Ada juga Adama Traore yang musim lalu terus mencuri perhatian setelah tokcer selama membela Wolverhampton Wanderes.
Ada yang pergi kemudian kembali; ada yang pergi dan belum kembali; ada juga yang pergi dan tidak pernah kembali. Riqui bisa memilih salah satu dari tiga pilihan itu. Ada opsi keempat, yakni bertahan di Barcelona, tetapi itu bukanlah pilihan bijak jika masa depan Riqui yang dijadikan alasan.
Ketika seorang pelatih menyatakan bahwa ia tidak memasukkan pemain tertentu dalam skema permainannya, pemain tidak bisa melakukan apa-apa. Bertahan dan menjadi pembangkang tidaklah bagus bagi pemain masa depan sekelas Riqui.
Sejatinya disebut "tidak membutuhkan kamu" tiada berbeda dengan "silakan angkat kaki". Sama-sama pengusiran. Penyuka sepak bola tentu lebih suka mutiara terasah dan bersinar daripada dibenamkan ke dalam lumpur dan hilang selamanya.
Kesempatan menjadi penerus Xavi Hernandez atau Andres Iniesta Lujan masih terbuka. Kalaupun pergi menjadi satu-satunya cara untuk kembali, ambil peluang itu. Sungguhpun pergi dan tak pernah pulang merupakan jalan terbaik, silakan raih potensi itu.
Dalam laporannya, RAC1Â menyatakan bahwa Koeman sudah pasti mendepak Riqui. Tidak perlu syok, Riqui. Tidak usah pula patah semangat. Ketika semua pintu tertutup, mana tahu ada jendela yang terbuka.Â
Jika semua pintu dan jendela tertutup, siapa tahu masih ada celah bagi harapan. Yang penting Riqui tidak mendobrak pintu atau mencongkel jendela, khawatir dituduh maling.
Seniman lapangan hijau mesti beraksi di lapangan hijau, bukan mencangkung di bangku cadangan.
Salam takzim, Khrisna Pabichara