Mohon tunggu...
safiasalsabilaputri
safiasalsabilaputri Mohon Tunggu... Mahasiswi UIN JAKARTA

Perkenalkan saya Safia Salsabila Putri mahasiswi UIN JAKARTA, semoga apa yang saya tulis dapat bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Akhlak Seorang Dai

18 Maret 2025   10:55 Diperbarui: 18 Maret 2025   09:15 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh: Syamsul Yakin (Dosen UIN JAKARTA) & Safia Salsabila Putri 

Dalam konteks dakwah, akhlak seorang dai merupakan respons spontan terhadap perilaku mad'u yang beragam. Mad'u, dengan segala perbedaan karakter dan tanggapan, tentu akan memberikan pengalaman yang bervariasi bagi seorang dai. Ada mad'u yang menyenangkan, ada yang cenderung asyik dengan dirinya sendiri, dan ada pula yang berpotensi menguji kesabaran seorang dai.

            Namun, Allah SWT menegaskan bahwa seorang dai memiliki kemampuan untuk bersikap lemah lembut dalam menghadapi mad'u, terlepas dari kondisi yang dihadapi. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Ali Imran ayat 159, "Maka berkat rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka." Ayat ini, dalam konteks sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW, merupakan jaminan dari Allah SWT bahwa Nabi akan senantiasa diberikan kelembutan hati dalam menghadapi berbagai respons mad'u. Hal ini tentu relevan bagi para dai masa kini.

Sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW memperlakukan kaum kafir Mekkah dengan penuh kelembutan. Beliau senantiasa memandang mad'u sebagai objek dakwah dan saudara sesama manusia yang perlu dibimbing ke jalan kebenaran. Bahkan, di tengah upaya pemboikotan ekonomi yang dilakukan oleh kaum kafir Mekkah, Nabi tetap menunjukkan akhlak mulia. Dalam kondisi pemboikotan tersebut, Nabi Muhammad SAW merespons dengan akhlak yang terpuji. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 159, "Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka."

            Berdasarkan petunjuk Al-Qur'an, kita dapat mengidentifikasi dua akhlak utama yang harus dimiliki seorang dai, yaitu lemah lembut dan pemaaf. Mengenai sifat pemaaf, Allah SWT menjanjikan dalam surah Asy-Syura ayat 40, "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim." Akhlak lain yang tidak kalah penting adalah kemampuan seorang dai untuk memohonkan ampunan bagi mad'u yang telah melakukan dosa besar. Sebagaimana yang tercantum dalam surah Ali Imran ayat 159, "Mohonkanlah ampun bagi mereka."

            Ketika berdakwah di Thaif, Nabi Muhammad SAW diperlakukan dengan zalim oleh penduduknya. Melihat hal tersebut, malaikat menawarkan untuk menimpakan azab kepada mereka. Namun, Nabi Muhammad SAW menjawab, "Tidak, namun aku berharap supaya Allah melahirkan dari anak keturunan mereka orang-orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun" (HR. Bukhari). Akhlak selanjutnya yang perlu dimiliki seorang dai adalah kesediaan untuk bermusyawarah dengan mad'u. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 159, "Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu."

            Dalam sejarah, Nabi Muhammad SAW mengajak para sahabat bermusyawarah pada saat Perang Uhud. Meskipun mayoritas sahabat mengusulkan untuk menyambut musuh di luar Madinah, Nabi Muhammad SAW tetap menghargai perbedaan pendapat dan memutuskan untuk berangkat bersama pasukan.Selain akhlak-akhlak tersebut, tawakal juga merupakan aspek penting yang harus dimiliki seorang dai. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 159, "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." Secara ringkas, berdasarkan surah Ali Imran ayat 159, akhlak yang harus dimiliki seorang dai meliputi lemah lembut, pemaaf, memohonkan ampunan, musyawarah, dan tawakal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun