Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hati Tidak Pernah Salah Sekalipun Jatuh Berkali-kali

17 Januari 2021   23:59 Diperbarui: 18 Januari 2021   00:04 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbahagialah saat kamu terbangun (Ilustrasi: indiatimes.com)

08.00 WIB

Pada tahun kelima setelah kami yakin bahwa kami sama-sama jatuh cinta, Diari, aku merasa bahwa aku belum sanggup memenuhi janji untuk membahagiakan hatinya. Aku sedih, Diari. Sedih sekali. Jangan-jangan aku telah menyeretnya ke lubang nelangsa alih-alih mengantarnya ke bilik bahagia.

Sebenarnya, Diari, aku punya cinta yang menggerakkan dan menggugah untuknya. Bahkan, mengubah. Aku tidak yakin bahwa cintaku akan terus menjauhkan dia dari perasaan tidak bahagia, mengeluarkan hatinya dari ruang derita, dan mengubah air mata merana di matanya menjadi air mata kebahagiaan.

Akan tetapi, Diari, maaf. Aku takut malah dia tidak bahagia karena aku. Aku takut di terkungkung di sel derita karena aku. Aku takut air yang mengalir dari matanya adalah gejala kemeranaan gara-gara aku.

Sungguh, Diari, aku tidak ingin membuat batinnya semenderita itu.

Contoh sederhana saja, Diari. Aku paling tidak suka pada penghakiman "cowok selalu salah, cewek selalu benar". Aku berusaha keras mengabaikan kalimat itu. Namun, kadang-kadang aku malah menjatuhkan seluruh kesalahan kepadanya dan menjauhkan kesalahan dari diriku. Aku juga sukar benar meminta maaf sampai dia yang harus mencairkan batu es kemarahan di antara kami.

Sebenarnya, Diari, ada kalimat yang sedikit lebih tepat. Cowok suka keras kepala kalau merasa benar, cewek sering kepala batu meskipun tahu dirinya salah. Nah, aku ada pada kalimat sebelum tanda koma. Kau, Diari, tentu bisa membedakan dengan baik antara "keras kepala" dengan "kepala batu".

Meski begitu, Diari, aku akan terus belajar membahagiakan hatinya. Aku akan mati-matian mencari dan menemukan cara untuk membahagiakan hatinya. Sesukar apa pun, sepelik apa pun. Aku harus mampu, sebab itulah jalan bagiku untuk membahagiakan hatinya.

Bagiku, membahagiakan hatinya adalah cara terbaik untuk membahagiakan diriku sendiri. Kenapa? Hatiku baru merasa bahagia jikalau ia bahagia. Maka dari itu, mau tidak mau aku harus mau dan mampu membahagiakan hatinya.

Bangunlah esok pagi dengan hati digelimuni rasa bahagia (Ilustrasi: livescience.com)
Bangunlah esok pagi dengan hati digelimuni rasa bahagia (Ilustrasi: livescience.com)
13.15 WIB

Aku biarkan hatiku jatuh berkali-kali di hati yang ia inginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun