Mohon tunggu...
Zahvana Zein
Zahvana Zein Mohon Tunggu... Mahasiswi Jurnalistik Universitas Esa Unggul

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Verifikasi Data dalam dunia Jurnalisme

3 Oktober 2025   16:30 Diperbarui: 3 Oktober 2025   16:29 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ditengah Badai Hoaks dan informasi palsu, Bagaimana Jurnalis dapat kembali menjadi mercusuar kepercayaan? Primus Dorimulu hadir untuk menjawab tantangan fundamental ini. Lebih dari sekadar teori, acara ini akan membedah secara langsung peran krusial jurnalisme data dalam membongkar kebohongan, memperkuat teknik verifikasi digital, sekaligus merangkul jurnalisme positif sebagai kekuatan untuk membangun harapan. Ini adalah panggilan bagi para insan pers yang ingin mengubah tantangan disrupsi digital menjadi peluang akurasi dan dampak.

Tujuan dar jurnalisme data, adalah menyajikan informasi secara lebih objektif, dapat diverifikasi, dan mudah dipahami publik. Jika tulisan jurnalisme tidak dipahami publik, efek yang terjadi bisa mengakbatkan kesalah pahaman dalam menelan data. Dalam jurnalisme, penting sekalli untuk memverifiikasi data , mengapa? Karena fakta adalah suci (facts are sacred). Tanpa verifikasi berita bisa jatuh pada rumor, opini sepihak, atau bahkan hoaks.

Maka hal yang perlu dilakukan untuk memverifikasi data adalah dengan check and reccheck informasi yang tersebar, perhatikan sumber berita yanng dibaca apakah dari sumber yang terpercaya?. Langkah selanjutnya adalah mendengarkan berbeagai pihak tentang ungkapan yang sebenarnya, lau bandingkan antar sumber, terus telusuri hingga ke sumber utama.  

Primus juga  menjelaskan tentang perbedaan antara misinformasi dan disinformasi, misinformasi adalah orang yang memberitakan itu dia forward lagi beria  yang diperoleh atau dia memproduksi berita tanpa pengertian, tidak punya intention untuk berbuat jahat, tapi dia tidak mengerti, dia tidak punya pengetahuan.  Kemudian disinformasi adalah orang-orang tertentu yang sengaja memainkan angka itu untuk menipu, misal mengatakan Indonesia akan hancur. 

Kini giliran kita untuk  menjadi manusia yang bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun