyakinan keempat dalam Panca Sradha adalah Samsara Tattwa atau percaya dengan adanya reinkarnasi, penjelmaan kembali atau kelahiran kembali, dalam agama Hindu ini dikenal dengan istilah Punarbawa yang artinya kelahiran berulang-ulang. Umat Hindu percaya setiap ruh akan kembali lagi kepada Tuhan dan harus dalam keadaan yang suci. Contohnya, seseorang yang menjalani hidup dengan niat baik, tidak menyia-nyiakan waktu, dan berfokus pada pengembangan diri untuk mencapai kesucian jiwa, karena ia percaya bahwa tindakan baiknya akan berbuah pada kehidupan mendatang
5. Moksha
Keyakinan terakhir adalah meyakini dan percaya dengan Moksha, yaitu bersatunya Brahman dengan Atman. Bukan tanpa alasan, tujuan tertinggi dalam agama Hindu adalah bisa mencapai Jagadhita dan Moksa.
- Catur Marga Yoga
   Catur Marga adalah sebuah konsep dalam agama Hindu yang mengajarkan empat jalan atau cara untuk mencapai kesadaran dan pembebasan spiritual, dan pada akhirnya mencapai Tuhan Yang Maha Esa.
1. Â Bhakti Marga
Jalan Bhakti atau Jalan Pengabdian. Melalui jalan ini, umat Hindu belajar untuk mencintai Tuhan Yang Maha Esa dan mengabdi kepada-Nya dengan hati yang tulus dan penuh kasih sayang. Bhakti Marga adalah jalan bagi mereka yang cenderung memilih jalan devosi dan kecintaan pada Tuhan. Contoh nyatanya adalah melakukan ibadah rutin seperti berdoa, membaca kitab suci (misalnya Bhagavad Gita), atau melakukan puja (persembahan ritual).
2. Jnana Marga
Jnana Marga adalah jalan yang mengajarkan pencerahan melalui pengetahuan atau kebijaksanaan. Jalan ini menekankan pada pemahaman yang mendalam tentang hakikat diri (Atman) dan Brahman (Tuhan). Contohnya adalah Membaca dan merenungkan teks-teks spiritual seperti Upanishad, Brahmasutra, atau Bhagavad Gita untuk memahami hubungan antara Atman dan Brahman.
3. Â Karma Marga
Karma Marga adalah jalan yang mengajarkan bahwa seseorang dapat mencapai pencerahan dengan bertindak tanpa keterikatan pada hasil tindakan. Tindakan dilakukan dengan penuh rasa pengabdian dan tanpa mengharapkan imbalan apapun. Contohnya adalah melakukan pekerjaan sosial atau amal, seperti membantu orang yang membutuhkan tanpa pamrih.
4. Â Raja Marga
Raja Marga adalah jalan pengendalian pikiran dan tubuh untuk mencapai pencerahan. Jalan ini melibatkan praktik disiplin diri, meditasi, dan pengembangan konsentrasi untuk mencapai keadaan batin yang tenang dan damai. Contoh nyata adalah melakukan teknik pernapasan (pranayama) untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental serta mencapai kedamaian batin.
Sumber:
Adnyani, N. M. (2022). Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII (I. Sulistiyawati, Ed.). Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. https://buku.kemdikbud.go.id
Astraguna, I. W. (2020, August 24). Keesaaan Tuhan dalam Pandangan Agama Hindu. Kementrian Agama Republik Indonesia. https://kemenag.go.id/nasional/keesaaan-tuhan-dalam-pandangan-agama-hindu-q7tcos
Bantas, I. K. (2009). Pendidikan Agama Hindu. https://repository.ut.ac.id/4121/1/MKDU4224-M1.pdf
Krisna, I. K. B. A. (2024, March 19). Mengenal Apa Itu Brahma Vidya Sebagai Ketuhanan Agama Hindu . Kompasiana. https://www.kompasiana.com/07_iketutbayuanantakrisna6895/65f98c15de948f4629288095/mengenal-apa-itu-brahma-vidya-sebagai-ketuhanan-agama-hindu?page=2&page_images=1
Binus University. (2018, July 31). Mengenal Panca Sradha, 5 Keyakinan Dasar dalam Agama Hindu. Binus University. https://student-activity.binus.ac.id/kmh/2018/07/31/panca-sradha-salah-satu-jalan-untuk-mencapai-moksa/
Mudana, I. N., & Dwaja, I. G. N. (2014). Kelas XI SMA/SMK. https://repositori.kemdikbud.go.id/11629/1/Pendidikan%20Agama%20Hindu%20dan%20Budi%20Pekerti%20Kelas%20XI.pdf
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI