Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Biarkan PA 212 Menumpahkan Retorika Bela Agama

27 Juni 2019   10:27 Diperbarui: 27 Juni 2019   12:41 2445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi massa di Jalan Medan Merdeka Barat pada Rabu, 26/6/2019 | Foto: TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat

Coba kita lihat. Fantasi kemenangan sudah dirayakan dengan deklarasi dan sujud syukur. Hati juga sudah berbunga-bunga karena kehadiran persentase kemenangan, sekalipun angkanya berubah-ubah. Akan tetapi, celah kalah tidak pernah sanggup ditutupi serapat-rapatnya. Mengapa? Karena kemenangan itu berakar pada lubang fantasi yang menganga lebar.

Bisakah kita menerima kenyataan bernama kekalahan dengan lapang dada? Tidak semua pihak bisa menerima kekalahan. Pasti ada segelintir orang, baik di kubu Prabowo maupun Jokowi, yang sulit menerima kekalahan. Inilah titik tumpunya. Jadi, jangan recehkan perasaan orang yang kalah. Sedihnya minta ampun, sakitnya bukan main.

Dengan demikian, terlepas dari hasil permufakatan para Hakim MK, biarkan PA 212 menumpahkan fantasinya. Kalaupun nanti mereka tidak mampu menerima kekalahan, andai gugatan TKH Prabowo-Sandi ditolak, itu sesuatu yang fantastis. Mengapa? Sebab, agama punya "kurikulum ikhlas" yang dijabarkan lewat "bidang studi Tulus".

Singkat cerita, berikan ruang bagi PA 212 untuk berekspresi. Mau mereka sebut aksinya dengan bela agama, biarkanlah. Mau mereka sebut halalbihalal, biarkanlah. Biarkan mereka bahagia. [khrisna]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun