Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Selamat Datang Bulan Kesalahan Berbahasa Indonesia

9 Agustus 2018   19:14 Diperbarui: 10 Agustus 2018   10:46 2500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (Kompas/Handining)

Peletakan ke-73. Sebenarnya itu penanda usia, bukan urutan. Penempatannya akan menentukan maknanya. Jika kita salah taruh, maknanya akan bergeser menjadi 'penanda urutan' atau 'penanda jumlah'.

HUT RI KE-73. Posisi 'ke-73' ditaruh setelah RI. Dengan demikian, tanpa sadar kita menyatakan bahwa RI itu banyak. Bisa 73, bisa 173. Jika peletakan 'ke-73' di belakang RI maka yang sedang berulang tahun adalah RI yang ke-73. Mungkin bulan besok, September 2018, giliran RI ke-74 yang berulang tahun.

Sumber: nusanet
Sumber: nusanet
Padahal kita semua tahu bahwa Republik Indonesia itu cuma satu. Bukan tiga atau tujuh, apalagi sampai 73. Jika logika ini kita pakai maka keliru pula slogan "NKRI HARGA MATI". Jikalau kita mau sedikit berseloroh, kita bisa menanyakan NKRI mana atau NKRI keberapa yang kita bela mati-matian. Sepele. Remeh. Tetapi kelirunya bukan kepalang.

Bagaimana penulisan yang tepat? 

Mudah sekali. Geser saja 'ke-73' itu ke belakang HUT. Jadi, "HUT KE-73 RI". Dengan demikian, 'ke-73' menerangkan kata 'HUT'. Bukan menjelaskan jumlah 'RI'. Jikalau ada yang iseng menanyakan HUT yang keberapa, tentu akan gampang kita jawab. Tahun ini HUT ke-73.

Hal serupa terjadi pada ucapan "DIRGAHAYU RI KE-73". Ubah saja posisi 'ke-73' dan letakkan setelah 'dirgahayu'. Tidak ada yang susah. Bagaimana kalau sudah telanjur ditulis dan dipampang? Ganti saja. Harga cat tidak seberapa dibanding nasionalisme kita yang mengolok-olok RI apabila salah taruh 'ke-73'.

Lain soal jika kita mengatakan "Selamat Ulang Tahun Anto ke-73". Ya, boleh jadi kita punya ratusan sahabat atau kerabat yang bernama Anto. Kebetulan saja yang sedang berulang tahun ialah Anto yang ke-73. Beres perkara.

Bagaimana kalau ternyata Anto cuma satu? Penulisannya keliru. Yang tepat: Selamat Ulang Tahun ke-73, Anto". Akan tetapi, rasanya mustahil kita cuma punya seorang teman yang bernama Anto. Mungkin ada yang bernama Mugiyanto, Supriyanto, Apriyanto, atau Haryanto.

Mungkin ada segelintir di antara kita yang berpikir buat apa hal sesepele itu diurusi. Mungkin, ya. Tidak apa-apa. Biarkan saja. Yang penting segelintir yang lain sudah menyampaikan bahwa "ada sesuatu yang keliru" dan "berusaha memperbaiki kekeliruan tersebut".

Bila untuk urusan sepele saja kita tidak becus menanganinya, bagaimana kita berharap mampu mengurus perkara-perkara rumit dan pelik? Kalau yang ringan-ringan saja berasa berat bagi kita, bagaimana kita bermimpi mengangkat yang berat-berat?

Sesederhana itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun