Mohon tunggu...
Advisinvest Advisory
Advisinvest Advisory Mohon Tunggu... Lainnya - Investment advisor

Investment advisor. Helping boosting start-up to reach its maximum value

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kasus Jouska, Edukasi, Literasi, dan Indikasi Minat Investasi Millennials Indonesia

25 Juli 2020   21:16 Diperbarui: 29 Juli 2020   13:22 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi investasi (Dok. SHUTTERSTOCK/LOOKERSTUDIO via KOMPAS.com)

Minggu lalu media sosial banyak diributkan oleh kasus Jouska, kasus yang sebenarnya dari nilai investasi di pasar modal tidak terlalu besar. Ecek-ecek kalau kata anak-anak sekarang. Dan saya tidak ingin membahas kasus Jouska ini spesisik pada Jouska atau siapa saja, subjek terkait dan di belakang Jouska. 

Tapi ribut ribut komplen investor pasar saham yang saya duga adalah para investor pemula ini sebenarnya menarik untuk dijadikan bahan pengamatan. 

Bahkan sore tadi saya membaca tulisan jurnalis di salah satu media digital lain, yang buat saya menarik, karena kedangkalan pengamatan dan analisa penulis sehingga sampai pada statemen kegagalan Industri Manajer Investasi dalam menangkap minat investor millennials. Dengan bahasa mengejek kesimpulan dibuat hanya dengan menggunakan follower dan konten akun Instagram Jouska dibanding akun Instagram beberapa Manajer Investasi besar di Indonesia sebagai dasar kesimpulan.

Seperti halnya kebanyakan millennials yang jujur harus kita akui mereka kreatif, penuh ide out of the box dan didukung oleh kemajuan digital yang membuat semua menjadi mudah bagi mereka.

Namun pengalaman, kedalaman dan kedewasaan adalah suatu proses. Yang tidak sesederhana hanya dengan melihat data yang masih patut diuji konsistensi, validitas dan kekekalannya, kemudian kesimpulan solid bisa diambil. Tidak sesederhana itu Fergusso....

Edukasi untuk meningkatkan literasi publik memang sangat gencar dilakukan di republik ini, karena kesadaran jumlah populasi muda yang rentan terseret konsumerisme. 

Mengajak mereka berinvestasi atau setidaknya mengenal investasi diharapkan akan menjadikan millennials ini menjadi masyarakat investor, bukan masyarakat konsumen yang tentunya dapat menjadi beban negara jika budaya investasi ini tidak diupayakan hingga mereka menjadi tua.

Kasus Jouska sebenarnya adalah bukti keberhasilan edukasi dan literasi akan investasi di pasar modal. Namun edukasi yang diberikan dengan cara sederhana supaya mudah diterima, terbukti dikunyah begitu saja. Baik oleh investor maupun mereka yang tertarik untuk menjadi pelaku di dunia investasi.

Sehingga bermunculanlah investor muda dan Orang Pakar Baru, mereka yang merasa dengan mudah bisa mendapatkan cuan di pasar modal hanya dengan menggunakan teori yang diterima dari sekolah singkat pasar modal atau dari kreatifitas mengaplikasikan pengetahuan pada teknologi yang mereka kuasai.

Kita semua yang hampir 25 tahun berkecimpung di pasar modal sepenuhnya sadar bahwa berinvestasi di pasar modal bukan jual-beli di market place yang hari ini beli berapa, pakai teori tertentu pasti akan menjadi berapa di kemudian hari. Terlebih dengan banyak yang memasang barang serupa dengan harga yang lebih tinggi dengan foto yang sama. Menggoreng istilahnya kalau di pasar modal dan barang siapa melakukan, siap siap berurusan dengan OJK atau Bareskrim.

Investasi di pasar modal membutuhkan pengetahuan investasi yang dalam dan tidak sembarangan. Coba baca UU Pasar Modal pelan-pelan. Setiap pelanggaran ketentuan pasar modal dapat berujung pada tindak pidana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun