Mohon tunggu...
Calista Amore Asheeva
Calista Amore Asheeva Mohon Tunggu... Universitas Negeri Semarang

Mahasiswi Kimia di Universitas Negeri Semarang. Menulis di Kompasiana untuk berbagi pengalaman lapangan, khususnya seputar pendidikan, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mahasiswa KKN UNNES GIAT 12 Kembangkan Potensi Dusun Banaran Desa Selopajang Barat dengan Budidaya Jamur Bonggol Jagung sebagai Ketahanan Pangan

22 Agustus 2025   14:18 Diperbarui: 22 Agustus 2025   14:18 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan produk media budidaya jamur bonggol jagung (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Desa Selopajang Barat, Agustus 2025-Sebagai mahasiswa KKN yang ditempatkan di Desa Selopajang Barat, kami tentu ingin menghadirkan program kerja yang bukan hanya sekadar kegiatan formal, tetapi juga dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat nya. Setelah berdiskusi dengan perangkat desa dan pengamatan secara langsung di lapangan, kami menemukan satu potensi yang menarik, yakni limbah bonggol jagung. Dusun Banaran merupakan salah satu dusun dari total keseluruhan lima dusun di Desa Selopajang Barat.

Dusun Banaran dikenal sebagai salah satu wilayah dengan hasil pertanian jagung yang melimpah. Tumpukan bonggol jagung mudah sekali ditemukan di halaman rumah maupun di tepi jalan. Namun, sangat disayangkan karena sebagian besar dari limbah tersebut hanya dibakar atau dibiarkan begitu saja sehingga muncul lah sebuah ide untuk mengadakan program kerja mengenai sosisalisasi dan praktek pembuatan media budidaya jamur dari bonggol jagung. Program kerja ini kami pilih tidak hanya semata-mata karena relevan dengan kondisi setempat, tetapi juga untuk memenuhi program kerja wajib bertema “Ketahanan Pangan: Perempuan sebagai Agen Pancasila.”

Sebagai penggerak pangan keluarga, perempuan memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan keluarga. Dalam kegiatan sehari-hari peran ibu sangat penting dalam mengelola kebutuhan konsumsi rumah tangga, mulai dari memilih bahan makanan hingga mengolahnya untuk keluarga. Oleh sebab itu, melibatkan perempuan dalam inovasi pangan berarti menguatkan ketahanan pangan dari akar yang paling kecil, yaitu rumah tangga.

Melalui program kerja ini, kami ingin memperlihatkan bahwa bonggol jagung yang selama ini dianggap sebagai limbah dapat diubah menjadi suatu media yang bermanfaat untuk budidaya jamur. Dengan cara yang sederhana, para ibu rumah tangga bisa mempraktekkan langsung di rumah, menambah variasi pangan bergizi, sekaligus membuka peluang usaha kecil. Inilah bentuk nyata perempuan sebagai agen Pancasila.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin 11 Agustus 2025 bertempat di rumah Bapak Nasihin, salah satu warga Dusun Banaran. Para ibu PKK terlihat sudah hadir sebelum acara dimulai. Suasananya hangat dan penuh rasa ingin tahu. Kami memulai kegiatan ini dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu mengenai potensi bonggol jagung yang jarang sekali dimanfaatkan. Selanjutnya, kami menjelaskan mengenai manfaat jamur sebagai bahan pangan bergizi tinggi dan peluang ekonominya. Kami menjelaskan bahwa jamur bukan hanya bisa dikonsumsi sehari-hari, tetapi juga memiliki nilai jual yang cukup baik di pasaran. Beberapa warga tampak mengangguk-angguk, seakan mendapat gambaran baru tentang potensi usaha yang bisa mereka coba.

Proses pembuatan media budidaya jamur bonggol jagung (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Proses pembuatan media budidaya jamur bonggol jagung (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Selesai pemaparan, banyak warga yang ingin mengetahui lebih dalam tentang budidaya jamur tersebut. Hal itu terlihat saat beberapa warga tampak aktif mengajukan pertanyaan, mulai dari jenis bonggol jagung yang paling cocok digunakan sebagai media tanam, cara penyimpanan agar tidak ditumbuhi jamur-jamur liar, hingga tips menjaga sirkulasi udara supaya jamur bisa tumbuh secara optimal. Melihat beberapa pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa warga bukan hanya sekadar mendengarkan, tetapi benar-benar tertarik dan ingin mencoba mempraktikkan budidaya jamur bonggol jagung di rumah mereka masing-masing.

Setelah sesi tanya jawab selesai, kegiatan berlanjut ke sesi praktek. Disini para ibu PKK sangat antusias dalam mengikuti kegiatan praktek pembuatan media budidaya jamur bonggol jagung. Bonggol jagung yang telah kami siapkan sebelumnya ditunjukkan kepada warga. Kami mulai menjelaskan langkah-langkah nya mulai dari cara membersihkan bonggol jagung sebelum digunakan sebagai media, pencampuran dedak, ragi,dan pupuk urea dengan perbandingan yang sudah ditetapkan, hingga proses penyemprotan serta penyimpanan.

Di akhir kegiatan, beberapa warga menyampaikan bahwa mereka tertarik mencoba budidaya jamur meski dalam skala kecil. Mendengar hal itu, kami sebagai mahasiswa KKN yang membuat program kerja tersebut merasa senang sekaligus bangga. Kami berharap melalui praktek sederhana ini, masyarakat Dusun Banaran Desa Selopajang Barat dapat melihat bahwa limbah bonggol jagung bukan hanya limbah melainkan dapat diubah menjadi suatu media bermanfaat yang membuka peluang usaha dan menambah penghasilan. Melalui kegiatan ini, para ibu PKK Dusun Banaran tidak hanya hadir sebagai peserta, teapi juga menjadi agen perubahan dalam ketahanan  pangan keluarga. Dengan semangat gotong royong, inovasi kecil dari bonggol jagung ini semoga menjadi langkah nyata menuju kemandirian pangan yang berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun