Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengintip Suasana Desa Terkaya di Kolong Langit

11 Juni 2019   05:00 Diperbarui: 11 Juni 2019   08:01 5498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baja hasil produksi warga Desa Huaxi | Foto: Reuters/Carlos Barria

Desa Huaxi didirikan pada awal 1960-an oleh Wu Renbao, Sekretaris Komite Partai Komunis, di atas tanah seluas 240 ekar (acre). Luas desa berjuluk Surga Sosialis itu setara dengan luas Kota Vatikan. 

Meski punya harta berlimpah, Wu tidak tergiur membangun perusahaan di kota besar. Ia bertahan di desanya. Arkian, Wu mendirikan 12 perusahaan industri multisektor, dari tekstil hingga baja, di Desa Huaxi. 

Pada 1998, Huaxi merambah bursa saham Cina. Warga desa kontan menjadi pemegang saham perusahaan industri multisektor yang terdaftar di bursa dan dibayar seperlima dari keuntungan tahunan.

Baja hasil produksi warga Desa Huaxi | Foto: Reuters/Carlos Barria
Baja hasil produksi warga Desa Huaxi | Foto: Reuters/Carlos Barria
Selain itu, warga desa selaku pekerja di perusahaan tersebut menerima imbalan berlimpah. Rata-rata pendapatan warga desa mencapai Rp230 juta per tahun. 

Hanya saja, penduduk Huaxi harus menebusnya dengan "harga yang mahal". Setiap orang bekerja tujuh hari seminggu tanpa libur akhir pekan. Doktrin yang terpacak di benak warga adalah "demi kebaikan desa yang lebih besar".

Empat dekade kemudian, Huaxi sudah didaulat sebagai desa terkaya sedunia. Sekitar sepertiga dari pendapatan desa berasal dari industri besi dan baja. Huaxi mengimpor bahan baku dari India dan Brasil, mengolahnya, kemudian mengekspor produknya kepada kurang lebih 40 negara.

Suasana Desa Huaxi pada masa awal pembangunan Surga Sosialis | Foto: Rocketnews
Suasana Desa Huaxi pada masa awal pembangunan Surga Sosialis | Foto: Rocketnews
Tiga Fasilitas Mewah bagi Warga
Menurut sebagian pengamat perdesaan yang dilansir Next Shark, Desa Huaxi dipandang sebagai propaganda Cina belaka. Tujuannya semata-mata demi menunjukkan bagaimana mengubah desa miskin menjadi desa kaya.

Di desa Huaxi, cita-cita sosialis dipadukan dengan model ekonomi modern. Kendati demikian, warga desa menikmati hidup mewah di Desa Huaxi. Tujuh hari bekerja tanpa libur akhir pekan justru menumbuhkan daya juang alih-alih melumpuhkan semangat hidup. Mereka bekerja keras dan menerima imbalan setimpal.

Vila mewah yang berjajar rapi di Desa Huaxi | Foto: Rocketnews
Vila mewah yang berjajar rapi di Desa Huaxi | Foto: Rocketnews
Tidak ada rumah kumuh, gang sempit yang becek, dan tempat sampah penebar bau busuk di seluruh penjuru Huaxi. Rumah-rumah berjajar rapi dengan arsitektur seragam. Jalan-jalan beraspal mulus. Tata ruang desa dirancang sedemikian rupa agar nyaman dan aman ditempati.

Setidaknya, setiap warga menikmati tiga fasilitas berkelas eksekutif.

Pertama, rumah hunian. Sebelum menjadi seperti sekarang, penduduk Huaxi mendiami rumah layaknya penduduk desa lain di Tiongkok. Sekarang tidak lagi. Setiap keluarga menempati sebuah vila mewah lengkap dengan segala tetek-bengeknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun