Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

SBY Kualat, Moeldoko Bengal: Haruskah AHY Bengong?

6 Maret 2021   07:40 Diperbarui: 6 Maret 2021   08:09 1996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moeldoko tersenyum semringah (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)

Kedua, AHY boneka belaka. Catat ini. Agus Harimurti Yudhoyono adalah Ketua Umum Partai Demokrat. Itu betul. Bukan Susilo Bambang Yudhoyono. Jika kader Partai Demokrat terus-terusan menyeret SBY dan mengabaikan AHY, kapan AHY akan matang selaku politikus?

Seandainya benar pihak Partai Demokrat ingin mengadakan unjuk rasa di Istana Negara, cukup AHY yang pimpin. Loh, jangan salah sangka. AHY itu mantan tentara. Ia pernah memimpin kompi. Masak iya pimpin demonstrasi saja harus ditangani mantan presiden.

Ada cara yang lebih elegan. Apabila KLB Deli Serdang dianggap liar atau ilegal, segera laporkan ke pengadilan. Jangan sibuk memakai media sosial sebagai corong bersedih-sedih. Giring semua inisiator KLB Deli Serdang ke pengadilan. Termasuk Moeldoko yang bandel itu. Semuanya.

Kenapa demikian? Itu untuk menjaga citra partai. Jika membela nasib partai saja cengeng nian, apa lagi membela nasib rakyat. Tanggapan sedemikian tidak boleh mencuat ke permukaan. Andi Arief dan kader Demokrat harus berjuang mati-matian. Tentu saja di bawah komando AHY. Bukan SBY. Sedikit-sedikit SBY, apa-apa SBY. Kapan AHY lepas dari bayang-bayang SBY?

Dua alamat itu, dalam hemat saya, akan menjadi bumerang apabila terus-menerus dilakukan oleh Andi Arief. Publik saat ini tengah menungguh kedewasaan AHY. Jika ia berhasil mengatasi konflik internal PD, namanya akan berkibar. Hal itu lebih murah dibanding pasang ratusan baliho.

Gelombang simpati rakyat mengalun dengan indah apabila seorang mayor sukses menjinakkan seorang jenderal. Bayangkan: AHY yang ganteng menaklukkan Moeldoko yang bengal. Daya pikatnya jauh lebih menjanjikan dibanding terus merengek laksana korban.

Langkah yang mesti diambil AHY tidak rumit. Mudah. Sederhana. Laporkan inisiator KLB ilegal. Lengkapi laporan dengan data dan fakta yang sukar disangkal. Tidak berat. Tidak ruwet. Jikalau terus-terusan bergaduh di media sosial, asumsi publik justru berpotensi negatif.

AHY tinggal susun konsep tuntutan.: "Pak Hakim dan Pak Jaksa, izinkan saya memohon keadilan. Moeldoko bandel sekali. Partai saya diobok-obok. Mau-maunya ia menjadi Ketum Gadungan. Ini data dan fakta pendukung laporan saya. Sekian dan terima kasih, Pak Hakim dan Pak Jaksa." [kp]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun