NAMA : NIKEN CANDRA DEWI
NIM Â Â Â : 2330024020
PRODI Â : GIZI (A)
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYAÂ
Jejak Kenangan Di Telaga SaranganÂ
(Antara Bahagia dan Duka)
Pagi dikala itu,waktu pukul 05.00 WIB saya dan kakak saya berangkat menuju ke Surabaya. Saya dan kakak saya ke Surabaya dikarenakan mau diajak oleh bibi saya dan paman saya untuk pergi berliburan. Sesampai di Surabaya saya beristirahat sebentar sembari menunggu persiapan untuk berangkat berlibur. Kami yaitu saya,kakak saya,bibi,paman dan anak anaknya akan berlibur ke Telaga Sarangan yang berada di Kota Magetan Jawa Timur. Setelah semuanya sudah siap kami bersama-sama langsung berangkat untuk melakukan perjalanan menuju lokasi. Perjalanan ini bagi saya adalah bukan sekadar hal liburan biasa,karena saya baru pertama kali pergi berlibur kesana. Kami berangkat dari rumah nenek di Surabaya sekitar jam 8 pagi.
Ketika diperjalanan,mobil kami meluncur melewati jalanan yang berliku menuju Sarangan, dengan pepohonan hijau di kanan-kiri jalan. Di dalam mobil, suasana penuh canda tawa. Kakak saya,bibi,paman ,dan sepupuku , terus menghidupkan suasana dengan ceritanya yang lucu tentang banyak hal yang dialaminya masing masing. Sepupuku atau anak dari paman dan bibiku yang kerap aku panggil dengan Mbak Tika baru saja lulus kuliah, ikut menimpali dengan candaan khas anak muda. Sementara itu, di kursi belakang,Radis, Sira asyik menatap pemandangan luar jendela dengan antusias. Baginya, ini adalah perjalanan kesekian kalinya, meskipun mereka sering melakukan liburan ke Telaga Sarangan namun dia masih terpesona dengan pemandangan yang ada.
Setelah sekitar empat jam perjalanan, kami akhirnya tiba di Telaga Sarangan. Danau itu terlihat begitu tenang, dikelilingi bukit-bukit hijau yang menjulang tinggi. Udara sejuk khas pegunungan langsung menyergap tubuh kami begitu turun dari mobil. Karena saya yang baru saja melihat dan berlibur kesini saya sangat terpesona sekali dengan indahnya Telaga Sarangan. Suasana di Telaga Sarangan benar benar sangat beda dengan adanya suasana di kota maupun di desa saya. Angin lembut yang berhembus dari arah danau, suara gemericik air dari perahu-perahu kecil yang melintasi telaga, serta aroma segar dari pepohonan pinus di sekitar danau, semuanya seolah tenang sekali.Â
Saya dan kakak saya memutuskan untuk berjalan-jalan dulu mengelilingi danau sebelum melakukan aktivitas lainnya. Sementara paman dan bibi saya berjalan di depan, memimpin kami, dan sepupu sepupuku mengikutinya di belakang. Sepanjang jalan, paman dan bibi tidak ada henti-hentinya bercerita tentang tempat ini, karena beliau sering berlibur kesini tepatnya di setiap tahun. Paman menceritakan tentang betapa indahnya,betapa enaknya dan betapa sejuknya,senangnya ketika mereka ada disini. Karena paman juga sering membaca dan melihat lihat asal usul tentang adanya Telaga Sarangan ini.
Mendengar cerita dari pamanku aku merasa sangat senang,karena aku diberikan kesempatan untuk bisa diajak berlibur disini. Tempat ini bukan sekadar objek wisata bagi saya dan saudara saudara saya,namun saya merasakan bahwa disini adalah tempat yang bisa dijadikan sebagai salah satu tempat cerita tempat yang banyak kenangan,karena dari berbagai cerita yang disampaikan oleh paman saya. Tempat ini sangat penting untuk dijaga karena jika tidak maka akan menjadi tempat yang terbengkalai jika tidak dijaga maupun dilestarikan.
Setelah puas berjalan-jalan, kami berhenti di sebuah warung pinggir telaga untuk menikmati secangkir es dan sate kelinci. Sate kelinci di Telaga Sarangan memang terkenal enak, dan rasanya hampir tidak ada yang berbeda pada setiap penjual. Kami duduk di bangku panjang, memandangi danau yang tenang sambil menikmati makanan. Di saat itulah, tiba-tiba awan gelap mulai berkumpul di langit, pertanda hujan akan segera turun.