Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Senandung Luka di Parc des Princes

9 Maret 2019   21:17 Diperbarui: 10 Maret 2019   00:18 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Grafis: pngdownload.id

Racikan Solksjaer ternyata moncer. Lukaku sudah merobek gawang Buffon ketika laga baru berjalan dua menit. Manakala PSG menyamakan skor lewat Juan Bernat pada menit 12, Setan Merah tidak mengendurkan serangan. Lukaku menceploskan bola lagi ke gawang PSG. Pada menit ke-30, bola sepakan Rashford muntah dari pelukan Buffon. Lukaku mengguratkan harapan bagi MU, sekaligus menggaritkan luka bagi PSG.

Tiga pemain belia tampil militan dan brilian. Di kubu lawan, Mbappe dan Cavani (masuk sebagai pengganti) tidak bebas bergerak. Tinggal satu gol maka sejarah baru tercipta. Dalot beraksi. Tendangan spekulasinya pada menit ke-90 membentur tangan Kimbempe.

Wasit menunjuk titik putih setelah meninjau VAR. Rashford memusnahkan ambisi Buffon. Gol ketiga tercipta. Skor sudah 3-1 dengan agregat 3-3. Setan Merah lolos ke perempat final setelah sembilan menit waktu tambahan berlalu tanpa gol.

Sejarah baru terukir. Solksjaer menorehkan tinta emas. Ia menunjukkan hakikat harapan kepada seluruh pencinta sepak bola. Ia mempertunjukkan esensi "tidak boleh menyerah" kepada kita.

Latar Foto: twitter.com/ManUtd
Latar Foto: twitter.com/ManUtd
Gelegar Harapan dan Kenyataan Pahit

Motivator lazimnya hanya mengungkit gelegar harapan dan jarang mengangkat kenyataan pahit. Ya, kita memang harus menjauhi kata putus asa. Akan tetapi, kita juga harus menyadari bahwa hidup berkaitan dengan garis tangan alias takdir.

Berbicara tentang harapan, seorang pendaki asal Jepang layak ditabalkan sebagai contoh. Para pendaki di seantero dunia mengakui semangat Nobukazu Kuriki. 

Sekalipun tujuh kali gagal mencapai puncak Everest, ia tidak membuatnya patah arang.

Pada 2009, Kuriki mengurungkan mimpi melambaikan bendera di puncak Himalaya. Otoritas Cina memasaknya supaya membatalkan pendakian karena cuaca yang amat ekstrem.

Tahun berikutnya, 2010, Kuriki kembali menggeletarkan semangat. Kali ini ia mendaki Himalaya dari sisi Nepal. Namun, cuaca buruk dan kecelakaan fatal yang menimpa krunya memaksa dirinya kembali menunda hajat. Ia gagal lagi menaklukkan puncak tertinggi di dunia.

Meski begitu, Kuriki tidak jera. Ia kembali mendaki pada 2011. Ia lagi-lagi bernasib nahas. Harapannya punah gara-gara persediaan gas dirusak dan stok makanan digondol oleh sekawanan burung gagak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun