Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

AHY Dipolisikan, Drama Demokrat Kian Seru

14 Maret 2021   09:39 Diperbarui: 14 Maret 2021   18:16 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agus Harimurti Yudhoyono (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)

Jumat, 12/3/2021, drama Demokrat memasuki episode baru. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono makin digoyang. Barisan kader yang ia pecat telah melaporkan dirinya ke Bareskrim Polri. Ia dituduh telah memalsukan akta pendirian Partai Demokrat.

Selagi Ketum Partai Demokrat mengambil ancang-ancang untuk mengantisipasi legalisasi hasil KLB Partai Demokrat di Deli Serdang, ia malah dipolisikan. Perseteruan kian meruncing. Kali ini memasuki babak lapor-melapor.

Tantangan "perang" dilayani oleh Darmizal dan kolega. Setelah diberhentikan secara tidak hormat selaku kader Partai Demokrat, Darmizal melaporkan AHY ke kepolisian. Salah seorang penggagas KLB Deli Serdang itu menuding AHY memalsukan akta otentik pendirian Partai Demorat.

Menurut kuasa hukum Darmizal dan kolega, Rusdiansyah, AHY secara diam-diam memasukkan nama Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pendiri Partai Demokrat. Pencantuman nama SBY itu, syahdan, tanpa melalui mekanisme partai.

"SBY bukanlah salah seorang pendiri atau founding fathers Partai Demokrat," ujar Rudiansyah kepada jurnalis, dikutip Kompas.com, "sebab pada akta pendirian Partai Demokrat, tahun 2001, tidak ada nama SBY."

Tentu saja Rusdiansyah tidak bertangan kosong. Ia sertakan beberapa barang bukti tatkala melaporkan AHY ke Bareskrim Polri. Barang bukti itu, antara lain, AD/ART Partai Demokrat tahun 2001, AD/ART Partai Demokrat tahun 2020, dan SK Kemenkumham tahun 2020.

Berdasarkan barang bukti tersebut, Rusdiansyah menduga AHY telah memalsukan akta otentik AD/ART tentang pendiri Partai Demokrat.

Benarkah SBY bukan pendiri Partai Demokrat? Jhoni Allen Marbun, dilansir tagar.id, turut angkat suara. Ia tegaskan bahwa SBY tidak tercatat di dalam akta pendirian Partai Demokrat. Adapun Partai Demokrat didirikan oleh 99 orang. Nama SBY tidak ada di sana.

Jhoni mengatakan, "Fakta sejarah yang benar, Partai Demokrat diaktakan di notaris oleh 99 orang pendiri partai di Jakarta."

Sekum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang itu juga mengungkap fakta bahwa SBY baru muncul pada acara Partai Demokrat di Bogor setelah mundur sebagai anggota kabinet Megawati. Kala itu, Jhoni mengaku sebagai ketua panitia penyelenggara.

"Demi Tuhan, saya bersaksi bahwa SBY tidak berkeringat sama sekali, apalagi berdarah-darah, sebagaimana pernyataannya di berbagai kesempatan," ujar Jhoni.

Jhoni juga mengungkapkan bajwa SBY baru bergabung setelah Partai Demokrat dinyatakan lolos verifikasi oleh KPU. Pada saat itu, SBY menyetor nama istrinya, Ani Yudhoyono, sebagai wakil ketua umum, sekaligus memberikan donasi sebesar Rp100 juta.

Pada sisi lain, laman demokrat-diy.or.id melansir data yang berbeda. Pendirian Partai Demokrat bermula pada rapat di Apartemen Hilton. 12 Agustus 2001. Rapat tersebut dipimpin langsung oleh SBY.

Rapat tersebut menghasilkan tim pelaksana yang akan menggodok rencana pendirian partai. Tim itu terdiri atas (1) Vence Rumangkang, (2) Achmad Yani Wahid, (3) Achmad Kurnia, (4) Adhiyaksa Dault, (5) Baharuddin Tonti, dan (6) Shirato Syafei.

Sepekan kemudian, 19 Agustus 2001, diskusi tentang pendirian partai kembali digelar. Kali ini berlangsung di lingkungan kantor Menkopolkam tempat SBY pernah berdinas. Diskusi dipimpin oleh Achmad Yani. Dari sanalah ide pendirian Partai Demokrat menguat.

Keesokan harinya, 20 Agustus 2001, Vence Rumangkang atas bantuan Sutan Bhatoegana mulai bergerak. Ia membentuk Tim 9, sekalipun anggotanya berjumlah 10 orang. Tim itulah yang lantas mengumpulkan 99 orang sebagai pendiri partai untuk didaftarkan di notaris.

Pada 9 September 2001, bertempat di lantai 11 Gedung Graha Pratama, di hadapan notaris Aswendi Kamuli, S.H., 99 orang menyatakan diri sebagai pendiri Partai Demokrat dan menandatangani akta pendirian. Sebanyak 53 orang tidak hadir, tetapi menguasakan kepada Vence Rumangkang.

Pada hari itu juga kepengurusan pertama disusun. Ketua Umum dijabat oleh Subur Budhisantoso, Prof. Dr. Irsan Tanjung menjabat Sekretaris Jenderal, dan Vece Rumangkang sebagai Bendahara Umum.

Berdasarkan fakta di atas, nama SBY memang tidak tercatat dalam akta notaris pendirian partai. Namun, terlihat jelas bahwa SBY merupakan inisiator atau penggagas. Apalagi sudah marak dalam ingatan khalayak, Demokrat memang didirikan untuk menjadi kendaraan politik SBY menuju kursi presiden.

Bagaimana kisah selanjutnya? Perseteruan mungkin masih memakan banyak episode. AHY pasti tidak akan tinggal diam. Kuda-kuda harus dipancang, jurus harus dipencakkan. Selaku ketum dan putra sang penggagas, AHY tidak boleh mengalah.

Alamat makin seru. Jadi, mari kita gelar tikar. Kita tonton sinetron politik ini hingga kisruh Partai Demokrat tamat. [kp]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun