Seram juga kalau diulang terus yang menang tetap Pak Jokowi. Bukan apa-apa, selisih suara belasan juta itu bukan angka yang sedikit. Itu kalau bukti kecurangan memungkinkan tuntutan terpenuhi. Kalau buktinya abal-abal, ya, kasihan juga. Sudah ada pengalaman, kok. Kecuali nanti bukti yang diajukan BPN lebih moncer daripada sebelumnya. Bukan tong kosong yang nyaring bunyinya.Â
Namun, saya yakin bahwa BPN sudah mengantisipasi hal demikian. Itu sebabnya yang digaungkan sekarang adalah permintaan mendiskualifikasi pasangan 01. Itu juga bukan perkara yang mudah.
Ingat, pilpres bukan adu gundu anak bocah yang kalau satu pihak curang langsung bisa diulang. Atau, yang curang dikeluarkan dari permainan. Tidak segampang itu. Dalam hal terjadi pelanggaran administratif, seperti termaktub dalam Pasal 463 UU No. 7 Tahun 2017, Paslon Capres-Cawapres bisa didiskualifikasi.
Mula-mula laporkan dulu ke Bawaslu. Di Bawaslu, laporan akan ditindaklanjuti. Jika bukti masih tautan berita, ya, kiamat bagi Pak Prabowo. Apalagi tidak mudah mengejar selisih 16 juta suara. Jika sudah begini, lapang dada sangat dibutuhkan.
Lagi pula, Pak Prabowo sebenarnya tidak kalah. Karena ini kontestasi alias persaingan, Pak Prabowo juara dua. Ini prestasi luar biasa. Belum pernah ada kandidat yang berkali-kali maju dan berkali-kali pula juara dua. Pak Prabowo sungguh luar biasa.
Lantas apa yang sebaiknya Pak Prabowo lakukan sekarang? Sebaiknya Pak Probowo menjewer seluruh anggota BPN kalau tidak berhasil membuktikan kecurangan. Ingat, nama Prabowo yang dikenang sejarah. Bukan Dahnil atau Faldo atau Arief Poyuono.
Mestinya Pak Prabowo berterima kasih kepada Fadli Zon. Penggawa Gerindra itu pernah menggagas jajak pendapat. Hasilnya mirip dengan hasil hitung manual. Artinya, Fadli sudah mencium bau kemenyan kekalahan. Ajaibnya, cuitan Fadli dianggap angin lalu.Â
Kelemahan bisa diperkuat, kekurangan bisa diperlebih. Jangan pernah menyerah. Itu cuplikan pidato Pak Prabowo. Saya cuma mengingatkan. Pak Prabowo evaluasi tim buat persiapan Pilpres 2024.
Akhirnya: Jangan sedih, Pak Prabowo. Masih ada Pilpres 2024. [khrisna]